Senjata Aneh yang Digunakan dalam Perang Dunia, Nomor 4 Pakai Kelelawar!
JAKARTA, iNews.id Senjata aneh yang digunakan dalam Perang Dunia mungkin masih jarang diketahui orang. Apalagi, senjata semacam itu ternyata cukup beragam.
Saat berlangsungnya Perang Dunia I dan II, negara-negara berkekuatan besar berlomba memamerkan kemahirannya dengan adu canggih senjata militer. Namun, siapa sangka jika beberapa senjata unik dan tak lazim juga turut digunakan.
Meskipun tidak sepenuhnya berhasil, namun keberadaan senjata-senjata ini cukup banyak menarik perhatian. Berikut daftarnya.
Walking Stick
Salah satu senjata aneh yang digunakan dalam Perang Dunia adalah tongkat jalan atau walking stick , atau yang juga disebut sebagai trench club . Dilansir dari situs Imperial War Museum Inggris, walking stick mulai berkembang pesat saat Perang Dunia I.
Alat ini digunakan sebagai tongkat para petugas atau tentara guna alat pertahanan. Senjata ini terbuat dari kayu dengan ujung berbahan dasar besi yang sangat tajam.
Goliath
Goliath adalah senjata yang digunakan Jerman pada Perang Dunia II dan diciptakan oleh Sersan Radford. Senjata ini berupa miniatur tank Jerman yang sengaja dipersiapkan untuk mengirimkan bahan peledak dengan bantuan pengendali jarak jauh (remote control). Goliath memiliki dua versi, pertama adalah versi menggunakan baterai dan versi goliath yang mengandalkan bensin.
Untuk goliath dengan tenaga baterai, muatan yang mampu dibawa mencapai 60 kg. Sementara itu, goliath bertenaga bensin bisa membawa muatan hingga 100 kg, dan berjarak 650 m dari si pengontrol. Para tentara mengandalkan senjata ini untuk menyusup ke dalam bangunan atau bunker lawan. Sejak dikembangkan pada 1942 hingga 1945, goliath dirasa kurang efektif dalam membantu tentara.
The Panjandrum
Senjata unik berikutnya adalah The Panjandrum yang diproduksi dan digunakan pada Perang Dunia II. Bentuknya sangat tidak biasa, berupa dua buah roda besar yang dilengkapi dengan peluncur roket. Bagian yang paling berbahaya dari senjata unik ini berada di bagian tengahnya yang dilengkapi banyak ranjau alias bom. Mengutip Sindonews, senjata ini dirancang oleh militer Inggris dan tidak berfungsi dengan baik. Artinya, tidak mampu bergulir atau menggelinding sesuai jalur yang sudah ditentukan.
Berdasarkan informasi dari laman Imperial War Museum Inggris, percobaan gagal The Panjandrum pernah terjadi pada sekitar tahun 1943 hingga 1944. Kala itu, ranjau yang ada pada roda sering kali terlepas hingga berhamburan. Hal tersebut tentu saja membahayakan para prajurit Inggris yang sedang melakukan uji coba.
Bat Bomb
Amerika Serikat (AS) mengembangkan bom kelelawar atau bat bomb saat Perang Dunia II. Para ilmuwan AS memanfaatkan banyak kelelawar untuk mengirimkan bom ke pihak lawan, utamanya Jepang. Bom dalam jumlah besar itu sengaja dipasangkan di tubuh kelelawar dan diterbangkan ke Jepang.
Bom tidak langsung meledak saat dijatuhkan. Melainkan, menunggu beberapa saat hingga kelelawar kembali ke sarangnya. Namun, penggunakan bom dengan cara unik ini tidak dilakukan. Pihak AS memilih untuk menjatuhkan bom atom ke Jepang pada 1945.
Exploding Rat
Selain kelelawar, bom atau bahan peledak juga bisa dipasangkan pada hewan pengerat seperti tikus. Hal ini dilakukan tentara Inggris di masa Perang Dunia II. Tikus yang telah mati dibedah dan tubuhnya diisi bahan peledak. Lanjutnya, perut tikus kembali dijahit. Seakan-akan tikus tersebut tidak berbahaya. Tikus-tikus itu rencananya akan dilempar sehingga menciptakan ledakan besar.
Sayangnya, metode ini tidak pernah diujicobakan lantaran tentara Jerman telah mengetahui dan mencegahnya.