Cerita Cagub Jateng Ahmad Luthfi, Transisi dari Dinas Polri Jadi Sipil

Cerita Cagub Jateng Ahmad Luthfi, Transisi dari Dinas Polri Jadi Sipil

Terkini | inews | Jum'at, 27 September 2024 - 06:35
share

SEMARANG, iNews.id - Calon Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengakui punya kesulitan tersendiri baginya untuk transisi dari anggota Polri aktif menjadi masyarakat sipil. Salah satunya terbiasa dengan 'perintah' kini harus lebih luwes.

Hal itu diungkapkan Luthfi saat ngopi bareng wartawan di sebuah kafe Jalan Sriwijaya, Kota Semarang, Rabu (25/9/2024) malam.

Lutfi datang dengan terlihat santai, mengenakan kaus oblong dan celana jeans.

“Gimana ada perubahan apa dari saya?,” tanya Luthfi ke puluhan wartawan yang hadir.

“Terlihat lebih fresh Pak, lebih santai,” ucap beberapa wartawan.

Luthfi tertawa lepas mendengar respons wartawan. Malam itu, dia ditemani AS Sukawijaya alias Yoyok Sukawi yang juga Calon Wali Kota Semarang serta Letjen TNI (Purn) Anto Mukti (AM) Putranto Ketua Tim Pemenangan di Pilgub Jateng 2024.

“Mereka ini (wartawan) sudah sering bareng saya waktu tugas di Polda Jateng, jadi sudah hafal,” ujar Luthfi.

Luthfi merupakan mantan Kapolda Jateng. Dia cukup lama berdinas di Jateng. Saat menjabat perwira tinggi, mulai Brigjen Luthfi Wakapolda Jateng sebelum kemudian naik jadi Kapolda Jateng berpangkat Irjen.

Lebih dari 7 tahun periodenya di Polda Jateng. Luthfi kemudian naik satu bintang lagi jadi Komisaris Jenderal Polisi bertugas di luar struktur Polri, tepatnya pada Kementerian Perdagangan sebelum 'pensiun dini' karena ikut kontestasi Pilkada Jateng.

“Ngopi bareng ini, saya kangen temen-temen media (ketika sering berjumpa di Polda Jateng), ingin rileks saja ini, bukan one way communication,” ucapnya.

Luthfi kemudian bercerita memang saat ini ada dinamika tersendiri dalam dirinya.

“Perubahan dari dinas ke civil society ternyata susah. Walaupun sudah coba. Jadi harus latihan lagi, walaupun muncul lagi (pola komunikasi kedinasan). Biasanya petunjuk, perintah, tapi ternyata harus diganti yang lebih luwes,” katanya.

Akhirnya, tanpa ambil pusing Luthfi mencoba terus bersikap santai termasuk pola komunikasinya.

“Ternyata saya pakai bahasa Jawa, ilang kabeh (hilang semua) formalitasnya, Jawa lebih halus, keakraban muncul. Kalau pakai bahasa Indonesia dengan intonasi tertentu, maknanya bisa berbeda. Pak Putranto (AM Putranto) juga mengalami (transisi pernah dinas di militer menjadi sipil),” katanya.

AM Putranto mengatakan saat ini masyarakat suka yang natural, alami.

“Kalau alami otomatis alam akan mendukung,” ujarnya.

Dia juga menanggapi soal insiden calon Gubernur Andika Perkasa yang terlihat menyodorkan tangan hendak bersalaman dengan Kapolda Jateng Irjen Pol Ribut Hari Wibowo dan Pj Gubernur Jateng Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana namun terlihat tak direspons.

“Soal salaman itu, saya pikir (itu kan) sudah mau pulang apa harus salaman lagi, (beberapa saat sebelumnya) salaman kok, pelukan, saya di dalam kok melihat. Pak Pj (Nana Sudjana) sampai WA ke saya, istilahnya kok ramai di media seperti itu, saya jawab tidak usah takut Pak,” kata AM Putranto yang merupakan teman satu leting Andika Perkasa di Akmil 1987.

Pada kegiatan malam hari itu, Luthfi juga mengenalkan dua juru bicaranya, yakni Ibnu Riza dan Dara Sarasvati. Keduanya adalah anak muda, influencer dan konten kreator.

Topik Menarik