Pengertian Nuzulul Qur'an dan Sejarahnya, Lengkap Tahapan dengan Hikmahnya
JAKARTA, iNews.id - Pengertian Nuzulul Qur'an dan sejarahnya penting untuk diketahui umat Islam. Sehingga, akan semakin cinta dan mengamalkan nilai-nilai Al Qur'an dalam kehidupan.
Mengacu pada kalender awal puasa Ramadhan yakni tanggal 1 Maret 2025, malam Nuzulul Quran 2025 jatuh pada hari Senin, 17 Maret 2025 bertepatan 17 Ramadhan 1446 H.
Nuzulul Quran adalah peristiwa turunnya Al-Quran sebagai wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Beberapa ahli tafsir menjelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan dua kali proses. Pertama, diturunkan secara keseluruhan (jumlatan wahidah). Kedua, diturunkan secara bertahap (najman najman).
Sebelum diterima Nabi di bumi, Allah Swt terlebih dahulu menurunkannya secara menyeluruh di Baitul Izzah (rumah langit dunia). Kemudian malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad Saw di bumi secara berangsur, ayat demi ayat, di waktu yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan selama 20 tahun, pendapat lain 21 tahun.
Adapun lembaran-lembaran atau suhuf, kitab Taurat, Zabur, dan Injil, masing-masing diturunkan kepada nabi yang bersangkutan secara sekaligus. Lain halnya dengan Al-Qur'an, diturunkan sekaligus hanya dari Baitul 'Izzah ke langit dunia; hal ini terjadi pada bulan Ramadan, yaitu di malam Lailatul Qadar.
Setelah itu Al-Qur'an diturunkan kepada Rasulullah SAW secara bertahap sesuai dengan kejadian-kejadiannya.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
أنزلَ اْلقُرْأنَ جُمْلَةً وَاحِدَةً اِلىَ سَمَآءِ الدُّنْيَا وَكَانَ بِمَوَاقِعِ النُّجُوْمِ وَكَانَ اللهُ يَنْزِيْلُهُ عَلىَ رَسُوْلِهِ بَعْضَهُ فِيْ بَعْضٍ
“Al-Qur‘an diturunkan secara sekaligus ke langit dunia, dan hal itu adalah seperti perpindahan bintang-bintang. Allah menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW sedikit demi sedikit “. (HR. Al-Hakim) [ No. 787].
Pengertian Nuzulul Qur'an dan Sejarahnya
Nuzulul Qur'an sebagaimana dilansir dari laman MUI, terdiri atas kata nuzul dan Alquran. Penggunaan kata nuzul dalam istilah Nuzulul Quran atau turunnya Alquran tidaklah dapat dipahami maknanya secara harfiah, yaitu menurunkan sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, sebab Alquran tidaklah berbentuk fisik atau materi.
Mengutip pendapat dari Jalaluddin al-Suyuthi pengertian Nuzulul Quran diartikan secara majazi, yaitu penyampaian wahyu kepada Nabi Muhammad SAW dari alam ghaib ke alam nyata melalui perantara malaikat Jibril.
Secara sederhana Nuzulul Quran diartikan dengan peristiwa turunnya Alquran yang juga sekaligus waktu di mana peresmian Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul oleh Allah SWT.
Nuzulul Qur'an merupakan peristiwa diturunkannya wahyu Allah SWT yakni Al Qur'an dari Baitul Izzah ke bumi pada 17 Ramadhan.
Sedangkan secara terminologi, Nuzulul Quran merupakan peristiwa diturunkannya wahyu Allah SWT yakni Alquran kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril alaihisalam secara berangsur-angsur.
Nuzulul Quran terjadi pada 17 Ramadhan, di Gua Hira pada Tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Saat itu, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu lima ayat dari Surat Al-'Alaq.
Para ulama berbeda pendapat mengenai waktu turunnya Alquran. Sebgian berpendapat pada 17 Ramadhan, sebagian lagi mengatakan Alquran diturunkan pada tanggal 24 Ramadhan.
