Ceroboh, AS Tak Sengaja Bocorkan Rencana Perang Melawan Houthi kepada Wartawan
Pemerintah Amerika Serikat (AS) akui tidak sengaja membagikan “rencana perang Amerika melawan kelompok Houthi Yaman” kepada seorang wartawan.
Tindakan ceroboh ini bermula ketika seorang wartawan Amerika tiba-tiba dimasukkan dalam grup Signal yang di dalamnya terdapat para pejabat senior AS di tim keamanan nasional Presiden Donald Trump.
Wartawan tersebut, Jeffrey Goldberg—pemimpin redaksi The Atlantic—telah menerbitkan sebuah artikel dengan tangkapan layar percakapan di grup Signal tersebut. Obrolan sensitif itu berlangsung selama beberapa minggu.
Goldberg menjelaskan bahwa dia ditambahkan ke grup Signal pada 13 Maret oleh Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz. Grup tersebut, yang diberi nama “Houthi PC small group”, difokuskan pada koordinasi tindakan terkait Houthi.
Pesan pertama di grup dari Waltz, menurut Goldberg, berbunyi: “Tim—membentuk kelompok prinsip untuk koordinasi terkait Houthi, khususnya selama 72 jam ke depan. Wakil saya Alex Wong sedang menyusun tim harimau di tingkat deputi/Kepala Staf lembaga setelah rapat di Sit Room pagi ini untuk item tindakan dan akan mengirimkannya nanti malam.”
Secara keseluruhan, 18 pejabat berada dalam obrolan grup tersebut, kata Goldberg, termasuk Wakil Presiden JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, Utusan Khusus Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff, dan Direktur CIA John Ratcliffe.
Salah satu topik utama yang dibahas dalam pesan tersebut adalah kampanye militer yang akan datang, dengan Hegseth mendesak grup tersebut untuk bergerak maju tanpa penundaan.
Dia menekankan bahwa tujuannya adalah untuk memulihkan kebebasan navigasi dan membangun kembali pencegahan, "yang digagalkan Biden”.
Pada 15 Maret, hari dimulainya serangan AS, Goldberg mengatakan bahwa Hegseth membagikan rincian operasional serangan tersebut, termasuk informasi tentang target, senjata, dan urutan serangan.
Militer AS telah melakukan serangan udara dan laut setiap hari sejak saat itu. Pentagon menyatakan bahwa kampanye tersebut akan "tanpa henti" hingga Houthi berjanji untuk menghentikan serangan di Laut Merah.
Gedung Putih mengonfirmasi keaslian rangkaian pesan tersebut dan mengumumkan bahwa penyelidikan akan dilakukan untuk menentukan bagaimana Goldberg ditambahkan ke dalam grup Signal tersebut.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Brian Hughes menyatakan, "Rangkaian pesan tersebut merupakan demonstrasi koordinasi kebijakan yang mendalam dan bijaksana antara pejabat senior. Keberhasilan operasi Houthi yang berkelanjutan menunjukkan bahwa tidak ada ancaman terhadap anggota militer kami atau keamanan nasional kami."
Goldberg mengatakan bahwa dia meninggalkan grup tersebut tak lama setelah serangan awal pada 15 Maret.