Rusia Ungkap Tujuan Uji Rudal Hipersonik Oreshnik dalam Perang Ukraina

Rusia Ungkap Tujuan Uji Rudal Hipersonik Oreshnik dalam Perang Ukraina

Global | sindonews | Jum'at, 6 Desember 2024 - 11:42
share

Rusia telah mengungkap tujuan menguji coba rudal hipersonik Oreshnik dalam perang melawan Ukraina. Misi uji tempur senjata itu sebenarnya adalah untuk "memberi pelajaran" kepada Amerika Serikat (AS).

Itu disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam waancaranya dengan jurnalis AS Tucker Carlson.

Lavrov mengatakan Moskow akan menggunakan segala cara yang dimilikinya untuk membela kepentingan nasionalnya, dan berharap Washington telah memahaminya setelah uji rudal hipersonik Oreshnik beberapa waktu lalu.

Carlson, yang mewawancarai Presiden Rusia Vladimir Putin awal tahun ini, kembali ke Moskow untuk berbicara dengan Lavrov setelah upaya yang gagal untuk duduk bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

"Kami tidak ingin memperburuk situasi, tetapi karena ATACMS dan senjata jarak jauh lainnya digunakan untuk melawan daratan Rusia, kami mengirimkan sinyal," kata Lavrov, yang dilansir Russia Today , Jumat (6/12/2024).

"Kami berharap yang terakhir, beberapa minggu lalu, sinyal dengan sistem senjata baru yang disebut Oreshnik, ditanggapi dengan serius," lanjut Lavrov.

Rusia menembakkan rudal balistik jarak menengah (IRBM) hipersonik tersebut ke Ukraina, yang menghantam pabrik rudal di kota Dnipro.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan kilatan cahaya dari langit yang menghantam jauh di bawah tanah, diikuti oleh ledakan sekunder. Situs yang diserang tersebut telah ditutup untuk jadi sorotan media.

Setengah jam sebelum misil Oreshnik ditembakkan, Rusia mengirim pesan ke AS menggunakan jalur dekonfliksi nuklir. "Sehingga mereka tidak salah mengira itu sebagai sesuatu yang lebih besar dan sangat berbahaya," kata Lavrov.

Carlson mencatat bahwa Oreshnik terdengar sangat berbahaya.

"Pesannya adalah bahwa Anda, maksud saya AS dan sekutu AS, yang juga menyediakan senjata jarak jauh ini kepada rezim Kyiv, mereka harus memahami bahwa kami akan siap menggunakan cara apa pun untuk tidak membiarkan mereka berhasil dalam apa yang mereka sebut kekalahan strategis Rusia," kata Lavrov kepada Carlson.

"Moskow siap melakukan apa pun untuk membela kepentingan sah kami," imbuh diplomat top Rusia tersebut.

Mengacu pada komentar terbaru seorang laksamana Amerika tentang penerimaan teoritis penggunaan senjata atom, Lavrov mengatakan bahwa retorika semacam ini "benar-benar mengkhawatirkan" dan tampaknya berasumsi bahwa Rusia tidak memiliki "garis merah" atau tidak bersedia menegakkannya.

"Ini adalah kesalahan yang sangat serius," kata Lavrov.

Ketika ditanya apakah AS dan Rusia sedang berperang, Lavrov mengatakan bahwa saat ini itu adalah "perang hibrida" yang tidak dideklarasikan dan Moskow memberi tahu Washington bahwa perang itu tidak boleh meningkat.

"Karena perang yang sebenarnya dengan AS akan bersifat nuklir," papar diplomat veteran tersebut.

"Kami tentu ingin menghindari kesalahpahaman. Dan karena beberapa orang di Washington dan beberapa orang di London, di Brussels, tampaknya tidak terlalu mampu [untuk memahami], kami akan mengirim pesan tambahan jika mereka tidak menarik kesimpulan yang diperlukan," imbuh Lavrov.

Topik Menarik