Sangarnya Korupsi Miliader Truong My Lan, dari Tilap Rp448 Triliun hingga Pencucian Uang Rp293,9 Triliun
Truong My Lan adalah miliarder properti tersohor di Vietnam. Bukan karena kekayaannya yang membuatnya tenar, melainkan uang yang dia korupsi terlalu wah.
Lan dinyatakan bersalah pada April 2024 karena mencuri uang dari Saigon Commercial Bank (SCB) dan dijatuhi hukuman mati atas penipuan senilai USD27 miliar (lebih dari Rp448 triliun).
Lan mengajukan banding atas putusan tersebut dan pengadilan mengatakan tidak ada dasar untuk mengurangi hukumannya, tetapi memutuskan bahwa dia masih dapat terhindar dari eksekusi jika ia mengembalikan tiga perempat dari aset yang dicuri.
Kasus kedua yang menjeratnya tak kalah heboh. Pada bulan Oktober lalu, dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas tiga kejahatan. Yakni, dinyatakan bersalah atas pencucian uang senilai USD17,7 miliar (lebih dari Rp293,9 triliun), perdagangan gelap lintas batas senilai USD4,5 miliar (lebih dari Rp74,7 triliun), dan penipuan obligasi senilai USD1,2 miliar (lebih dari Rp19,9 triliun).
Miliarder perempuan itu mengajukan banding atas vonis penjara seumur hidup dalam kasus kedua tersebut. Sidang bandingnya dimulai pada Selasa (25/3/2025).
Hari ini, Lan, yang sekarang terbiasa dengan sidang tingkat tinggi, mengobrol dengan petugas polisi dan tampak relatif santai saat dia menunggu sidang pengadilan dimulai di Kota Ho Chi Minh.
Keponakan perempuannya, yang dijatuhi hukuman penjara lima tahun pada bulan Oktober karena perampasan properti secara curang, duduk di belakangnya, diapit oleh petugas.
Ini adalah pertama kalinya Lan berada di sidang pengadilan tanpa suaminya, Chu Nap Kee, yang tidak menentang hukuman dua tahun yang dijatuhkan kepadanya karena pencucian uang pada bulan Oktober.
Sidang banding Lan akan berlangsung hingga 21 April 2025. Dia akan dibela oleh delapan pengacara, menurut media pemerintah, yang dikutip AFP.
Pengadilan sebelumnya memutuskan bahwa, “Lan adalah dalang, melakukan kejahatan dengan metode canggih, berkali-kali, yang menyebabkan konsekuensi yang sangat serius.”
Tiga puluh tiga terdakwa lainnya juga dijatuhi hukuman di pengadilan di Kota Ho Chi Minh dan dijatuhi hukuman mulai dari dua hingga 23 tahun penjara.
Dua puluh tujuh dari mereka mengajukan banding atas hukuman mereka, menurut media pemerintah.
Selama persidangan pertamanya pada bulan April, Lan dinyatakan bersalah atas penggelapan USD12,5 miliar tetapi jaksa mengatakan total kerugian yang disebabkan oleh penipuan tersebut mencapai USD27 miliar—setara dengan sekitar enam persen dari PDB negara tersebut pada tahun 2023.
Lan hanya memiliki lima persen saham di SCB di atas kertas, tetapi dalam persidangannya pengadilan menyimpulkan bahwa dia secara efektif mengendalikan lebih dari 90 persen melalui keluarga, teman, dan staf.
Puluhan ribu orang yang telah menginvestasikan tabungan mereka di bank tersebut kehilangan uang, mengejutkan negara komunis tersebut dan memicu protes langka dari para korban.