Pendapat yang mengatakan Alquran diturunkan pada malam 17 Ramadhan didasarkan pada hadits berikut :
Teknik Masak Dipuji Juri, Aqila Lolos dengan Mudah di 20 Besar MasterChef Indonesia Season 12
عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَال : مَا أَشُكُّ وَلاَ أَمْتَرِي أَنَّهَا لَيْلَةُ سَبْعَ عَشْرَةَ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ أُنْزِل الْقُرْآنُ
Dari Zaid bin Arqam radhiyallahuanhu berkata, ”Aku tidak ragu bahwa malam 17 Ramadhan adalah malam turunnya Al-Quran.” (HR. Ath-Thabarani dan Abu Syaibah)
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa malam Qadar itu adalah malam yang siangnya terjadi Perang Badar, berdasarkan firman Allah SWT:
إِنْ كُنْتُم آمَنْتُمْ باِللهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ
Artinya: Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. (QS. Al-Anfal : 41).
Menurut para ahli sejarah, pada tanggal 17 Ramadhan itulah terjadi peristiwa Nuzulul Quran atau pertama kali turunnya Al Quran dari langit dunia ke muka bumi.
Jumlahnya hanya 5 ayat saja, yaitu ujung ayat Surat Al-'Alaq. Jadi tepatnya malam 17 Ramadhan itu adalah malam awal mula turunnya 5 ayat Quran pertama ke muka bumi dari langit dunia. Tapi bukan lailatul qadar yang nilainya sama dengan 1.000 bulan.
Namun sebenarnya, para ahli sejarah sendiri pun masih seringkali berbeda pendapat. Sebab ada juga versi lain yang mengatakan bahwa tanggalnya bukan 17 Ramadhan, melainkan tanggal 24 Ramadhan, bahkan masih banyak lagi versi yang lain.
Ustaz Ahmad Sarwat MA dalam bukunya Jaminan Mendapat Lailatul Qadar menjelaskan, sudah menjadi ijma’ di tengah ulama bahwa malam Qadar adalah malam diturunkannya Al-Quran Al-Karim. Dalil tentang hal itu adalah firman Allah SWT di dalam surat Al-Qadar :
إِنَّا أَنْزَلْناهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Latin: Innaa anzalnaahu fii lailatil qadri
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam penuh kemuliaan. (Al-Qadar: 1)
Dalam Surat Al Qadar ayat 1, Allah Swt menegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada malam Lailatul Qadar, yaitu malam paling spesial dan paling mulia di bulan suci Ramadhan, malam yang sangat diharapkan seluruh umat Muhammad Saw, dan lebih baik dari pada seribu bulan.
Hal itu kembali ditegaskan dalam Surat Ad Dukhan Ayat 3:
إِنَّا أَنْزَلْناهُ فِي لَيْلَةٍ مُبارَكَةٍ
Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkati. (Ad-Dukhan: 3).
Tahapan Nuzulul Quran
Beberapa ahli tafsir menjelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan dua kali proses. Pertama, diturunkan secara keseluruhan (jumlatan wahidah). Kedua, diturunkan secara bertahap (najman najman).
Sebelum diterima Nabi di bumi, Allah Swt terlebih dahulu menurunkannya secara menyeluruh di Baitul Izzah (rumah langit dunia). Kemudian malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad Saw di bumi secara berangsur, ayat demi ayat, di waktu yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan selama dua puluh tahun, pendapat lain dua puluh satu tahun.
Adapun lembaran-lembaran atau suhuf, kitab Taurat, Zabur, dan Injil, masing-masing diturunkan kepada nabi yang bersangkutan secara sekaligus. Lain halnya dengan Al-Qur'an, diturunkan sekaligus hanya dari Baitul 'Izzah ke langit dunia; hal ini terjadi pada bulan Ramadan, yaitu di malam Lailatul Qadar.
Setelah itu Al-Qur'an diturunkan kepada Rasulullah SAW secara bertahap sesuai dengan kejadian-kejadiannya.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
أنزلَ اْلقُرْأنَ جُمْلَةً وَاحِدَةً اِلىَ سَمَآءِ الدُّنْيَا وَكَانَ بِمَوَاقِعِ النُّجُوْمِ وَكَانَ اللهُ يَنْزِيْلُهُ عَلىَ رَسُوْلِهِ بَعْضَهُ فِيْ بَعْضٍ
“Al-Qur‘an diturunkan secara sekaligus ke langit dunia, dan hal itu adalah seperti perpindahan bintang-bintang. Allah menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW sedikit demi sedikit “. (HR. Al-Hakim) [ No. 787].
