Miris, Dokter Spesialis di Indonesia Kebanyakan Hanya di Pulau Jawa

Miris, Dokter Spesialis di Indonesia Kebanyakan Hanya di Pulau Jawa

Gaya Hidup | inews | Selasa, 17 September 2024 - 18:53
share

JAKARTA, iNews.id - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, salah satu masalah kesehatan yang dihadapi Indonesia adalah tidak meratanya persebaran dokter spesialis.

Parahnya, hingga 2024 dokter spesialis masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Artinya, masih banyak provinsi di luar Jawa yang tidak memiliki dokter spesialis.

"59 persen dokter spesialis masih terkonsentrasi di Pulau Jawa," ungkap Wamenkes Dante dalam Dialog FMB9, Selasa (17/9/2024).

Wamenkes Dante  ungkap kondisi dokter spesialis Indonesia yang belum merata di Indonesia. (Foto: Youtube)
Wamenkes Dante ungkap kondisi dokter spesialis Indonesia yang belum merata di Indonesia. (Foto: Youtube)

Karena kondisinya begitu, pemerintah dalam hal ini Kemenkes membuka keran beasiswa dengan sistem afirmasi kepada dokter-dokter terbaik di daerah. Beasiswa diberikan menggunakan skema Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan bantuan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Ada syarat khusus yang harus dijalani untuk bisa mengikuti beasiswa ini, yaitu dokter yang telah menyelesaikan beasiswa harus kembali ke daerahnya untuk mengabdi dan bekerja sebagai dokter spesialis.

"Beasiswa dengan skema LPDP dan bantuan beasiswa Kemenkes 1 tahun sekitar 3000 beasiswa, dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dengan LPDP untuk memberikan biaya hidup kepada dokter umum yang ingin melanjutkan dokter spesialis dengan syarat harus kembali lagi ke daerahnya untuk mengabdi dan bekerja sebagai dokter spesialis," paparnya.

Di sisi lain, Wamenkes Dante mengatakan bahwa yang menjadi garda terdepan saat ini  adalah dokter umum, bukan dokter spesialis. Terlebih, jumlah dokter umum di Indonesia pun masih kurang banyak.

"Jumlah dokter umum yang ada di Indonesia itu sekitar 150 ribu orang. Kita masih kekurangan 120 ribu orang lagi," jelasnya.

"Sedangkan pendidikan dokter umum yang diproduksi oleh institusi pendidikan fakultas kedokteran di Indonesia dalam 1 tahun hanya menghasilkan 12.000 orang. Jadi, kalau kita tidak melakukan apa-apa kebutuhan ini baru akan tercapai 10 tahun yang akan datang," sambung Wamenkes Dante.

Topik Menarik