Putin: Tidak Ada Negara yang Bisa Cegat Serangan IRBM Oreshnik Rusia
MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan penggunaan rudal balistik jarak menengah (IRBM) baru “Oreshnik” dalam serangan di Kota Dnipro, Ukraina, pada Kamis, (21/11/2024). Penggunaan rudal yang memiliki kerakteristik mirip dengan rudal balistik antar benua (ICBM) itu menjadi eskalasi baru dalam perang yang dimulai pada Februari 2022.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi Putin mengatakan penggunaan Oreshnik merupakan respon Rusia atas penggunaan rudal buatan Barat oleh Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia. Diketahui bahwa pada 19 November Kyiv meluncurkan enam ATACMS buatan Amerika Serikat (AS) untuk menyerang wilayah Bryansk, Rusia, diikuti dengan serangan menggunakan rudal Storm Shadow buatan Inggris ke wilayah Kursk, Rusia pada 21 November.
Putin mengatakan bahwa perang di Ukraina kini memiliki implikasi global, yang berarti Rusia bisa menargetkan fasilitas di negara-negara anggota NATO yang memasok senjata untuk Ukraina.
Presiden Rusia itu mengklaim bahwa saat ini tidak ada sistem pertahanan rudal di dunia yang bisa mencegat serangan Oreshnik. Dia juga memastikan bahwa Rusia akan memberi peringatan terlebih dahulu kepada warga sipil di negara sasaran untuk melakukan evakuasi sebelum melancarkan serangan menggunakan IRBM Oreshnik.
Lantas apa yang membuat Putin begitu yakin akan kemampuan IRBM Oreshnik dan mengapa rudal ini diklaim tak bisa dicegat atau ditangkal dengan sistem pertahanan udara yang ada saat ini?
"Oreshnik" adalah rudal balistik hipersonik, yang memiliki 10 kali kecepatan suara, atau 2,5-3 km per detik, membuatnya hampir mustahil untuk dicegat. Rudal ini memiliki karakteristik peluncuran seperti ICBM yang terbang ke ketinggian sebelum melakukan re-entry ke Bumi dan menghantam sasaran.
Sumber-sumber Rusia mengatakan jangkauan rudal ini adalah 5.000 km, yang memungkinkan Rusia menyerang sebagian besar Eropa dan pantai barat Amerika Serikat.
Oreshnik memiliki beberapa muatan MIRV (multiple independent targetable reentry vehicle), proyektil, yang biasa memiliki hulu ledak dan dapat menyasar beberapa target berbeda secara independen. Dikatakan bahwa Oreshnik dapat dapat membawa enam hingga delapan hulu ledak konvensional atau nuklir.
Pentagon mengatakan rudal yang ditembakkan Rusia didasarkan pada rudal balistik antarbenua (ICBM) "RS-26 Rubezh".
Analis militer Vladislav Shurygin tampaknya setuju dengan Putin, mengatakan kepada Izvestiya bahwa Oreshnik akan mampu melewati semua sistem pertahanan rudal modern yang ada. Rudal ini juga dapat menghancurkan bunker yang terlindungi dengan baik di kedalaman yang sangat dalam tanpa menggunakan hulu ledak nuklir, katanya, sebagaimana dilansir BBC.
Serangan Rusia di Dnipro menggunakan Oreshnik yang membawa hulu ledak kosong, yang tampaknya ditujukan sebagai demonstrasi keampuhannya, sekaligus memberi peringatan bahwa Moskow bisa saja menggunakan hulu ledak yang lebih berbahaya, termasuk nuklir, tanpa dapat dicegah oleh sistem pertahanan Ukraina. Ini juga diyakini sebagai “pesan” dari Putin agar Ukraina tidak lagi melancarkan serangan dengan rudal buatan Barat ke wilayah Rusia.