Ibnu Abbas radhiyallahuanhu menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah peristiwa turunnya seluruh ayat Al-Quran dalam satu kali turun, yaitu dari Lauhil Mahfudz ke langit dunia atau sebutannya Baitul Izzah.
Sedangkan Asy-Sya’bi menyebutkan bahwa yang dimaksud disini adalah bahwa di malam Qadar itu turun permulaan ayat Al-Quran ke muka bumi. Dan boleh jadi kedua-duanya tidak keliru. Sebab para ulama meyakini bahwa Al-Quran memang mengalami proses penurunan dua kali. Penurunan yang pertama adalah turunnya Al-Quran dari Lauhil Mahfudz ke langit dunia, sebagaimana pendapat Ibnu Abbas.
Sedangkan penurunan yang kedua, dari langit dunia ke muka bumi, yang turunnya pertama kali hanya lima ayat penggalan awal dari surat Al-‘Alaq. Dan keduanya bisa saja terjadi pada malam Qadar, meski pada zaman yang berbeda.
Hikmah Nuzulul Qur'an
1. Sumber Hukum
Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam yang menjadi panduan hidup bagi setiap Muslim. Di dalamnya terkandung aturan, nilai-nilai moral, dan panduan mengenai bagaimana menjalani kehidupan yang benar dan diridhoi Allah SWT. Dengan turunnya Al-Qur’an, manusia mendapatkan pedoman yang jelas untuk membedakan antara yang benar dan yang salah.
2. Pembentukan akhlak mulia
Salah satu tujuan utama diturunkannya Al-Qur’an adalah untuk membentuk akhlak manusia. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Al-Qur’an mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kejujuran, kesabaran, kerendahan hati, dan kasih sayang. Melalui akhlak yang mulia, umat Islam diharapkan mampu menjadi rahmat bagi semesta alam.
3. Mengokohkan tauhid
Hikmah lain dari Nuzulul Qur’an adalah untuk mengokohkan prinsip tauhid, yaitu keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang layak disembah. Dalam Al-Qur’an, Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Tuhan yang Maha Esa dan menegaskan larangan untuk menyekutukan-Nya tauhid menjadi fondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim dan menjadi dasar dari setiap ajaran dalam Islam.
4. Menyediakan jawaban atas tantangan zaman
Al-Quran tidak hanya menjadi petunjuk bagi generasi awal Islam, tetapi juga relevan bagi seluruh zaman dan tempat. Sebagai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, Al-Qur’an menyediakan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh manusia, baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun politik. Dengan demikian, Al-Qur’an selalu memberikan jawaban atas tantangan-tantangan yang dihadapi umat Islam sepanjang masa.
5. Menguatkan Iman dan Motivasi
Nuzulul Qur’an menjadi momen yang penting untuk meningkatkan keimanan dan semangat beribadah. Setiap kali mengingat turunnya Al-Qur’an, seorang Muslim akan terdorong untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupannya. Hal ini juga terlihat dalam tradisi umat Islam yang memperingati malam Nuzulul Qur’an pada bulan Ramadan dengan memperbanyak tilawah dan ibadah.
Al Qur an yang diturunkan secara berangsur-angsur agar hukum-hukum yang diturunkan oleh Allah dapat diterima dengan lebih mudah. Istilah ini dalam Islam dikenal dengan nama tadaruj. Salah satu contoh dalam hal ini adalah hukum tentang khamr.
Allah tidak langsung mengharamkan khamr. Allah secara bertahap-tahap menetapkan keharaman khamr. Pertama, Allah menjelaskan bahwa manfaat khamr lebih kecil ketimbang mudaratnya. Ini termaktub dalam Surat Al-Baqarah: 219.
Kemudian, Allah menurunkan QS. Al-Nisa: 43 yang menjelaskan bahwa umat Islam dilarang mengkonsumsi khamr saat menjalankan ibadah salat. Terakhir, Allah memerintahkan umat Islam untuk menjauhi khamr karena itu adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Ini terdapat dalam QS. Al-Ma’idah/5: 91-92.
Wallahu A'lam