Film Solata Gambarkan Dunia Pendidikan di Tengah Pegunungan Ollon yang Menakjubkan

Film Solata Gambarkan Dunia Pendidikan di Tengah Pegunungan Ollon yang Menakjubkan

Gaya Hidup | sindonews | Kamis, 27 Februari 2025 - 16:20
share

JAKARTA - Film Solata menjadi salah satu film yang mengupas pendidikan di Indonesia bagian Timur. Bahkan, film garapansang sutradara dan prosuder Ichwan Persada itu dinilai seperti Laskar Pelangi versi Toraja.

Pemilihan “Solata” sebagai judul pun bukan tanpa alasan. Solata berasal dari bahasa Toraja yang memiliki arti “lebih dari teman”. Lebih jauh istilah ini merujuk pada seseorang yang dianggap sebagai keluarga sendiri.

Ichwan Persada mengatakan Solata terinspirasi dari kisah nyata. Dia pun menggandeng pemain berbakat, seperti Rendy Kjaernett, Rachel Natasya ex JKT-48, Fhail Firmansyah, Iskandar Andi Patau, Harsya Soebandrio, Ayu Siramba. Ada juga Aty Kodong, Muchlis Patahna (Ketua Umum BPP Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan), serta Sese Liwang.

Film Solata mengisahkan perjalanan Angkasa, seorang relawan dari Jakarta yang ditugaskan mengajar di pedalaman Toraja. Setibanya di Desa Sandana, Kecamatan Bittuang, ia terkejut mendapati kondisi sekolah yang memprihatinkan. Ruang belajar dengan lantai tanah, atap bocor, dan dinding yang tak utuh, lebih mirip kandang kerbau daripada tempat menimba ilmu.

"Film ini mengangkat tema keluarga dengan fokus pada isu pendidikan dan anak-anak di pedalaman Indonesia, khususnya di Toraja. Solata menceritakan perjalanan dan perjuangan Angkasa seorang relawan asal Jakarta yang ditugaskan mengajar di sebuah Kelas Jauh di pedalaman Toraja. Di sana, ia bertemu dengan enam murid yang memiliki nama-nama unik mirip dengan nama Presiden Indonesia. “Jadi kita bikin gimiknya disitu, melalui nama-nama murid yang menggunakan nama presiden Indonesia. Namanya itu Karno, Harto, Bambang, Mega dan Habi,” kata Ichwan Persada saat berkunjung ke redaksi Sindonews, Rabu (26/2/2025).

Dalam proses pemilihan pemain Solata pemeran utama diperankan oleh Rendy Kjaernett sebagai Angkasa dan Rachel Natasya sebagai Lembayung. Selain itu, pemilihan pemain para pemain cilik sebagai murid di film Solata langsung dipilih dan berasal dari Toraja. Ichwan Persada memilih anak-anak dari penduduk setempat karena bahasa Toraja merupakan bahasa yang sulit dan khas dan tidak semua orang bisa meniru.

“Untuk pemain anak kecil yang berperan sebagai murid saya melakukan casting langsung di Toraja untuk memilih para pemain ciliknya, karena menurut saya bahasa Toraja sulit dan khas logatnya,” ucap Ichwan.

Uniknya, dia tidak kesulitan mengarahkan para pemain cilik untuk melakukan adegan akting sesuai dialog, meski para pemain cilik ini baru pertama kali berakting. Sementara, pemilihan pemeran utama, Ichwan merasa yakin kemampuan akting Rendy Kjaernett dan Rachel Natasya eks JKT48.

Dengan latar belakang budaya Toraja yang kaya dan keindahan alamnya yang memukau, film ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perfilman Indonesia serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemerataan pendidikan di seluruh pelosok negeri.

"Film ini juga sebagai wujud kritik terhadap pemerintah akan pendidikan yang ada di Indonesia, terkhusus pendidikan di daerah pelosok yang masih menjadi permasalahan hingga kini," tuturnya.

Proses produksi film Solata ini berlangsung di Pegunungan Ollon yang sulit dijangkau. Kru dan pemain harus menempuh perjalanan hampir tiga jam dan harus melalui akses jalan dengan kondisi jalan yang rusak dan berbahaya. Bahkan, untuk mencapai Ollon, para kru dan pemain film Solata ini harus menggunakan truk sapi atau Makale. Meskipun demikian, keindahan alam Toraja menjadi latar yang memukau dalam film ini, sebanding dengan segala perjuangan yang dilalui selama proses produksi.

“Cuma pas sampai di sana tuh kebayar semua gitu. Karena landscapenya tuh 360 derajat gak ada yang jelek gitu. Mau dibuang ke mana pun gambarnya tuh tetap bagus semua,” kata Ichwan Persada.

M/G Alya Ramadhanty Vardiansyah

Topik Menarik