Profil Hassan Nasrallah yang Tewas Dibunuh Israel, Orator Karismatik yang Disegani Kawan dan Lawan

Profil Hassan Nasrallah yang Tewas Dibunuh Israel, Orator Karismatik yang Disegani Kawan dan Lawan

Global | okezone | Sabtu, 28 September 2024 - 17:21
share

BEIRUT Israel mengakui jika sudah membunuh Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah dalam serangan udara di markas besar kelompok itu di pinggiran selatan Beirut, Lebanon,  sehari sebelumnya pada Sabtu (28/9/2024). Lalu siapakah Nasrallah? Dia dikenal sebagai orator yang karismatik. Pidato-pidatonya kerap disegani dan diikuti oleh kawan maupun lawan.

Mengenakan serban hitam seorang sayyed, atau keturunan Nabi Muhammad, Nasrallah menggunakan pidatonya untuk menggalang basis Hizbullah tetapi juga untuk menyampaikan ancaman yang terukur dengan hati-hati. Dia sering kali terlihat menggerakkan jarinya saat berpidato.

Ia menjadi sekretaris jenderal Hizbullah pada tahun 1992 di usianya yang baru 35 tahun, wajah publik dari kelompok yang dulunya samar yang didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada tahun 1982 untuk melawan pasukan pendudukan Israel.

Israel diketahui telah membunuh pendahulunya, Sayyed Abbas al-Musawi, dalam serangan helikopter. Nasrallah memimpin Hizbullah ketika gerilyawannya akhirnya mengusir pasukan Israel dari Lebanon selatan pada tahun 2000, mengakhiri pendudukan selama 18 tahun.

Israel telah memimpin Hizbullah melewati konflik selama puluhan tahun dengan Israel. Dia mengawasi transformasinya menjadi kekuatan militer dengan pengaruh regional dan menjadi salah satu tokoh Arab paling terkemuka dalam beberapa generasi dengan dukungan Iran.

Situs berita Axios dan media Israel melaporkan bahwa ia menjadi sasaran pada Jumat (27/9/2024) dalam serangan Israel yang mengguncang Beirut, yang terbaru dalam serangkaian serangan yang meningkat selama 10 hari yang telah mengguncang kelompok yang telah dipimpinnya selama 32 tahun.

Menurut sumber yang dekat dengan kelompok bersenjata Lebanon tersebut kepada Reuters, Nasrallah tidak dapat dihubungi setelah serangan Israel di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (27/9/2024) malam. 

Beberapa jam setelah serangan tersebut, Hizbullah belum membuat pernyataan tentang nasibnya. Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada Reuters bahwa Nasrallah masih hidup dan kantor berita Iran Tasnim juga melaporkan bahwa ia aman. Seorang pejabat keamanan senior Iran mengatakan kepada Reuters bahwa Teheran sedang memeriksa statusnya.

 

Di antara para pendukungnya, Nasrallah dipuji karena menentang Israel dan Amerika Serikat (AS). Di mata para musuhnya, ia adalah kepala organisasi teroris dan wakil teokrasi Islam Syiah Iran dalam perebutan pengaruh di Timur Tengah.

Konflik dengan Israel sebagian besar telah menentukan kepemimpinannya. Ia mendeklarasikan "Kemenangan Ilahi" pada tahun 2006 setelah Hizbullah melancarkan perang selama 34 hari dengan Israel, memenangkan rasa hormat dari banyak orang Arab biasa yang tumbuh besar menyaksikan Israel mengalahkan tentara mereka.

Namun, ia menjadi sosok yang semakin memecah belah di Lebanon dan dunia Arab yang lebih luas seiring meluasnya wilayah operasi Hizbullah ke Suriah dan sekitarnya, yang mencerminkan meningkatnya konflik antara Iran Syiah dan monarki Arab Sunni yang bersekutu dengan AS di Teluk.

Di dalam negeri, para kritikus Nasrallah mengatakan petualangan regional Hizbullah memberikan harga yang tak tertahankan bagi Lebanon, yang menyebabkan negara-negara Arab Teluk yang dulunya bersahabat menjauhi negara itu. Ini menjadi faktor yang berkontribusi terhadap keruntuhan keuangannya pada tahun 2019.

Pada tahun-tahun setelah perang 2006, Nasrallah ‘berjalan di atas tali yang ketat’ dalam konflik baru dengan Israel, menimbun roket Iran untuk membentuk "keseimbangan teror" pencegah dalam kontes ancaman dan kontra ancaman yang diukur dengan cermat.

Perang Gaza, yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, memicu konflik terburuk Hizbullah dengan Israel sejak 2006, yang mengakibatkan kelompok itu kehilangan ratusan pejuangnya termasuk komandan tertinggi.

Setelah bertahun-tahun terlibat di tempat lain, konflik tersebut kembali memusatkan perhatian pada perjuangan bersejarah Hizbullah dengan Israel.

Topik Menarik