Iran Bantah Kirim Rudal Hipersonik ke Houthi Yaman untuk Serang Israel

Iran Bantah Kirim Rudal Hipersonik ke Houthi Yaman untuk Serang Israel

Berita Utama | inews | Selasa, 17 September 2024 - 03:30
share

TEHERAN, iNews.id - Presiden Iran Masoud Pezeshkian membantah tuduhan negaranya mengirim rudal hipersonik kepada kelompok Houthi Yaman. Iran menjadi sasaran tuduhan setelah kelompok Houthi menyerang Israel menggunakan rudal balistik hipersonik yang mencapai Tel Aviv untuk pertama kali pada Minggu (15/9/2024).

Menurut Pezeshkian, tak masuk akal negaranya bisa mengirim rudal ke Yaman tanpa diketahui pihak lain karena jarak kedua negara sangat jauh.

"Diperlukan waktu seminggu bagi seseorang untuk bepergian ke Yaman (dari Iran), bagaimana rudal ini bisa sampai ke sana? Kami tidak memiliki rudal seperti itu untuk diberikan kepada Yaman," kata Pezeshkian, dalam konferensi pers, Senin (16/9/2024). 

Dia menambahkan, Houthi mungkin memiliki teknologi sendiri untuk memproduksi rudal hipersonik.

"Iran tidak mengirim rudal apa pun yang diluncurkan Yaman ke Israel. Iran dan Yaman tentu saja memiliki sudut pandang yang sama mengenai Israel. Kami memiliki kemampuan rudal, tapi Yaman memiliki teknologi sendiri," ujarnya, dikutip dari Sputnik.

Kelompok Houthi merupakan pemberontak Yaman yang memiliki hubungan dekat dengan Iran. 

Sehari setelah meluncurkan rudal balistik ke Israel, militer Houthi mengungkap bahwa rudalnya itu merupakan jenis hipersonik atau bisa melesat jauh di atas kecepatan suara. Dengan kecepatan itu, sistem pertahanan sulit untuk mencegatnya.

Iran pada tahun lalu Iran memamerkan rudal balistik hipersonik pertama buatan dalam negeri. Rudal itu diberi nama Fattah.

Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam bahwa Houthi akan membayar mahal atas serangan tersebut. Rudal tersebut mengejutkan Israel, memaksa warga di beberapa kota, termasuk Tel Aviv, berbondong-bondong ke tempat-tempat perlindungan.

Meski rudal jatuh di area terbuka dan hanya menyebabkan kebakaran lahan, serangan tersebut melukai sembilan orang. Para korban bukan terkena langsung serangan rudal, melainkan dampak dari kepanikan saat menuju tempat perlindungan.

Topik Menarik