Kisah Singapura: Dulu Menangis saat Dibuang Malaysia, Kini Jadi Negara Kaya
Singapura dulunya adalah bagian dari Federasi Malaysia. Malaysia kemudian mendepaknya karena dianggap membebani ekonomi, sebuah momen yang ditangisi pemimpin Singapura kala itu; Lee Kuan Yew.
Namun, siapa sangka Singapura wilayahnya kecil dan miskin sumber daya alam berubah menjadi negara kaya mengalahkan Malaysia yang mendepaknya—juga mengalahkan Indonesia yang jauh lebih kaya dalam kepemilikan sumber daya alam.
Sekadar diketahui, luas Singapura 728,6 kilometer persegi—sedikit lebih luas dari Jakarta yang luasnya 662 kilometer persegi.
Cerita Singapura Dibuang Malaysia
Singapura sebelumnya menjadi bagian dari Federasi Malaysia yang dibentuk pada 16 September 1963.Bersama dengan Malaya, Sabah, dan Sarawak, Singapura bergabung dalam upaya membentuk negara yang lebih besar dan kuat setelah kemerdekaan dari Inggris.
Namun, hubungan Singapura dengan pemerintah pusat di Kuala Lumpur tidak berjalan mulus.
Ketegangan antara pemimpin Singapura kala itu; Lee Kuan Yew, dengan pemimpin Malaysia saat itu; Tunku Abdul Rahman, semakin memburuk.
Perbedaan pandangan politik, ekonomi, serta konflik rasial antara mayoritas etnis Melayu di Malaysia dan dominasi etnis Tionghoa di Singapura memperparah situasi.
Lee Kuan Yew menginginkan kebijakan "Malaysian Malaysia" yang menekankan kesetaraan semua ras, sementara pemerintah pusat Malaysia lebih menekankan hak-hak istimewa bagi kaum Melayu.
Selain itu, secara ekonomi, Singapura merasa dirugikan karena pajak yang dikumpulkan dari Singapura lebih besar daripada yang diterima kembali dalam bentuk investasi dan bantuan.
Ketegangan ini mencapai puncaknya dalam insiden kerusuhan rasial pada 1964 yang menyebabkan pertumpahan darah di antara komunitas Melayu dan Tionghoa di Singapura.
Air Mata Lee Kuan Yew Tumpah
Pada 9 Agustus 1965, Perdana Menteri Malaysia Tunku Abdul Rahman dengan berat hati memutuskan bahwa satu-satunya cara untuk menjaga stabilitas di Malaysia adalah dengan membuang Singapura.Tanpa referendum atau pilihan lain, Parlemen Malaysia dengan suara bulat memilih untuk mengeluarkan Singapura dari federasi.
Lee Kuan Yew, yang saat itu menjadi Perdana Menteri Singapura, merasa terpukul dengan keputusan tersebut. Dalam konferensi pers yang kini menjadi salah satu momen paling ikonik dalam sejarah Singapura, dia tidak mampu menahan emosinya dan menangis di depan kamera.
"Bagi saya, ini adalah momen yang menyedihkan. Sepanjang hidup saya, sepanjang hidup saya sebagai orang dewasa, saya percaya pada penggabungan dan penyatuan kedua wilayah ini. Anda lihat, sepanjang hidup saya sebagai orang dewasa...Saya percaya pada hal ini. Saya telah berusaha untuk itu. Saya telah kecewa," kata Lee Kuan Yew saat itu, sembari meneteskan air mata, seperti dikutip dari buku "Lee Kuan Yew: The Man and His Ideas" karya Fook Kwang Han, Warren Fernandez, dan Sumiko Tan.
Lee Kuan Yew menangis karena saat dibuang Malaysia, kondisi Singapura adalah wilayah yang miskin sumber daya alam, memiliki pengangguran tinggi, serta kekurangan air dan bahan pangan.
