Eks Jenderal Tertinggi Ukraina: Pasal 5 NATO Itu Tak Ada, Anggotanya Tak Dilindungi dari Rusia
Mantan jenderal tertinggi Ukraina, Valery Zaluzhny, mengatakan Pasal 5 NATO tidak ada untuk sekutu-sekutunya di Eropa Timur.
Alasannya, blok militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS) tersebut tidak memiliki niat untuk melindungi anggotanya di Baltik dari ancaman Rusia.
Pasal 5 Perjanjian Atlantik Utara menetapkan bahwa serangan terhadap satu anggota NATO dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota, yang artinya memicu respons kolektif dari aliansi. Namun, menurut Zaluzhny, perjanjian itu tidak dilaksanakan dalam praktik.
Mantan panglima militer Ukraina yang sekarang menjabat sebagai duta besar Kyiv untuk Inggris tersebut menyampaikan komentarnya selama pertemuan dengan para mahasiswa di kota Lviv pada Rabu lalu.
“Negara-negara Baltik memahami bahwa tidak ada Pasal 5 dan tidak pernah ada. Polandia juga memahami hal ini karena rudal jatuh di sana dari waktu ke waktu—terkadang rudal kami, terkadang rudal Rusia. Rumania memahami segalanya, tetapi tetap bungkam,” katanya, yang dilansir Russia Today, Jumat (28/5/2025).
Zaluzhny kemudian mengingat masa ketika dia masih menjadi panglima militer Ukraina. “Mereka menelepon dari Rumania dan meminta saya untuk tidak mengatakan sepatah kata pun setelah dua pesawat nirawak Rusia diduga jatuh di wilayah Rumania,” ujarnya.
Menurutnya, seorang pejabat dari Bukares menyalahkan Ukraina atas insiden tersebut, dengan mengatakan bahwa pesawat nirawak (UAV) telah dialihkan ke Rumania karena penggunaan peperangan elektronik oleh Kyiv.
“Saya katakan kepada mereka: ‘Tembak jatuh [pesawat nirawak] itu. Kalian punya 40 jet F-16’,” imbuh Zaluzhny, yang dipecat sebagai jenderal tertinggi Ukraina pada Februari 2023.
Dia juga mengisyaratkan bahwa meskipun dorongan Ukraina untuk bergabung dengan NATO berhasil, hal itu tidak akan memberikan jaminan keamanan bagi negara itu. “Itu tidak akan memberikan apa pun selain perlindungan politik,” tegasnya.
Utusan Khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Tucker Carlson pekan lalu bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan kepala stafnya, Andriy Yermak, “sebagian besar telah mengakui bahwa mereka tidak akan menjadi anggota NATO.”
“Saya pikir sudah diterima secara umum bahwa Ukraina dan Rusia, jika akan ada kesepakatan damai, Ukraina tidak bisa menjadi anggota NATO,” katanya.
“Mengenai pilihan Ukraina untuk mendapatkan apa yang disebut perlindungan Pasal 5 dari AS atau negara-negara Eropa Barat tanpa menjadi anggota NATO, itu terbuka untuk didiskusikan,” kata Witkoff.
Mencegah Kyiv bergabung dengan NATO, yang dipandang Moskow sebagai blok yang bermusuhan, telah disebutkan oleh Moskow sebagai salah satu alasan untuk meluncurkan operasi militernya ke Ukraina pada Februari 2022.
Akhir tahun lalu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan kembali bahwa keanggotaan Ukraina di NATO "tidak dapat diterima" dan akan bertentangan dengan sikap Rusia bahwa keamanan satu negara tidak dapat dijamin dengan mengorbankan keamanan negara lain.