Hadiri KTT OKI, Wamenlu RI Serukan Dunia Hentikan Standar Ganda Terkait Isu Palestina
RIYADH Wakil Menteri Luar Negeri RI (Wamenlu RI), Anis Mata menyerukan agar negara-negara menghentikan penggunaan standar ganda dalam menyikapi isu Palestina-israel. Teguran dan seuran itu disampaikan Anis Mata pada Pertemuan Persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab, di Riyadh, Arab Saudi, akhir pekan lalu.
Standar ganda yang diterapkan banyak negara terhadap Palestina harus segera dihentikan, karena akan merusak tatanan internasional dan hak asasi manusia tegas Wamenlu Anis pada pertemuan Minggu.
Wamenlu kembali menegaskan bahwa kemerdekaan adalah hak asasi manusia sehingga perjuangan kemerdekaan Palestina harus didukung semua negara. Dia juga menyerukan agar OKI dan Liga Arab bersatu dan bekerja sama guna mewujudkan kemerdekaan bagi Palestina.
OKI dan Liga Arab harus perkuat posisi kelompok pro-kemerdekaan Palestina, dengan menggalang kerja sama yang lebih baik dengan Global South, atau negara-negara Selatan, ujarnya.
OKI dan Liga Arab juga diharapkan dapat memobilisasi umat Islam dunia dalam mendukung Palestina. Selain itu, Wamenlu juga mengimbau dunia internasional untuk menyadari potensi umat Islam global, dan menghentikan dukungan pada rezim zionis Israel.
Negara-negara Barat harus bekerja sama dengan sekitar 2 miliar penduduk Muslim dunia, karena akan lebih banyak membawa kesejahteraan bersama, daripada terus-terusan mendukung nafsu zionis kata Wamenlu, sebagaimana dikutip dari keterangan Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI).
Pertemuan Persiapan KTT dipimpin Menlu Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, dan dihadiri menlu dari negara-negara OKI dan Liga Arab, seperti Lebanon, Nigeria, Palestina, dan Turki. Pertemuan tersebut membahas rancangan kesepakatan yang akan diadopsi pada KTT Luar Biasa yang digelar pada 11 November 2024.
Sesuai amanat UUD 1945 dan prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia hadir dalam pertemuan untuk mendorong aksi-aksi nyata mewujudkan kemerdekaan Palestina.