Gagal Ginjal Bisa Cuci Darah di Puskesmas dan Klinik, Kemenkes: Kita Sudah Punya X-Ray dan Dialyzer

Gagal Ginjal Bisa Cuci Darah di Puskesmas dan Klinik, Kemenkes: Kita Sudah Punya X-Ray dan Dialyzer

Gaya Hidup | inews | Selasa, 17 September 2024 - 10:55
share

JAKARTA, iNews.id - Gagal ginjal dan TBC merupakan salah satu penyakit katastropik yang membutuhkan biaya besar dalam pengobatannya. Penyakit katastropik masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. 

Maka itu, Kementerian Kesehatan memberikan perhatian khusus pada penyakit katastropik. Salah satunya mengedukasi pasien gagal ginjal dan TBC melakukan perawatan di klinik dan puskesmas.

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Lucia Rizka Andalucia mengatakan, saat ini kita baru saja memiliki dua alat kesehatan lokal yaitu Mobile X-Ray dan Dialyzer.

Lucia menjelaskan, X-ray berfungsi untuk melakukan rontgen secara mobile. Bisa digunakan di klinik dan puskesmas yang bisa mendeteksi penyakit, salah satunya TBC. "Penemuan kasus TBC ini dikonfirmasi dengan alat X-ray sangat penting dan merupakan standar pelayanan kesehatan yang harus diterapkan," kata Lucia. 

Perlu diketahui Mobile x-ray merupakan perangkat radiografi yang dapat dipindahkan atau dibawa ke berbagai lokasi untuk mengambil gambar sinar-x. Berbeda dengan mesin sinar-x stasioner yang biasanya ditempatkan di ruang radiologi di rumah sakit atau klinik. Mesin sinar-x portabel atau mobile ini dirancang untuk digunakan di tempat-tempat yang sulit dijangkau pasien, seperti ruang perawatan intensif (ICU), ruang operasi, atau bahkan di rumah pasien. Alat kesehatan dalam negeri ini telah mendapatkan izin produksi dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).

Lucia menambahkan, selanjutnya ada dialyzer yang berfungsi untuk cuci darah. Alat ini sangat penting untuk pasien gagal ginjal kronik yang akan melakukan cuci darah. Menurutnya, selama ini cuci darah merupakan salah satu penyakit yang berbiaya besar ditanggung BPJS.

"Dengan adanya dialyzer, ketersediaan alat kesehatan di klinik bisa terpenuhi, cepat, murah dan merata di seluruh Indonesia. Dengan demikian, cuci darah bisa dilakukan di klinik dan tidak perlu dirujuk jauh," kata Lucia. 

Berdasarkan data Indonesia Renal Registry, tren peningkatan kasus penyakit ginjal kronis pada 2022 mencapai 63.489 pasien aktif menjalani hemodialisis dan ada 158.929 pasien terdeteksi dengan penyakit gagal ginjal kronik. 

Selain penyediaan obat-obatan untuk terapi penyakit ginjal, diperlukan upaya khusus untuk mendorong ketersediaan alat kesehatan bagi hemodialisis, termasuk dialyzer. Dialyzer merupakan bahan habis pakai (consumables), penting dalam tindakan hemodialisis atau cuci darah (prosedur untuk pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal secara drastis).

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof Ali Ghufron Mukti mengatakan, BPJS tahun lalu ada tanggungan tambahan biaya di rumah sakit sebesar Rp45 triliun. Salah satunya dari penyakit gagal ginjal. "Gagal ginjal ini masuk 10 besar dengan biaya paling besar. Apalagi saat ini orang yang terkena gagal ginjal kronik makin banyak, masih muda sudah kena gagal ginjal, karena pola makan, gaya hidup dan lainnya," kata Prof Ali Ghufron.

Prof Ali Ghufron menambahkan, di  Indonesia, saat ini rumah sakit dan klinik yang bekerja sama dengan BPJS ada sekitar 1.052. Rumah sakit dan klinik ini melayani cuci darah. Maka itu, dengan adanya alat cuci darah ini bisa membantu pasien gagal ginjal untuk cuci darah di puskesmas dan klinik," katanya.

Tidak hanya cuci darah, penyakit TBC di Indonesia juga masih tinggi. Bahkan, lanjut Prof Ali Ghufron, mobile X-ray bisa bantu mendeteksi TBC. Penyakit TBC di Indonesia termasuk tertinggi nomor dua di dunia. Artinya pasien TBC lebih banyak di Indonesia, orang yang meninggal karena TBC lebih banyak daripada Covid-19.

Ya, selain dialyzer, ada juga X-ray. Dua alat ini merupakan inovasi dari PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui PT Forsta Kalmedic Global yang berkomitmen menyediakan inovasi produk dan alat kesehatan (alkes) berkualitas tinggi. Tindakan ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap program pemerintah terkait ketahanan kesehatan nasional demi mendorong kemandirian industri kesehatan dalam negeri. 

"Kalbe percaya melalui penyediaan alat kesehatan produksi Mobile X-ray dan Dialyzer yang diproduksi di dalam negeri, merupakan bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat. Kami mendukung program pemerintah di bidang kemandirian kesehatan, termasuk yang ada dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), industri alat kesehatan menjadi sektor prioritas,” ujar Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Irawati Setiady.

Topik Menarik