Israel Harus Disalahkan atas Terhentinya Upaya Gencatan Senjata di Lebanon

Israel Harus Disalahkan atas Terhentinya Upaya Gencatan Senjata di Lebanon

Terkini | inews | Jum'at, 27 September 2024 - 06:37
share

DUBAI, iNews.id - Israel harus disalahkan atas terhentinya tiba-tiba momentum proposal gencatan senjata Lebanon. Hal itu disampaikan beberapa diplomat senior kepada Alarabiyah.

Pada Kamis (26/9/2024) kemarin, Israel dengan tegas menolak desakan untuk gencatan senjata selama 21 hari di Lebanon. Padahal, usulan itu diajukan oleh sejumlah negara yang dipimpin oleh sekutu utama Israel, Amerika Serikat. Sebaliknya, Tel Aviv bersumpah untuk terus memerangi para pejuang Hizbullah sampai Israel meraih kemenangan.

Pengeboman Israel terhadap benteng-benteng Hizbullah di sekitar Lebanon telah menewaskan ratusan orang minggu ini. Sementara kelompok militan tersebut telah membalasnya dengan serangan roket ke Israel.

"Tidak akan ada gencatan senjata di wilayah utara (Israel). Kami akan terus berjuang melawan organisasi teroris Hizbullah dengan seluruh kekuatan kami hingga kemenangan diraih dan penduduk wilayah utara dapat kembali ke rumah mereka dengan selamat," kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, dalam sebuah postingan di X.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, dia bahkan tidak menanggapi usulan gencatan senjata dari AS dkk. Sebaliknya, Netanyahu telah memerintahkan militer zionis untuk melanjutkan pertempuran dengan kekuatan penuh.

Amerika Serikat, Prancis, dan sekutu lainnya menyerukan penghentian perang di Lebanon selama 21 hari. Seruan itu muncul setelah Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu di sela-sela Majelis Umum PBB di New York.

Menurut kedua pemimpin Barat itu, situasi di Lebanon kini tidak dapat ditoleransi lagi. "Dan tidak menguntungkan siapa pun, baik rakyat Israel maupun rakyat Lebanon," kata mereka dalam pernyataan bersama.

Ironisnya, Israel mengumumkan bahwa pihaknya telah mengamankan paket bantuan militer baru senilai 8,7 miliar dolar AS dari Amerika Serikat untuk mendukung zionis dalam konflik yang tengag berlangsung di Timur Tengah. Hal itu memperlihat sikap munafik AS dan keengganan Washington DC untuk menggunakan bantuan militernya sebagai daya ungkit untuk gencatan senjata di Timur Tengah.

Topik Menarik