Niat Sholat Dhuha 4 Rakaat, Lengkap dengan Tata Cara dan Manfaatnya
JAKARTA, iNews.id - Niat sholat Dhuha 4 rakaat berikut ini perlu diketahui oleh Muslim. Dengan mengetahui hal itu, maka ibadah sunnah ini dapat dikerjakan dengan baik dan sesuai syariat.
Mengutip Fikih Sunnah 5 yang ditulis oleh Sayyid Sabiq, seorang muslim dapat mengerjakan sholat dhuha dari matahari naik setinggi tombak hingga matahari tergelincir, disunnahkan untuk mengakhirinya hingga matahari cukup tinggi dan panas sudah terik.
Adapun, Abu Darda Radhiyallahu Anhu meriwayatkan, "Kekasihku SAW mewasiatkan kepadaku tiga hal, yaitu puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat sholat dhuha, dan sholat witir sebelum tidur." (HR Bukhari dan Muslim)
Salah satu bentuk pelaksanaan sholat dhuha pada umumnya adalah empat rakaat dengan dua kali salam. Hal tersebut berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Aisyah Radhiyallahu Anha, "Rasulullah sholat dhuha empat rakaat dan menambahnya menurut kehendak Allah." (HR Muslim).
Niat Sholat Dhuha 4 Rakaat
Berikut niat sholat dhuha 4 rakaat yang dikutip dari buku Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-hari, karya Habibilah.
أصَلَّى سُنَّةَ الضُّحَى اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ آدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Usholli sunnata dhuhaa arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adzaa'an lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Aku niat sholat sunat dhuha empat rakaat dengan menghadap kiblat karena Alla Ta'ala."
Tata Cara Sholat Dhuha 4 Rakaat
1. Membaca niat
2. Melakukan gerakan takbiratul ihram
3. Membaca surat Al Fatihah dan surat pendek. Dianjurkan untuk membaca surat Ad Dhuha dan Asy Syams
Surah Al Fatihah,
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١ . اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢ . الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣ . مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ٤ . اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ٥ . اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ٦ . صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ ٧
Bacaan latin: Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn. Ar-raḥmānir-raḥīm. Māliki yaumid-dīn. Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn. Ihdināṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Ṣirāṭal-ladhīna an'amta 'alaihim ghairil-maghḍūbi 'alaihim walāḍ-ḍāllīn
Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.Bimbinglah kami ke jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat."
Surah Asy Syams,
وَالشَّمْسِ وَضُحٰىهَاۖ ١ وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰىهَاۖ ٢ وَالنَّهَارِ اِذَا جَلّٰىهَاۖ ٣ وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ ٤ وَالسَّمَاۤءِ وَمَا بَنٰىهَاۖ ٥ وَالْاَرْضِ وَمَا طَحٰىهَاۖ ٦ وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ ٧ فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ ٨ قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ ٩ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ ١٠ كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ بِطَغْوٰىهَآ ۖ ١١ اِذِ انْۢبَعَثَ اَشْقٰىهَاۖ ١٢ فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ نَاقَةَ اللّٰهِ وَسُقْيٰهَاۗ ١٣ فَكَذَّبُوْهُ فَعَقَرُوْهَاۖ فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْۢبِهِمْ فَسَوّٰىهَاۖ ١٤ وَلَا يَخَافُ عُقْبٰهَا ࣖ ١٥
Bacaan latin: Wasy-syamsi wa ḍuḥāhā, wal-qamari iżā talāhā, wan-nahāri iżā jallāhā, wal-laili iżā yagsyāhā, was-samā`i wa mā banāhā, wal-arḍi wa mā ṭaḥāhā, wa nafsiw wa mā sawwāhā, fa al-hamahā fujụrahā wa taqwāhā, qad aflaḥa man zakkāhā, wa qad khāba man dassāhā, każżabaṡ ṡamụdu biṭagwāhā, iżimba'aṡa asyqāhā, fa qāla lahum rasụlullāhi nāqatallāhi wa suqyāhā, fa każżabụhu fa 'aqarụhā fa damdama 'alaihim rabbuhum biżambihim fa sawwāhā, wa lā yakhāfu 'uqbāhā
Artinya: "Demi matahari dan sinarnya pada waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah), demi bulan saat mengiringinya, demi siang saat menampakkannya, demi malam saat menutupinya (gelap gulita), demi langit serta pembuatannya, demi bumi serta penghamparannya, dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya, lalu Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu) dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (Kaum) Samud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas ketika orang yang paling celaka di antara mereka bangkit (untuk menyembelih unta betina Allah). Rasul Allah (Saleh) lalu berkata kepada mereka, "(Biarkanlah) unta betina Allah ini beserta minumannya." Namun, mereka kemudian mendustakannya (Saleh) dan menyembelih (unta betina) itu. Maka, Tuhan membinasakan mereka karena dosa-dosanya, lalu meratakan mereka (dengan tanah). Dia tidak takut terhadap akibatnya."
