PT PON Bangun Pabrik NPG Berteknologi Ramah Lingkungan Senilai 856 Miliar

PT PON Bangun Pabrik NPG Berteknologi Ramah Lingkungan Senilai 856 Miliar

Ekonomi | gresik.inews.id | Rabu, 4 Desember 2024 - 18:40
share

GRESIK, iNewsGresik.id – PT Petro Oxo Nusantara (PON) resmi memulai pembangunan pabrik Neo Pentyl Glycol (NPG) pertama di Indonesia dan Asia Tenggara dengan nilai investasi sebesar Rp 856 miliar. 

Groundbreaking proyek strategis ini dilakukan di Gresik, Jawa Timur, sebagai bagian dari komitmen PT PON untuk mendukung hilirisasi industri petrokimia nasiona,l sekaligus meningkatkan daya saing di pasar global.

Pabrik ini, dirancang dengan kapasitas produksi sebesar 30.000 ton per tahun dengan mengusung teknologi hidrogenasi mutakhir yang ramah lingkungan. 

Teknologi ini memungkinkan proses produksi NPG—senyawa organik yang dihasilkan dari kondensasi aldol formaldehyde dan isobutyraldehyde—untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan minim polusi dan limbah.

Presiden Direktur PT PON, Jaya Martapa, menyampaikan bahwa pabrik NPG ini akan menjadi tonggak penting bagi perusahaan. 

"Dengan teknologi ramah lingkungan, kami menghadirkan standar baru dalam produksi petrokimia. Sebanyak 8O persen dari total produksi NPG akan diekspor ke pasar global seperti China, India, dan Asia Tenggara," ujar Jaya Martapa.

Pabrik ini, dibangun di atas lahan seluas dua hektar dan diproyeksikan akan selesai dalam dua tahun dan ditargetkan siap beroperasi pada April 2026. 

NPG memiliki berbagai aplikasi penting dalam dunia industri, termasuk sebagai bahan baku poliester, cat, pelumas, busa poliuretan, hingga aditif untuk pelumas bermutu tinggi.

Acara groundbreaking dihadiri oleh berbagai pejabat penting, termasuk Forkopimda, Kepala Kanwil Bea Cukai Jawa Timur I, Direksi PT Pertamina (Persero), Forkopimcam serta para pemegang saham PT PON. 

Seremoni ini ditandai dengan peletakan batu pertama dan penekanan sirine secara simbolis oleh para tamu kehormatan.

Dengan total investasi yang besar dan teknologi unggulan, pembangunan pabrik ini diharapkan tidak hanya menjadi pendorong hilirisasi petrokimia nasional, tetapi juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok industri petrokimia global.

Topik Menarik