Meski Dukung Ukraina, Negara NATO Ini Akui Rusia Menang Perang

Meski Dukung Ukraina, Negara NATO Ini Akui Rusia Menang Perang

Global | sindonews | Jum'at, 29 November 2024 - 09:16
share

Polandia, salah satu negara NATO pendukung Kyiv, mengakui Rusia telah memenangkan perang melawan Ukraina.

Pengakuan itu disampaikan Biro Keamanan Nasional (BBN) Polandia Jacek Siewiera. Dia sekarang mengandalkan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mencegah kekalahan "dunia Barat".

Pernyataan Siewiera disampaikan dalam sebuah wawancara dengan Radio ZET pada hari Kamis.

"Inisiatif tersebut tidak diragukan lagi ada di pihak Rusia," katanya.

"Jika kita mendefinisikan kemenangan sebagai jumlah wilayah yang diperoleh, maka Rusia pasti memenangkan perang ini," paparnya.

Meskipun Ukraina mengalami kemunduran di medan perang, Siewiera tidak yakin bahwa sudah saatnya bagi negara-negara NATO untuk mengerahkan pasukan mereka ke Kyiv.

Sebaliknya, kata dia, AS dan sekutunya harus terus mengirimkan bantuan militer, mencoba merugikan ekonomi Rusia dengan pembatasan perdagangan, dan melobi China untuk bergabung dengan pihak Barat.

Stasiun radio tersebut mencatat bahwa pendapat Siewiera diamini oleh para pendengarnya, karena hanya 16 dari mereka yang berpartisipasi dalam jajak pendapat daring yang mendukung penempatan pasukan NATO di Ukraina.

Mengomentari kemungkinan hasil perang, kepala BBN itu mengakui bahwa Moskow saat ini memiliki sedikit alasan untuk menarik kembali tujuannya demi resolusi yang dinegosiasikan. Siewiera berharap Trump dapat mengubahnya setelah menjabat pada bulan Januari.

"Saya yakin bahwa orang-orang di lingkaran presiden terpilih teguh dalam keyakinan mereka bahwa konflik tidak dapat berakhir dengan kekalahan dunia Barat," katanya.

Moskow menganggap perang Ukraina sebagai perang proksi yang digerakkan AS terhadap Rusia, yang telah meningkat menjadi konfrontasi global secara de facto, setelah negara-negara Barat mengizinkan Kyiv untuk melancarkan serangan jarak jauh jauh ke dalam wilayah Rusia dengan senjata pasokan Barat.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan militer Ukraina tidak mampu menembakkan sistem senjata jarak jauh tersebut tanpa keterlibatan langsung dari pendukung asingnya.

Oleh karena itu, lanjut Putin, Moskow berhak untuk menyerang target militer di dalam negara donor senjata, jika militernya menganggap perlu.

Topik Menarik