Senator Top AS: Ukraina Bisa Lebih Buruk daripada Afghanistan
Senator top Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham memperingatkan nasib Ukraina akan menjadi lebih buruk daripada Afghanistan jika bantuan militer dan intelijen Amerika tidak dimulai lagi.
Peringatan Graham muncul setelah pemerintah Presiden Donald Trump menghentikan bantuan militer AS untuk Ukraina guna menekan Kyiv agar berunding damai dengan Moskow.
Tekanan itu diperkuat pemerintah Trump dengan menghentian pembagian informasi intelijen Amerika dengan Ukraina.
"Selama pertempuran masih berlangsung, jika kita menghentikan [bantuan AS untuk] Ukraina, situasinya akan lebih buruk daripada Afghanistan," kata Graham dalam sebuah wawancara di acara "Fox News Sunday".
"Sampai kita mencapai gencatan senjata, saya akan memberikan Ukraina apa yang mereka butuhkan dalam hal intelijen dan senjata untuk mempertahankan diri," saran Graham, yang dilansir NBC News, Senin (10/3/2025).
"Terkait Rusia, saya akan memberlakukan sanksi pada sektor perbankan dan sektor energi mereka minggu depan, mendesak mereka untuk berunding. Jika mereka tidak terlibat dalam gencatan senjata dan perundingan damai dengan pemerintah, kita harus memberikan sanksi yang sangat berat kepada mereka," imbuh senator dari Partai Republik tersebut.
Ketika ditanya tentang pencabutan jeda AS dalam pembagian informasi intelijen, Presiden Donald Trump mengatakan kepada wartawan di Air Force One pada hari Minggu: "Kami benar-benar hampir melakukannya.""Kami ingin melakukan apa pun yang kami bisa untuk membuat Ukraina serius dalam menyelesaikan sesuatu," kata Trump.
Bantuan AS untuk Ukraina terhenti tiba-tiba minggu lalu setelah ketegangan antara Trump, Wakil Presiden JD Vance, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuncak selama pertemuan di Oval Office pada 28 Februari yang berubah menjadi adu mulut.
Sebagai dampak dari pertemuan itu, Rusia telah melancarkan serangan bertubi-tubi terhadap Ukraina.
Zelensky telah mengunjungi Gedung Putih untuk menandatangani kesepakatan yang akan memberikan kepemilikan AS atas mineral tanah langka Ukraina. Namun, Zelensky meninggalkan Gedung Putih tanpa kesepakatan setelah presiden Ukraina tersebut bersikeras pada jaminan keamanan dan Trump serta Vance menuduhnya tidak cukup bersyukur atas dukungan berkelanjutan Amerika Serikat.
"Kami mencoba mengintegrasikan ekonomi kami. Kami mencoba memastikan bahwa Ukraina memiliki nilai bagi ekonomi Amerika —situasi yang saling menguntungkan," kata Graham, yang sebelumnya telah meminta Zelensky untuk mengundurkan diri setelah perseteruan di Oval Office.
Trump pada hari Minggu menegaskan bahwa Ukraina kini siap menandatangani perjanjian mineral tanah langka. Namun, dia mengatakan bahwa Kyiv masih belum menunjukkan keinginan yang memadai untuk perdamaian, meskipun dia yakin hal itu akan berubah dalam beberapa hari mendatang.
"Saya ingin mereka menginginkan perdamaian sekarang. Nah, saat ini mereka belum menunjukkannya sejauh yang seharusnya," kata Trump kepada wartawan di Air Force One.
"Tetapi saya pikir mereka akan melakukannya, dan saya pikir itu akan menjadi jelas selama dua atau tiga hari ke depan."
Pejabat AS dan Ukraina bersiap untuk bertemu di Arab Saudi minggu ini untuk bekerja menuju kesepakatan mineral tanah langka potensial dan perjanjian gencatan senjata dengan Rusia.
Tetapi Trump telah memberi isyarat kepada sekutu domestiknya bahwa dia menginginkan lebih dari sekadar kesepakatan mineral tanah langka dari Ukraina sebagai imbalan untuk memulai kembali bantuan dan berbagi intelijen Amerika.
Ketika ditanya tentang kesepakatan mineral tanah langka Ukraina selama wawancara terpisah di acara "Sunday Morning Futures" di Fox News, Trump mengatakan kepada Maria Bartiromo: "Saya rasa begitu. Saya rasa itu akan terjadi."
Trump juga menanggapi kritik bahwa dia tidak bersikap keras terhadap Rusia, dengan mengatakan kepada Bartiromo: "Saya bersikap sangat keras terhadap Rusia, lebih keras daripada siapa pun yang pernah bersikap keras terhadap Rusia, jika Anda pikirkan."
Dalam sebuah posting di X Sabtu, Zelensky menunjuk delegasi Ukraina untuk menghadiri pertemuan di Arab Saudi, dengan mengatakan: "Ukraina berkomitmen penuh untuk dialog yang konstruktif."
"Ukraina telah mencari perdamaian sejak detik pertama perang ini. Proposal yang realistis sudah ada di atas meja. Kuncinya adalah bergerak cepat dan efektif," tulis Zelensky.