Lee Kuan Yew Sulap Singapura Jadi Negara Kaya
Meskipun dihadapkan pada tantangan besar, Lee Kuan Yew dan timnya tidak menyerah. Mereka mengembangkan strategi jangka panjang untuk membangun Singapura menjadi negara yang modern dan sejahtera.Berikut beberapa langkah utama yang diambil Lee Kuan Yew:
1. Pembangunan Infrastruktur dan Urbanisasi
Singapura memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang efisien. Pemerintah membangun jalan raya, pelabuhan, serta bandara yang modern untuk menarik investasi asing.Selain itu, Lee Kuan Yew meluncurkan program perumahan massal melalui Housing Development Board (HDB) yang memastikan setiap warga memiliki rumah yang layak.
2. Menarik Investasi Asing
Sadar bahwa Singapura tidak memiliki sumber daya alam, pemerintah fokus menjadikan negara ini sebagai pusat perdagangan dan manufaktur.Lee Kuan Yew bekerja sama dengan Dr Goh Keng Swee, seorang ekonom jenius yang merancang strategi menarik investasi asing.
Singapura menawarkan kebijakan pajak yang kompetitif, tenaga kerja yang terampil, serta lingkungan yang aman dan bersih bagi perusahaan multinasional. Perusahaan seperti Hewlett-Packard, Shell, dan General Electric mulai berinvestasi di negara ini sejak akhir 1960-an.
3. Reformasi Ekonomi dan Pendidikan
Pendidikan menjadi pilar utama pembangunan Singapura. Pemerintah membangun sekolah-sekolah dengan kurikulum berbasis sains dan teknologi untuk memastikan generasi muda memiliki keterampilan yang dibutuhkan di pasar global.Selain itu, pemerintah juga melakukan diversifikasi ekonomi dengan berinvestasi di berbagai sektor seperti perbankan, teknologi, dan industri maritim.
4. Anti-Korupsi dan Tata Kelola yang Efisien
Lee Kuan Yew dan timnya menerapkan kebijakan "zero tolerance" terhadap korupsi. Institusi seperti Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) dibentuk untuk memastikan transparansi di dalam pemerintahan.Birokrasi Singapura menjadi salah satu yang paling efisien di dunia, dengan sistem yang bebas dari suap dan nepotisme.
Singapura Hari Ini: Negara Kaya dan Maju
Berkat strategi dan kebijakan yang diterapkan Lee Kuan Yew dan timnya, Singapura kini menjadi salah satu negara terkaya di dunia. Faktor-faktor utama yang menjadi sumber kekayaan Singapura meliputi:1. Sektor Keuangan dan Perbankan
Singapura adalah pusat keuangan global dengan lebih dari 200 bank internasional beroperasi di negara ini.Dengan regulasi yang stabil dan sistem perbankan yang transparan, Singapura menjadi tujuan utama investasi di Asia.
2. Perdagangan dan Pelabuhan
Pelabuhan Singapura adalah salah satu yang tersibuk di dunia.Dengan lokasi strategis di jalur perdagangan internasional, Singapura menjadi pusat logistik global yang menangani jutaan kontainer setiap tahunnya.
3. Teknologi dan Inovasi
Singapura berinvestasi besar dalam riset dan pengembangan. Negara ini kini menjadi pusat bagi startup teknologi dan perusahaan berbasis kecerdasan buatan.4. Pariwisata dan Properti
Dengan atraksi wisata seperti Marina Bay Sands, Gardens by the Bay, dan Universal Studios, Singapura menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya.Selain itu, sektor properti berkembang pesat dengan berbagai proyek hunian dan komersial bernilai miliaran dolar.
5. Pendidikan dan Sumber Daya Manusia
Perguruan tinggi seperti National University of Singapore (NUS) dan Nanyang Technological University (NTU) berada di peringkat tinggi dunia, menghasilkan lulusan berkualitas yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.Singapura menjadi contoh nyata bagaimana sebuah negara kecil dengan sumber daya terbatas dapat bangkit dan menjadi kekuatan ekonomi global. Dengan kepemimpinan yang visioner, kebijakan yang efektif, serta kerja keras rakyatnya, Singapura berhasil mengubah nasibnya dari negara yang dibuang menjadi salah satu negara terkaya di dunia.
Momen Lee Kuan Yew menangis pada 1965 bukanlah akhir dari perjuangan Singapura, tetapi awal dari perjalanan luar biasa yang membuktikan bahwa ketekunan, strategi yang tepat, dan tata kelola yang baik dapat mengubah masa depan sebuah bangsa.
