Kronologi Pelajar SMK di Malang Tewas Dikeroyok Pesilat PSHT, Kepala Dipukul Batu Paving

Kronologi Pelajar SMK di Malang Tewas Dikeroyok Pesilat PSHT, Kepala Dipukul Batu Paving

Terkini | inews | Jum'at, 13 September 2024 - 06:58
share

MALANG, iNews.id - Pelajar SMK di Kabupaten Malang tewas usai dikeroyok anggota perguruan silat. Remaja berinisial ASA (17) yang masih duduk di bangku kelas XI SMK swasta di Kota Malang ini meregang nyawa usai 6 hari dirawat intensif di rumah sakit.

Ayah korban Nanang Kuswanto mengatakan, anaknya dikeroyok sembilan anggota perguruan silat Persatuan Setia Hati Terate (PSHT). Mereka beramai-ramai dengan cara melingkar menganiaya anaknya sebagaimana terekam CCTV.

"Dikeroyok, kelihatan melingkar. Ditendang ke sana, ditendang ke sini. Yang terakhir, ini saksi kuncinya anak perempuan, nanti coba didalami, Alfin ini gegar otak kepalanya sampai pecah, ada paving yang ngepruk (memukul) ke kepalanya," ujar Nanang Kuswanto saat ditemui di rumah duka di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Kamis (12/9/2024).

Dia menyayangkan tindakan teman-teman Alfin yang melakukan kekerasan apalagi sampai memukulkan batu paving ke kepala korban. Pukulan ke batok kepala itulah yang diduga menjadi penyebab kematian korban meski sempat menjalani perawatan di RST Soepraoen, Kota Malang.

"Kalau (dipukul) pakai tangan nggak mungkin sampai memecahkan batok kepala. Ini batok kepalanya retak, kopyor di dalamnya, pendarahan di dalamnya. Jadi jaringan saraf ke otaknya sudah nggak jalan. Itu dipukul dari belakang," katanya.

Selain kekerasan di bagian kepala korban, sang ayah menyebut beberapa bagian anggota tubuh anaknya tak lepas dari sasaran. Di bagian dada misalnya, terdapat luka memar membiru, di bagian pipi juga mengalami luka lebam, tangan dan kaki pun juga mengalami luka memar memerah.

Hasil pemeriksaan medis di dua rumah sakit, yakni RS Prasetya Husada perawatan pertama dan RST Soepraoen, rumah sakit rujukan juga menunjukkan ada luka tersebut.

"Luka dalam cukup parah. Dari segi lambungnya, jantungnya, paru-parunya mengeluarkan darah. Dari rumah sakit (Prasetya Husada), pindah ke Rumah Sakit Soepraoen, alfin selalu memuntahkan darah mulai dari mulut sampai ke hidung," ucapnya.

Sebelumnya, ASA dikeroyok sembilan anggota PSHT di Dusun Petren, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jumat (6/9/2024) malamnya. Akibatnya korban tak sadarkan diri dibawa ke RS Prasetya Husada, Karangploso sebelum dirujuk ke RST Soepraoen, Kota Malang, untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.

Nyawa korban tak bisa diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia Kamis (12/9/2024) pagi di RST Soepraoen, Malang.

Kapolsek Karangploso, AKP Moch Sochib mengatakan, petugas sudah menangkap delapan terduga pelaku pengeroyokan korban.

Dari beberapa terduga pelaku di antarnya merupakan anak di bawah umur, ujarnya.

Pakai Baju Perguruan Silat

Kapolsek menuturkan, persitiwa pengeroyokan bermula saat korban mengunggah story di salah satu media sosial dengan mengenakan seragam PSHT. Salah satu pelaku mengetahui dan mengklarifikasi kepada korban apakah korban merupakan anggota perguruan silat tersebut.

Korban kemudian menjawab bahwa anggota perguruan silat dan berlatih di ranting yang berada di Singosari.

Setelah ditelusuri oleh pelaku, ternyata korban bukan merupakan anggota pergusuran silat tersebut (PSHT). Merasa tersinggung korban kemudian diajak untuk latihan bersama pada hari Jumat di Dusun Petren, Desa Ngijo. Di lokasi tersebut, korban dianiaya hingga mengalami luka berat. Korban yang diketahui tidak sadarkan diri kemudian dibawa oleh para pelaku ke Rumah Sakit Prasetya Husada, katanya.

Topik Menarik