Dubes Israel: Gedung PBB Harus Dihapus dari Muka Bumi

Dubes Israel: Gedung PBB Harus Dihapus dari Muka Bumi

Global | sindonews | Rabu, 21 Agustus 2024 - 08:30
share

Duta Besar Israel untuk PBB yangsegeramelepas jabatan, Gilad Erdan, mengatakan markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York harus “dihapus dari muka bumi”.

Pernyataan Erdan itu dilaporkan media Israel. “Gedung PBB harus ditutup dan dihapus dari muka bumi,” ujar Erdan kepada harian Israel Maariv dalam wawancara yang diterbitkan pada Selasa (20/8/2024), dilansir kantor berita Anadolu.

“Gedung ini, yang mungkin tampak bagus dari luar, sebenarnya rusak dan terdistorsi,” ujar Erdan.

Sementara itu, The Times of Israel melaporkan dalam wawancara mendatang dengan i24News, Erdan mengatakan, “Di satu sisi, saya merasa puas dengan perjuangan dan pekerjaan saya di sini, tetapi di sisi lain, saya merasa sangat tertekan dan frustrasi dengan kenyataan bahwa gedung ini, yang mungkin tampak bagus dari luar, sebenarnya rusak dan terdistorsi.”

Kritik Sebelumnya

Pengganti Erdan, Danny Ben Yosef Danon, mengambil alih jabatan pada Senin.

Mengenai rencananya untuk masa depan, Erdan dilaporkan mengatakan bahwa dia melihat dirinya memimpin Partai Likud sayap kanan setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang kontroversial.

Ini bukan pertama kalinya Erdan menyerang PBB, karena sebelumnya dia mengkritik Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Israel telah menghadapi kecaman internasional atas serangan brutalnya di Jalur Gaza meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Genosida yang Berkelanjutan

Saat ini sedang diadili di Mahkamah Internasional (ICJ) atas genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 40.173 warga Palestina telah tewas, dan 92.857 terluka akibat serangan Israel.

Selain itu, sedikitnya 11.000 orang tidak diketahui keberadaannya, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang tewas dan terluka di Gaza adalah wanita dan anak-anak.

Perang Israel telah mengakibatkan kelaparan akut, sebagian besar di Gaza utara, yang mengakibatkan kematian banyak warga Palestina, sebagian besar anak-anak.

Agresi Israel juga mengakibatkan pemindahan paksa hampir dua juta orang dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi dipaksa ke kota Rafah selatan yang padat penduduk di dekat perbatasan dengan Mesir. Ini menjadi eksodus massal terbesar Palestina sejak Nakba 1948.

Kemudian dalam perang tersebut, ratusan ribu warga Palestina mulai bergerak dari selatan ke Gaza tengah dalam pencarian keselamatan yang terus-menerus.

Baca juga: Pejabat Katolik AS: Penjualan Gereja Bersejarah kepada Umat Islam Bukan Masalah Besar

Topik Menarik