Gempa Besar, Listrik dan Internet Padam di Myanmar, Situasi Mulai Membaik di Thailand
Listrik dan internet padam di beberapa wilayah Myanmar pada hari Jumat (28/3/2025) setelah gempa bumi besar, termasuk di kota Mandalay dan Sagaing, menurut Palang Merah.
Organisasi tersebut mengatakan di media sosial bahwa kerusakan besar telah dilaporkan di Mandalay, Sagaing, Naypyitaw, Bago, dan Southern Shan.
Palang Merah Myanmar memberikan pertolongan pertama dan telah mengerahkan tim tanggap darurat ke Mandalay.
Pengawas internet Netblocks mengatakan data menunjukkan gangguan pada konektivitas internet di Myanmar setelah serangkaian gempa bumi.
“Pemadaman tersebut disebabkan pemadaman listrik dan putusnya jaringan telekomunikasi yang menghambat upaya penyelamatan,” ungkap Netblocks di X.
Palang Merah juga melaporkan ada kekhawatiran tentang kerusakan bendungan besar setelah gempa bumi.
“Infrastruktur publik telah rusak termasuk jalan, jembatan, dan gedung publik. Saat ini kami memiliki kekhawatiran terhadap bendungan skala besar yang sedang dipantau orang untuk melihat kondisinya,” papar Marie Manrique, Koordinator Program Myanmar untuk Federasi Palang Merah Internasional.
Siapa Ernesto Muinuchi Kapinga? Kakek Asal Afrika yang Memiliki 16 Istri, 104 Anak, dan 144 Cucu
“Kami mengantisipasi dampaknya akan cukup besar,” ungkap Manrique dalam konferensi pers, berbicara melalui tautan video dari Yangon, Myanmar.
Situasi di Thailand Mulai Membaik
Situasi di Thailand “mulai membaik” dan orang-orang dapat kembali ke dalam rumah dengan aman, menurut perdana menteri Thailand.Sebelumnya, gempa besar di negara tetangga Myanmar merobohkan satu bangunan, menutup sekolah, dan menciptakan “zona darurat” di ibu kota Thailand, Bangkok.
“Sekarang aman bagi semua orang untuk kembali ke akomodasi mereka,” ungkap Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra dalam pernyataan pada Jumat malam.
Dia menjelaskan, “Bangunan yang bermasalah adalah yang sedang dibangun, di mana integritas struktural dan stabilitas dinding menjadi perhatian.”
Sekitar 12 gempa susulan telah terasa sejak gempa tersebut, menurut Shinawatra, tetapi tidak ada risiko tsunami karena gempa terjadi cukup jauh di pedalaman.
“Kami ingin meyakinkan masyarakat bahwa gempa susulan setelah kejadian ini tidak akan menimbulkan ancaman yang signifikan. Penghuni gedung-gedung tinggi yang mengalami kerusakan kecil dapat kembali ke tempat tinggal mereka dengan aman,” ujar dia.
Bangkok dinyatakan sebagai “zona darurat” setelah gempa tersebut, dan orang-orang di sana diminta untuk mengungsi dari gedung-gedung tinggi.
Ada tiga orang tewas di kota itu setelah satu gedung yang sedang dibangun di dekat Taman Chatuchak runtuh.
Tim penyelamat bergegas membebaskan 81 orang yang terjebak di bawah reruntuhan gedung itu, Reuters melaporkan, mengutip seorang wakil perdana menteri Thailand. Bangunan itu sedang dibangun pada saat runtuh.