Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Gugur, Joe Biden: Hari Baik Bagi Israel
JAKARTA - Presiden Amerika Joe Biden menyebut gugurnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam serangan pasukan Israel adalah “hari baik bagi Israel, bagi Amerika Serikat, dan bagi dunia”.
Israel mengatakan Sinwar terbunuh pada hari Rabu 14 Oktober 2024 di Gaza, dan Presiden AS menyebutnya sebagai “kesempatan” untuk membebaskan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dan mengakhiri perang selama setahun di Gaza.
“Sekaranglah waktunya untuk melanjutkan. Bergerak menuju gencatan senjata di Gaza, pastikan kita bergerak ke arah yang mampu membuat segalanya menjadi lebih baik bagi seluruh dunia,” kata Biden dilansir Breakingnews.ie, Jumat (18/10/2024).
Para pejabat AS optimis gugurnya Yahya Sinwar akan memberi semangat baru pada perundingan gencatan senjata antara Israel dan Palestina. “Selama beberapa minggu terakhir, tidak ada negosiasi untuk mengakhiri perang karena Sinwar menolak untuk bernegosiasi,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada wartawan.
“Kami sekarang melihat peluang dengan disingkirkannya dia dari medan perang, dicopot dari kepemimpinan Hamas, dan kami ingin memanfaatkan peluang itu.”
Biden berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengucapkan selamat atas misi yang membunuh Sinwar. Keduanya juga membahas “bagaimana menggunakan momen ini untuk memulangkan para sandera dan mengakhiri perang dengan terjaminnya keamanan Israel dan Hamas tidak akan lagi mampu mengendalikan Gaza,” demikian menurut ringkasan percakapan telepon di Gedung Putih.
Namun, Netanyahu mengatakan bahwa “perang kita belum berakhir”.
Selain mengupayakan pembebasan sandera, Netanyahu mengatakan Israel harus mempertahankan kendali jangka panjang atas Gaza untuk memastikan Hamas tidak mempersenjatai kembali. Sehingga membuka kemungkinan berlanjutnya pertempuran.
Biden akan mengirim Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Israel dalam beberapa hari mendatang.
Dalam pernyataan sebelumnya, Biden membandingkan reaksi terhadap kematian Sinwar dengan perasaan di AS setelah pembunuhan pemimpin al Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan 11 September 2001.
Dia mengatakan pembunuhan dalang serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel “membuktikan sekali lagi bahwa tidak ada teroris di mana pun di dunia yang dapat lolos dari keadilan, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan”.
Ketidakmampuan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan mengembalikan para sandera telah membingungkan para perunding sejak awal. Militan Hamas membunuh sekitar 1.200 orang di Israel dalam serangan yang melancarkan perang dan menyandera sekitar 250 orang.
Sekitar 100 sandera masih berada di Gaza, sekitar sepertiga di antaranya diyakini tewas. Serangan balasan Israel telah menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza dan menewaskan lebih dari 42.000 warga Palestina.
Kementerian Kesehatan Gaza tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan namun mengatakan lebih dari separuh korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
AS telah bekerja sama dengan sesama mediator Mesir dan Qatar mengenai proposal gencatan senjata di Gaza sejak perang dimulai setahun yang lalu, dan mengirim Blinken dan utusan lainnya ke Timur Tengah beberapa kali untuk mencoba menjadi perantara kesepakatan namun tidak berhasil.
“Dalam beberapa kesempatan selama beberapa bulan terakhir, Sinwar menolak upaya Amerika Serikat dan mitranya untuk mengakhiri perang ini melalui perjanjian yang akan mengembalikan para sandera ke keluarga mereka dan meringankan penderitaan rakyat Palestina,” kata Blinken.
Para pemimpin Israel menggambarkan pembunuhan Sinwar sebagai momen bagi Hamas untuk menyerah.
Pemerintahan Biden juga segera menyerukan gencatan senjata segera antara Israel dan Hizbullah untuk menghindari kemungkinan perang habis-habisan di Timur Tengah sebelum mengubah pesannya setelah Israel membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara dan terus melakukan invasi darat di Lebanon.
Biden mengatakan dengan kematian Sinwar, “sekarang ada peluang untuk ‘hari berikutnya’ di Gaza tanpa kekuasaan Hamas, dan untuk penyelesaian politik yang memberikan masa depan yang lebih baik bagi Israel dan Palestina”.
Dia memuji pasukan operasi khusus dan agen intelijen AS yang membantu memberi saran kepada sekutu Israel dalam melacak dan menemukan Sinwar dan para pemimpin Hamas lainnya selama setahun terakhir, meskipun AS mengatakan operasi yang membunuh Sinwar adalah operasi Israel.
Gugurnya Yahya Sinwar memberikan peluang untuk menemukan jalan ke depan agar para sandera bisa pulang. “Sekarang kita harus bekerja untuk memastikan bahwa kematiannya benar-benar memberikan pukulan jangka panjang terhadap Hamas yang kita semua ingin lihat,” katanya.