Gawat! Netanyahu Dilaporkan Segera Perintahkan Serangan Besar-besaran ke Lebanon
TEL AVIV, iNews.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan merencanakan serangan besar-besaran terhadap kelompok Hizbullah di Lebanon dalam waktu dekat. Sebelumnya kelompok yang didukung Iran itu melancarkan serangan udara masif ke pangkalan militer Israel dekat Tel Aviv yang membunuh lebih dari 20 tentara Zionis.
Stasiun televisi Channel 13 Israel, mengutip seorang pejabat senior pemerintah, melaporkan Netanyahu mengatakan bahwa Israel berada di ambang operasi yang luas dan kuat di garis depan utara, merujuk pada perbatasan dengan Lebanon.
"Belum ada tanggal yang ditetapkan tetapi diharapkan dalam waktu dekat," kata pejabat senior tersebut.
Menurut dia, pernyataan itu disampaikan Netanyahu pada Kami lalu dalam diskusi strategis membahas eskalasi di garis depan utara. Tak disebutkan siapa saja yang hadir di diskusi tersebut.
Kabinet Israel dilaporkan akan bertemu pada pekan depan untuk membahas rencana tersebut.
Sementara itu stasiun televisi KAN melaporkan, Netanyahu yakin perang skala penuh di Lebanon tidak akan mengurangi tekanan militer terhadap Hamas di Jalur Gaza.
Namun, Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant tidak setuju dengan pandangan Netanyahu. Dia menegaskan pasukan yang dikerahkan di Gaza harus dikurangi untuk membantu pertempuran di utara. Perang Israel di Lebanon, jika terjadi, diprediksi akan menambah perpecahan di internal pemerintahan Netanyahu.
Para pejabat Israel juga memperingatkan, setiap langkah untuk mengubah situasi di utara bisa memicu perang skala besar. Iran tak akan tinggal diam jika kelompok proksinya diserang Israel.
Laporan ini muncul tak lama setelah Wakil Sekjen Hizbullah Naim Qassem mengatakan ancaman perang Israel terhadap Lebanon tidak membuat pihaknya takut.
Dia memperingatkan, jika perang meletus, ratusan ribu warga Israel harus mengungsi dengan jarak yang jauh dari perbatasannya.
"Kami tidak punya rencana untuk memulai perang karena kami rasa itu tidak berguna. Tetapi jika Israel melancarkan perang, kami akan menghadapinya dengan perang, dan kerugiannya akan signifikan bagi kami dan mereka," kata Qassem, seperti dilaporkan Kantor Berita Nasional Lebanon.
Hampir 120.000 warga Israel dievakuasi dari perbatasan utara dan selatan (dengan Gaza) sejak perng pada 7 Oktober. Mereka ditampung di hotel-hotel berbagai wilayah Israel.