Kisah Kelam di Balik Riasan Wajah Ratu Elizabeth I yang Putih, Kecantikan Harus Menderita

Kisah Kelam di Balik Riasan Wajah Ratu Elizabeth I yang Putih, Kecantikan Harus Menderita

Gaya Hidup | sindonews | Sabtu, 7 Desember 2024 - 09:00
share

JAKARTA - Salah satu ciri khas Ratu Elizabeth I yang paling terkenal adalah riasan wajahnya yang putih bersih, tetapi lukisan wajah itu menjadi kisah kelam yang menyedihkan dan berakhir tragis.

Riasan Elizabeth I , dikutip people, bersama dengan wig merah mencolok yang biasa dikenakannya, menjadi bagian dari warisan Ratu yang memerintah pada 1558 hingga kematiannya pada 1603.

Kisah Kelam Riasan Cantik Ratu Elizabeth I

Mengapa raja terakhir dari Wangsa Tudor itu menutupi wajahnya dengan riasan tebal? Akhirnya terungkah. Riasan tebal itu untuk menutupi bekas luka cacar yang dideritanya pada 1562, hanya empat tahun setelah dia memerintah dan hampir membunuhnya.

Kulit Elizabeth terluka karena penyakit itu dan dia menutupi bekas cacar itu dengan riasan putih tebal yang terbuat dari timbal putih dan cuka.

Masalah tidak sampai di sana. Riasan yang digunakan Ratu Elizabeth I untuk menutupi bekas cacarnya itu perlahan-lahan meracuni dirinya seiring berjalannya waktu.

Margot Robbie yang memerankan Ratu Elizabeth I dalam film Mary Queen of Scots pada 2018 hampir tidak dikenali dalam perannya. Dia pun mendalami karakternya itu.

Riasan Elizabeth, kata Robbie, akhirnya menjadi bagian dari persona disiplin dirinya yang brutal. "Kita dibiarkan dengan versi seperti topeng dari seseorang, yang bukan lagi seorang manusia pada akhirnya, tetapi takhta dan representasi kekuasaan di suatu negara," kata Robbie.

"Saya suka bahwa dia membuat topeng untuk dirinya sendiri dan kemudian secara inheren terperangkap olehnya," tuturnya lagi.

Sutradara Mary Queen of Scots Josie Rourke menjelaskan tentang riasan wajah Ratu Elizabeth I.

Ketika kulit Anda tidak dalam kondisi terbaiknya, ketika Anda mengalami jerawat, Anda mencoba menutupinya. Apakah Anda merasa cukup percaya diri untuk menghadiri pertemuan jika Anda memiliki noda besar di wajah? Anda benar-benar dapat merasakan keberaniannya dalam benar-benar menenangkan diri dan menemukan keberanian untuk memasuki ruangan-ruangan ini, ucap dia.

Elizabeth I, putri Raja Henry VIII dan istri keduanya, Anne Boleyn, kemudian naik takhta setelah kematian Ratu Mary pada 1558.

Menurut situs web resmi keluarga kerajaan, pemerintahannya secara umum dianggap sebagai yang paling gemilang dalam sejarah Inggris. Seorang multibahasa, Elizabeth terkenal tidak pernah menikah selama 45 tahun masa pemerintahannya, sebaliknya dia menyatakan dirinya menikah dengan negaranya. Karena dia tidak pernah menikah dan karena itu tidak pernah memiliki anak, dia dikenal sebagai Ratu Perawan.

"Sebenarnya dia cukup cerdik mengumumkan bahwa dia menikah dengan negara dan karena itu tidak bisa menikah dengan orang lain," kata Robbie.

"Itu benar-benar satu-satunya cara untuk melindungi dirinya dan melindungi posisinya dengan cara itu. Itu benar-benar taruhan hidup dan mati. Dalam benaknya, itu adalah teknik bertahan hidup. Saya ingin menunjukkan apa yang dia korbankan untuk menjadi dirinya sendiri dan apa yang dia hilangkan untuk menjadi salah satu raja yang memerintah paling lama dalam sejarah dan memberi Inggris salah satu periode perdamaian terpanjang yang pernah ada. Dia berkorban banyak untuk bisa melakukan itu," tuturnya lagi.

