Terungkap! Pelajar SMK di Malang Tewas Dikeroyok 10 Pesilat Hanya gegara Pakai Baju PSHT

Terungkap! Pelajar SMK di Malang Tewas Dikeroyok 10 Pesilat Hanya gegara Pakai Baju PSHT

Terkini | inews | Jum'at, 13 September 2024 - 15:30
share

MALANG, iNews.id - Nasib tragis menimpa pelajar SMK di Kota Malang berinisial ASA (17) yang menjadi korban pengeroyokan. Dia tewas usai beberapa hari dirawat akibat dikeroyok 10 pesilat anggota Perguruan Setia Hati Terate (PSHT).

Wakapolres Malang Kompol Imam Mustolih mengatakan, duduk perkara pengeroyokan ini bermula ketika korban mengaku sebagai salah satu anggota PSHT. Padahal secara status korban ASA tidak pernah menjadi anggota atau warga PSHT secara resmi.

"Korban ini tidak pernah menjadi warga PSHT yang resmi namun menggunakan atribut logo perguruan silat," ujar Mustolih di Polres Malang, Kepanjen, Malang, Jumat (13/9/2024) siang.

Menurutnya korban dianiaya di dua lokasi berbeda oleh total 10 tersangka. Mereka mengajak korban bertemu di suatu tempat dan terjadi dua kali peristiwa penganiayaan secara bersama-sama.

"Setelah korban dirawat selama 6 hari di rumah sakit, akhirnya pada hari Kamis tanggal 12 September 2024 kemarin dinyatakan meninggal dunia," katanya.

Di sisi lain, Kasatreskrim Polres Malang AKP Muchammad Nur mengungkapkan, bila korban ini awalnya mengunggah foto dengan seragam PSHT di nomor WhatsApp-nya. Unggahan status itu kemudian diketahui salah satu pelaku yang berteman dengan korban hingga menanyakan perihal foto unggahan status WA tersebut.

"Korban ini mengupload status WA kurang lebih bulan Agustus. Setelah itu salah satu pelaku menanyakan kepada korban maksudnya apa seperti itu di-update status," kata Nur.

Akhirnya korban diajak salah satu tersangka berinisial MAS yang merupakan temannya. Dia diajak bertemu di rumahnya lalu ditanyakan maksud dan tujuan mengunggah status WA berpakaian PSHT.

"Karena korban bukan dari anggota perguruan silat, setelah itu korban disuruh membuat video klarifikasi, tetapi setelah itu dibawa pelaku, dipukuli beberapa pelaku di TKP pertama tanggal 4 September 2024," kata Nur.

Di TKP pertama itu ada dua pelaku dewasa dan tiga lainnya masih kategori anak yang menganiaya korban. Tapi di TKP pertama ini korban tidak mengalami luka serius karena hanya dipukul dengan sandal dan menggunakan tangan kosong.

Kemudian korban ASA kembali menerima kekerasan fisik dan dikeroyok sejumlah anggota PSHT di Dusun Petren, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jumat (6/9/2024) malam. Akibatnya korban ASA sempat tak sadarkan diri lalu dibawa ke RS Prasetya Husada, Karangploso sebelum dirujuk ke RST Soepraoen, Kota Malang untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.

Setelah dirawat beberapa hari, korban mengembuskan napas terakhir di RST Soepraoen, Malang pada Kamis pagi (12/9/2024).

Topik Menarik