Pangeran Harry Dijuluki Badut Istana Gegara Doyan Cari Perhatian, Ngebet Jadi Populer
Pangeran Harry dijuluki badut istana karena gemar mencari perhatian publik, dan selalu ingin populer di antara Keluarga Kerajaan lainnya. Ia pun melakukan berbagai cara untuk mewujudkan tujuannya tersebut.
Sayangnya, seluruh rencana Pangeran Harry tidak gagal setelah keluar dari Keluarga Kerajaan bersama sang istri, Meghan Markle dan kedua anak mereka, Pangeran Archie dan Putri Lilibet. Kini keluarga Sussex menetap di AS.
Dilansir dari Express, Senin (7/10/2024), popularitas Duke of Sussex anjlok setelah ia secara mengejutkan memutuskan keluar dari Keluarga Kerajaan pada 2020 dan pindah ke AS dengan alasan ingin mandiri secara finansial.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Statista bulan lalu, Harry semakin kurang populer di kalangan publik Inggris sejak Oktober 2019. Ia disukai oleh 71 persen dan tidak disukai oleh 22 persen responden.
Baca Juga: Alasan Pangeran Harry Tuntut William dan Kate Middleton Minta Maaf, Gegara Warna Kulit Archie?
Foto/PeopleNamun, data terakhir dari Agustus menunjukkan bahwa sekarang, hanya 30 persen yang memiliki opini positif terhadapnya. Sementara 60 persen tidak menyukai ayah dua anak tersebut.
Di sisi lain, Ken Wharfe, yang bekerja sebagai Petugas Perlindungan bagi Harry dan kakaknya, Pangeran William, serta mendiang ibu mereka, Putri Diana, mengklaim bahwa ada kesamaan antara mendiang Diana dan putra bungsunya.
Selain itu, ia juga mengklaim bahwa William yang merupakan calon raja selanjutnya juga kurang populer dibandingkan sang adik saat mereka masih muda. Suami Kate Middleton ini pun agak cemburu akan hal itu.
“Ya, mereka (Putri Diana dan Pangeran Harry) sama-sama penghibur. Harry selalu menjadi badut istana saat ia masih kecil. Salah satu masalah antara dia dan saudaranya adalah William agak cemburu dengan popularitasnya,” kata Wharfe.
Baca Juga: Benarkah Pangeran Harry Butuh Ruang Sendiri saat Bepergian Tanpa Meghan Markle?
“Tetapi seperti ibunya, dia suka dihibur, dia suka menjadi populer,” sambungnya.
Meski demikian, Wharfe menilai bahwa keadaan sudah berbeda. Sebelum memutuskan untuk meninggalkan Keluarga Kerajaan, pasangan Harry dan Meghan sangat populer. Bahkan, ketenarannya mengalahkan mendiang sang nenek, Ratu Elizabeth II.
“Saya tidak begitu bersimpati pada mereka. Sebelum Megxit, dia lebih populer daripada Ratu. Dia punya gaya yang sangat unik, dia pikir dia bisa bertahan dalam enam bulan dan enam bulan berikutnya. Saya pikir Harry populer, terutama saat dia berada di Inggris,” ujarnya.
Wharfe pun merasa ragu putra bungsu Raja Charles III itu akan kembali ke masa kejayaannya. Terlebih, jika mengingat apa yang sudah dilakukannya kepada keluarganya lewat wawancara dengan Oprah Winfrey, dokumenter Netflix, hingga memoar berjudul Spare.
Baca Juga: Kenapa Pangeran Harry Kunjungi Banyak Acara Tanpa Meghan Markle?