Secara resmi, Ratu Elizabeth I meninggal pada usia 69 tahun karena penyebab yang tidak diketahui pada 24 Maret 1603, tetapi teori terus berlanjut bahwa dia mungkin meninggal karena keracunan darah yang disebabkan oleh bahan-bahan beracun dalam riasannya yang mencolok.

Tetapi riasan adalah suatu keharusan, penata rias Mary Queen of Scots, Jenny Shircore mengatakan kepada The Washington Post bahwa kecantikan dan kekuatan pada masa itu berjalan beriringan. Oleh karena itu, menutupi bekas lukanya membuat Ratu Elizabeth I tidak hanya merasa lebih cantik, tetapi juga lebih kuat.

Bisul dan lepuh yang menutupi wajah Elizabeth setelah sakitnya membutuhkan waktu paling lama bagi Shircore untuk membuatnya sebelum adegan dan Robbie akan duduk di kursi rias selama sekira tiga jam. Untuk perannya ini, Robbie juga mengenakan hidung palsu untuk perannya sebagai Ratu Elizabeth I.

Seiring bertambahnya usia, jumlah riasan tebal yang ia pakai bertambah, yang akhirnya membuat wajahnya "seputih kain". Robbie mengatakan kepada Harper's Bazaar bahwa ketika dia keluar dari trailer riasnya dengan riasan putih bersih, lawan mainnya tidak mau mendekatibta. Itu sangat mengasingkan," ucapnya.

Tidak demikian halnya dengan Elizabeth I yang asli. Menurut The Mirror, "kulit seputih salju" adalah sesuatu yang diidolakan oleh kaum elit Inggris saat itu. Elizabeth sendiri membahas bekas luka cacar yang dideritanya pada 1586 saat berpidato di parlemen.

"Kami para pangeran, saya katakan kepada Anda, ditempatkan di panggung di hadapan dan dilihat oleh seluruh dunia dengan penuh perhatian. Mata banyak orang melihat tindakan kami, noda segera terlihat di pakaian kami, noda segera terlihat dalam tindakan kami," tuturnya.

Maka muncullah tata rias ceruse Venesia, kosmetik yang terbuat dari timbal putih dan cuka, yang dioleskan Ratu ke wajah dan lehernya. Namun, timbal yang tidak aman untuk dioleskan ke kulit menyebabkan rambut rontok, kerusakan kulit dan bahkan kematian akibat keracunan timbal yang berkepanjangan.

"Ini kemungkinan akan mengikis kulit. Saat kulitnya memburuk, dikatakan bahwa dia akan melapisi lebih banyak dan lebih banyak lagi, mencapai lapisan setebal satu inci menjelang akhir hidupnya. Lebih buruk lagi, Ratu merias wajahnya seminggu sekali dan membiarkannya selama itu, sehingga timbal punya kesempatan untuk meresap sepenuhnya ke dalam kulit, kata mirror.

Ketika Elizabeth menghapus riasannya, para sejarawan percaya bahwa dia mungkin menggunakan ramuan yang mengandung merkuri dan efek samping dari keracunan merkuri secara bertahap termasuk hilangnya ingatan, mudah tersinggung, dan depresi, gejala-gejala yang dialami Ratu menjelang akhir hidupnya. Belum lagi merkuri kemungkinan menggerogoti dagingnya secara perlahan.

Elizabeth dinilai sangat menyadari pentingnya menjaga penampilan awet muda. Sue Prichard, kurator seni senior di Royal Museums Greenwich mengatakan propaganda anti-Protestan menggambarkannya sebagai Ratu yang menua, tubuhnya rusak dan tidak layak untuk mempertahankan takhta.

Elizabeth membentuk citranya dengan menggunakan kombinasi asap, cermin, dan cat, istilah yang digunakan untuk apa yang sekarang kita sebut kosmetik, ujar dia.

Semua wanita di istana membentuk wajah pucat. Keputusan untuk melakukannya memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi kesehatan mereka, tetapi pada akhirnya, mereka menganggapnya sepadan, ucap Sue Prichard lagi.

Topik Menarik