10 Negara dengan Kelahiran Terendah di Dunia, Apa Penyebabnya?
JAKARTA, iNews.id Daftar negara dengan kelahiran terendah di dunia menarik untuk dipelajari. Pasalnya, fenomena yang awalnya menjadi kebanggaan di sejumlah negara maju itu, kini malah berubah menjadi masalah.
Dulu, negara-negara itu berusaha menekan angka pertumbuhan penduduk dengan mengurangi jumlah kelahiran, dengan harapan hal tersebut dapat meringankan beban ekonomi negara. Namun, kebijakan itu ternyata bisa jadi bumerang. Sebab, seiring perjalanan waktu, negara-negara itu kini dihuni oleh penduduk yang mayoritas terdiri atas kalangan usia yang tak lagi produktif. Akibatnya, mereka kini harus berhadapan dengan ancaman kekurangan sumber daya manusia untuk membangun bangsanya ke depan. Celakanya lagi, penduduk di negara-negara itu sudah terbiasa atau terpola dengan gaya hidup dengan sedikit anak bahkan tanpa anak.
Oleh beberapa kalangan, kelahiran sendiri adalah fenomena yang ditunggu-tunggu karena kehadiran buah hati bisa jadi anugerah terindah bagi pasangan. Namun, ada beberapa faktor di dunia ini yang membuat kelahiran di tiap negara menjadi rendah dari tahun ke tahun.
Menurunnya angka kelahiran secara global menyebabkan beberapa negara khawatir bahwa angka kelahiran mereka saat ini tidak cukup untuk menggantikan generasi sebelumnya yang berpengaruh juga akan penurunan populasi. Hal tersebut juga akan mengganggu sistem ekonomi dan berbagai ranah lainnya. Dalam mengatasi kekhawatiran ini, pemerintah tentu menawarkan fasilitas berupa finansial yang insentif untuk mendorong penduduknya memiliki anak.
Dilansir dari World Population Review , jumlah kelahiran hidup berkaitan dengan angka kesuburan penduduk suatu negaranya yang berfokus pada perempuannya. Tingkat kelahirannya cukup bervariasi dengan drastis di tiap negaranya. Rata-rata angka kelahiran global bisa menyentuh 18,5 kelahiran per 1.000 orang di tahun 2019. Secara keseluruhan, angka kelahiran global harian dan kematian global harian menjadi penentu akan tingkat pertumbuhan populasi dunia.
10 Negara dengan Kelahiran Terendah di Dunia
Monako
Sebagai salah satu dari negara yang kecil dengan wilayah dan penduduknya yang berada di angka pas, tingkat hidup penduduk di sana terbilang tinggi dan sangat berfokus pada karier membuat mereka sulit memikirkan untuk berkeluarga. Pendidikan seks dan pengenalan alat kontrasepsi juga tinggi yang dianggap berhasil membuat penduduk Monako teredukasi dan berhati-hati.
Korea Selatan
Ada banyak isu mengkhawatirkan di Korea Selatan yang memengaruhi menurunnya populasi di negara tersebut. Tingkat ekonomi yang menyulitkan generasi muda Korea Selatan membuat mereka berpikir panjang untuk berkeluarga. Adanya tekanan yang menimpa mereka mulai dari sulitnya mendapatkan pekerjaan tetap sampai kejenuhan dalam menempuh pendidikan tinggi sehingga kebanyakan dari masyarakat Korea Selatan menganut prinsip child-free atau ketidak inginan memiliki anak karena kekhawatiran di masa depan.
Andorra
Secara geografis, Andorra merupakan negara kecil yang terletak di sebuah pegunungan. Dari kecilnya wilaya itu, keterbatasan jumlah penduduk yang bisa menempati wilayah itu dapat memengaruhi angka kelahiran. Pendidikan yang berkualitas di Andorra juga mendorong penduduknya mengejar pendidikan lebih lanjut sehingga rencana untuk menikah dan berkeluarga sedikit tertunda.
Jepang
Banyak generasi muda Jepang yang menolak keras untuk menikah atau memiliki keluarga. Putus asa atas prospek pekerjaan yang suram, dan kurangnya toleransi masyarakat terhadap anak kecil. Banyak juga pasangan yang ragu untuk memiliki anak karena biaya yang semakin mahal.
Taiwan
Di Taiwan, terdapat tren sosial yang sangat memengaruhi angka kelahiran yang rendah, seperti menikah terlambat, tidak menikah, tidak memiliki anak, dan memiliki anak di usia lanjut. Faktor-faktor tersebut menyebabkan tingkat kesuburan total di Taiwan lebih rendah.
Yunani
Dalam beberapa dekade, terjadi penurunan angka kesuburan yang cukup signifikan. Di Yunani, perempuan telah mengambil banyak peran untuk beradaptasi dengan perubahan di lingkungan masyarakat saat ini, sedangkan dukungan di lingkungan mereka itu terbilang kurang. Adapun terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan bagi masyarakat daerah terpencil yang enggan memiliki anak karena sulitnya meraih akses kesehatan tersebut.
Puerto Rico
Banyak penduduk Puerto Rico yang bermigrasi dari tiap-tiap kota di negaranya dan mengakibatkan turunnya angka populasi yang cukup memprihatinkan. Selain itu, angka kematian di Puerto Rico juga sama tingginya dengan angka kelahiran. Hal ini berpengaruh besar terhadap penurunan ekonomi di negara itu.
Portugal
Standar hidup yang tinggi di Portugal, terutama tingkat pendidikan yang berkualitas dan mendukung penuh perempuan dalam memenuhi haknya membuat angka kesuburan mereka menurun. Fokusnya pada hak-hak perempuan terutama pendidikan dan karier menjadi pengaruh bagi rendahnya angka kelahiran.
Spanyol
Faktor penting yang memengaruhi rendahnya angka kelahiran di Spanyol antara lain adalah meningkatnya jumlah penduduk yang melajang atau single, meningkatnya usia rata-rata perempuan dalam memiliki anak pertama, yakni kebanyakan wanita di Spanyol melahirkan anak pertama mereka di usia 30-39 tahun. Faktor lain datang dari ekonomi yang kurang stabil dan tingkat pengangguran yang tinggi membuat penduduk di Spanyol sering berpikir panjang untuk berkeluarga.
Bulgaria
Terdapat beberapa perubahan nilai-nilai budaya dan berkurangnya keinginan untuk memiliki anak karena alasan sosial dan ekonomi. Pasangan di Bulgaria rata-rata hanya melahirkan satu anak dan beberapa di antaranya merasa cukup dengan jumlah anggota keluarga kecilnya, sehingga aborsi yang sudah lama dilegalkan kerap terjadi.
Demikianlah 10 negara dengan kelahiran terendah di dunia yang kebanyakan didominasi oleh situasi ekonomi dan sosial yang menahan seseorang untuk memiliki anak. Meskipun begitu, penting diingat bahwa pendidikan seksual penting bagi tiap individu.