4 Fakta Gempa dan Tsunami di Vanuatu
JAKARTA - Gempa berkekuatan M 7,4 mengguncang wilayah dekat Port Vila, kota terbesar di Vanuatu pada Selasa (17/12/2024) siang. Gempa ini terjadi pada kedalaman 57 kilometer dan menyebabkan kerusakan besar di negara yang terdiri dari 80 pulau, tempat tinggal sekitar 330.000 orang.
Meski sempat ada peringatan tsunami, hal tersebut dicabut kurang dari dua jam setelah gempa. Mengutip informasi pemerintah, Palang Merah mengatakan Rabu (18/12/2024) pagi bahwa diperkirakan sekitar 14 orang tewas dan ratusan lainnya terluka.
Perdana Menteri Charlot Salwai mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan jam malam dari pukul 6 sore hingga 6 pagi di daerah yang paling parah terdampak. Pemerintah juga berfokus memulihkan pasokan air dan layanan komunikasi.
1. Operasi Penyelamatan
Melansir ABC News, tim penyelamat bekerja sepanjang malam untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan. Beberapa video yang diunggah di media sosial menunjukkan upaya penyelamatan, termasuk di sebuah bangunan tiga lantai yang runtuh di pusat kota. Bangunan tersebut penuh dengan pengunjung saat gempa terjadi.
Sukarelawan penyelamat, Michael Thompson, menulis di Facebook bahwa tiga orang berhasil diselamatkan. Namun, Pemilik garasi lokal, Stéphane Rivier, yang ikut membantu, memperkirakan 20 korban tewas dan 50 lainnya masih hilang, seperti yang disampaikannya kepada The Associated Press.
2. Kerusakan Infrastruktur
Gempa ini merusak jaringan telekomunikasi, jalan, dan bangunan penting. Rumah sakit utama di Vanuatu mengalami kerusakan berat dan kekurangan daya listrik serta pasokan air. Direktur World Vision untuk Vanuatu, Clement Chipokolo, mengatakan bahwa Rumah Sakit Pusat Vila sudah kewalahan sebelum gempa terjadi, dan kini semakin tertekan oleh lonjakan jumlah pasien saat ia mengunjungi lokasi pada hari Selasa.
"Mereka jelas tidak mampu menangani situasi ini," kata Chipokolo kepada ABC.
Berdasarkan laporan kantor kemanusiaan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), bandara dan pelabuhan juga tidak dapat diakses karena jalan yang rusak. Penilaian terhadap kerusakan di bandara direncanakan dilakukan hari ini.
Bangunan yang digunakan oleh beberapa kedutaan, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Selandia Baru, mengalami kerusakan parah. Meski staf diplomatik dilaporkan selamat, aktivitas di gedung tersebut dihentikan sementara.
Beberapa negara, seperti Australia, Prancis, dan Selandia Baru, langsung memberikan bantuan. Australia mengirimkan tim medis dan tim pencarian, sementara Selandia Baru mengerahkan pesawat militer untuk memantau kerusakan.
3. Lokasi Rentan Terjadi Gempa
Karena letaknya di zona pertemuan lempeng Indo-Australia dan Pasifik, gempa berkekuatan di atas 6 sering terjadi di Vanuatu. Meski sebagian besar bangunan telah dirancang untuk tahan gempa, gempa kali ini menyebabkan kerusakan yang signifikan.
4. Kondisi WNI
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra, Australia menghadapi kesulitan dalam menghubungi 48 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Vanuatu akibat gempa. Sebagian besar dari 48 WNI di Vanuatu tercatat bekerja sebagai anak buah kapal (ABK).
Jerman Tiba-tiba Ancam China, Ada Apa?
"Kami belum berhasil menghubungi mereka karena komunikasi di Port Vila terputus total. Hingga saat ini, kami belum mendapatkan kabar mengenai kondisi mereka," kata Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Canberra, Haryo Adil Wicaksono, kepada Radio Republik Indonesia (RRI).
KBRI Canberra juga terus berusaha untuk memastikan keselamatan WNI tersebut dengan terus berkomunikasi dengan perwakilan asing di Vanuatu, meskipun hingga saat ini belum ada laporan mengenai WNI yang menjadi korban gempa.