Cerita Kompol Syarif, Mimpi Jadi Tentara Kini Jadi Asisten Ajudan Jokowi

Cerita Kompol Syarif, Mimpi Jadi Tentara Kini Jadi Asisten Ajudan Jokowi

Berita Utama | inews | Selasa, 17 September 2024 - 02:45
share

JAKARTA, iNews.id - Kompol Syarif Fitriansyah tak pernah menyangka dirinya akan menjadi salah satu asisten ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Perjalanan hidupnya penuh liku, mulai dari mimpi yang berulang kali terhempas hingga akhirnya mendapat kehormatan mendampingi pemimpin negara. 

Syarif mengaku sejak kecil bercita-cita menjadi tentara, mengikuti jejak ibunya yang merupakan anggota Korps Wanita Angkatan Darat. Ia bahkan pernah mencoba peruntungan di Akademi Militer, TNI Angkatan Laut, ITB, dan UI, Namun, semua upayanya menemui kegagalan.

"Tapi kan dibalik dibalik gitu kegagalan-kegagalan gitu akhirnya kan ada hikmahnya," katanya seperti dikutip dari Youtube SSDM Polri, Senin (16/9/2024).

Titik balik dalam kariernya terjadi pada tahun 2016. Baru saja menikah pada bulan Februari, Syarif menerima panggilan tak terduga dari SDM yang memintanya mengikuti seleksi asisten ajudan Presiden. 

"Waktu itu saya baru menikah dan belum merencanakan bulan madu. Tiba-tiba, saya diminta pulang dari Semarang ke Jakarta untuk mengikuti tes," ujarnya. 

Dari delapan orang yang mengikuti seleksi, hanya dua orang dari masing-masing matra, termasuk dari Polri. Saat proses akhir, para calon asisten ajudan dihadapkan langsung dengan Presiden Jokowi. 

"Deg-degan banget, pertama kali ketemu Presiden. Kami satu per satu ditanya nama, pangkat, dan jabatan oleh Pak Jokowi," kata Syarif.

Setelah beberapa minggu menunggu, Syarif akhirnya dipilih menjadi asisten ajudan. Tugas ini mengharuskannya siap sedia mendampingi Presiden selama seminggu penuh, kemudian diberikan waktu untuk standby selama seminggu berikutnya. 

Pengalaman sebagai asisten ajudan Jokowi tak hanya tentang tugas formal, tetapi juga menyimpan banyak momen mengharukan. Syarif menyaksikan langsung betapa besarnya antusiasme masyarakat terhadap Presiden. 

"Ada yang menangis, terharu, bahkan sujud di depan Bapak. Ada yang genggam tangan Presiden begitu erat, sampai ada yang mau memeluk," katanya.

Dalam perannya, Syarif selalu memastikan bahwa segala kebutuhan Presiden terpenuhi dan tidak menambah beban pekerjaan. 

"Tugas kami adalah membuat presiden merasa nyaman dan lancar dalam menjalankan tugasnya," katanya.

Topik Menarik