Mama-Mama Papua Olah Limbah Kerang Jadi Kerajinan Bernilai Ekonomis Tinggi di Bali

Mama-Mama Papua Olah Limbah Kerang Jadi Kerajinan Bernilai Ekonomis Tinggi di Bali

Gaya Hidup | sorongraya.inews.id | Rabu, 20 November 2024 - 11:30
share


DENPASAR, iNewsSorong.id Puluhan mama Papua dari Papua Barat Daya menunjukkan kreativitas luar biasa saat belajar mengolah limbah kerang di Bali, Selasa (19/11/2024). Dalam program pelatihan yang digagas Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Papua Barat Daya, mereka sukses menciptakan berbagai kerajinan bernilai tinggi, seperti lampu hias dan bros, dari limbah kerang.


Mama-Mama papua dari Papua Barat Daya saat melakukan pelatihan pengelolaan limbah kerang di Denpasar Bali. (FOTO: iNewsSorong.id - MEWA)

Pelatihan ini dipusatkan di Desa Adat Serangan, Denpasar, di bawah bimbingan I Made Kanan Jaya, seorang pengrajin yang terkenal dengan inovasinya dalam memanfaatkan limbah laut menjadi produk unik. Dengan antusias, para mama Papua mempraktikkan teknik yang diajarkan, menghasilkan karya yang menarik hanya dalam waktu singkat.

Kulit kerang di Raja Ampat sering dibuang begitu saja. Padahal, kalau diolah jadi hiasan seperti ini, hasilnya bagus sekali dan bisa dijual ke turis, ujar salah satu peserta pelatihan dengan semangat.


Mama-Mama papua dari Papua Barat Daya saat melakukan pelatihan pengelolaan limbah kerang di Denpasar Bali. (FOTO: iNewsSorong.id - MEWA)

Pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan baru, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi para peserta. Mama-mama Papua menyatakan keinginan mereka untuk mempraktikkan keterampilan tersebut setibanya di Raja Ampat, mengolah limbah kerang yang melimpah menjadi kerajinan yang diminati wisatawan.

Kendala kami adalah alat potong seperti yang dimiliki Bapak Made. Tapi, begitu pulang, kami akan coba membuat kerajinan ini dan menjualnya kepada turis yang datang ke Raja Ampat, ungkap mereka penuh optimisme.


Mama-Mama papua dari Papua Barat Daya saat melakukan pelatihan pengelolaan limbah kerang di Denpasar Bali. (FOTO: iNewsSorong.id - MEWA)

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dan Perlindungan Jaminan Sosial Dinas PPPA Papua Barat Daya, Fenti Henry Talane, menyampaikan harapannya agar pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan para mama Papua dalam menciptakan produk dengan nilai jual tinggi.

Jika mereka sudah mahir, kerajinan mereka bisa menjadi daya tarik wisata dan meningkatkan pendapatan keluarga, sekaligus mengangkat nama Papua Barat Daya di dunia pariwisata, ujarnya.


Mama-Mama papua dari Papua Barat Daya saat melakukan pelatihan pengelolaan limbah kerang di Denpasar Bali. (FOTO: iNewsSorong.id - MEWA)

I Made Kanan Jaya, pengrajin Bali yang menjadi mentor dalam pelatihan ini, menekankan pentingnya inovasi dan kepekaan terhadap selera pasar, khususnya wisatawan mancanegara.

Wisatawan biasanya suka produk kecil seperti gantungan kunci, bros, atau lampion. Pengrajin harus rajin dan terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar, pesannya.


Mama-Mama papua dari Papua Barat Daya saat melakukan pelatihan pengelolaan limbah kerang di Denpasar Bali. (FOTO: iNewsSorong.id - MEWA)

Pelatihan ini mendapat apresiasi dari para peserta yang merasa terbantu dengan kesempatan belajar langsung di Bali. Kami berterima kasih kepada Ibu Kepala Dinas Sosial Papua Barat Daya karena telah membawa kami ke sini. Ilmu ini akan kami manfaatkan untuk meningkatkan ekonomi keluarga kami, ujar mereka.


Mama-Mama papua dari Papua Barat Daya saat melakukan pelatihan pengelolaan limbah kerang di Denpasar Bali. (FOTO: iNewsSorong.id - MEWA)

Program ini menjadi salah satu langkah nyata untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui kreativitas dan inovasi, sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian dan pariwisata di Papua Barat Daya.

Topik Menarik