Sheikh Naim Qassem Terpilih Jadi Pemimpin Baru Hizbullah, Ini Sepak Terjangnya
BEIRUT - Sheik Naim Qassem terpilih sebagai Sekretaris Jenderal kelompok Hizbullah. Ia menggantikan posisi Sayyed Hassan Nasrallah yang dibunuh militer Israel.
Berbicara di depan tirai dari lokasi yang dirahasiakan pada 8 Oktober, Qassem mengatakan konflik antara Hizbullah dan Israel adalah perang tentang siapa yang menangis lebih dulu, dan Hizbullah tidak akan menangis lebih dulu. Kemampuan kelompok tersebut tetap utuh, meskipun ada pukulan menyakitkan dari Israel.
Namun, ia menambahkan kelompok tersebut mendukung upaya juru bicara parlemen Nabih Berri, sekutu Hizbullah untuk mengamankan gencatan senjata. Untuk pertama kalinya tidak menyebutkan kesepakatan gencatan senjata Gaza sebagai prasyarat untuk menghentikan serangan kelompok tersebut ke Israel.
Pidatonya yang disiarkan televisi selama 30 menit itu disampaikan beberapa hari setelah tokoh senior Hizbullah Hashem Safieddine diduga menjadi sasaran serangan Israel dan 11 hari setelah terbunuhnya Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah.
"Apa yang kami lakukan adalah hal yang paling minimum. Kami tahu bahwa pertempuran itu mungkin akan berlangsung lama," katanya dalam pidato selama 19 menit, melansir Reuters, Selasa (29/10/2024).
Lalu, siapakah Naim Qassem? Pria kelahiran Beirut, Lebanon, pada 1953 itu berasal dari keluarga di selatan Lebonan. Aktivitas politik Qassem dimulai dari Gerakan Amal Syiah Lebanon.
Dia meninggalkan kelompok tersebut pada 1979 setelah Revolusi Islam Iran, yang membentuk pemikiran politik banyak aktivis muda Syiah Lebanon.
Qassem mengambil bagian dalam pertemuan yang mengarah pada pembentukan Hizbullah, yang didirikan dengan dukungan Garda Revolusi Iran sebagai tanggapan atas invasi Israel ke Lebanon pada 1982.
Dia telah menjadi koordinator umum kampanye pemilihan parlemen Hizbullah sejak kelompok tersebut pertama kali menentangnya pada 1992.
Pada tahun 2005, Qassem a menulis sejarah Hizbullah yang dianggap sebagai "pandangan orang dalam" yang langka terhadap organisasi tersebut. Qassem mengenakan sorban putih tidak seperti Nasrallah dan Safieddine, yang sorban hitamnya menunjukkan status mereka sebagai keturunan Nabi Muhammad.