Surah Ad Dhuha,
وَالضُّحٰىۙ ١ وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ ٢ مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ ٣ وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ ٤ وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ ٥ اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ ٦ وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ ٧ وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ ٨ فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ ٩ وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ ١٠ وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ ١١
Bacaan latin: Waḍ-ḍuḥā, wal-laili iżā sajā, mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā, wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā, walasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā, alam yajidka yatīman fa āwā, wa wajadaka ḍāllan fa hadā, wawajadaka 'ā`ilan fa agnā, fa ammal-yatīma fa lā taq-har, wa ammas-sā`ila fa lā tan-har, wa ammā bini'mati rabbika fa ḥaddiṡ
Pengunjung Taman Safari Prigen Kecewa Beli Tiket Varian Termahal, Malah Dapat Wahana Maintenance
Artinya: "Demi waktu duha dan demi waktu malam apabila telah sunyi, Tuhanmu (Nabi Muhammad) tidak meninggalkan dan tidak (pula) membencimu. Sungguh, akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan (dunia). Sungguh, kelak (di akhirat nanti) Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau rida. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(-mu); mendapatimu sebagai seorang yang tidak tahu (tentang syariat), lalu Dia memberimu petunjuk (wahyu); dan mendapatimu sebagai seorang yang fakir, lalu Dia memberimu kecukupan? Terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik. Terhadap nikmat Tuhanmu, nyatakanlah (dengan bersyukur)."
4. Melakukan gerakan Rukuk
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ
Latin: Subhaana robbiyal 'adziimi wabihamdih (sebanyak 3 kali.)
Artinya: "Maha suci Tuhan yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya."
5. I'tidal atau berdiri untuk melakukan gerakan sujud.
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Latin: Sami Allahu liman hamidah.
Artinya: "Allah mendengar orang-orang yang memuji-Nya."
6. Sujud pertama
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلَى
Latin: Subhaana robbiyal a'laa
Artinya: "Mahasuci Tuhanku yang Maha tinggi."
7. Duduk di antara dua sujud
رب اغْفِرلي وَارْحَمْنِى واجبرني وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِى وَاهْدِنِى وَعَافِنِى وَاعْفُ عَنِّى
Latin: Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii.
Artinya: "Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah keadaanku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan petunjuk untukku."
8. Sujud kedua
Latin: Subhaana robbiyal a'laa.
Artinya: "Mahasuci Tuhanku yang Maha tinggi."
9. Mengulangi gerakan seperti pada rakaat pertama
10. Membaca surah pendek yang berbeda dengan rakaat pertama
11. Membaca tasyahud akhir
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ , اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Latin: At tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. as salaamu'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wabarakaatuh, assalaamu'alaina wa'alaa ibaadillaahishaalihiin. asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammad rasuulullaah.
Allaahumma shalli'alaa muhammad, wa'alaa aali muhammad. kamaa shallaita alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim. wabaarik'alaa muhammad wa alaa aali muhammad. kamaa baarakta alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim, fil'aalamiina innaka hamiidum majiid.
Artinya: "Ya Allah, limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad, seperti rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya, seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, Engkau lah Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia diseluruh alam."
Doa Setelah Sholat Dhuha
اللَّهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالِكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَانْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعَسّرًا فَيَسِرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ.
Latin: Allaahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka wal bahaa-a bahaa-uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal qudrata qudratuka wal 'ishmata 'ishmatuka. Allaahumma inkaana rizqii fis samaa-i fa anzilhu wa inkaana fil ardhi fa akhrijhu wa inkaana mu'siraan fa yassirhu wa inkaana haraaman fa thahhirhu wa inkaana ba'iidan fa qarribhu bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika aatiinii maa aataita 'ibaadakash shaalihiin.
Artinya: "Ya Allah, ya Tuhan kami, bahwasanya waktu dhuha itu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan itu adalah keindahan-Mu, kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, kekuasaan itu adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, ya Tuhan kami, jika rezekiku masih di atas langit, maka turunkanlah, dan jika di dalam bumi maka keluarkanlah, dan jika sukar maka mudahkanlah, jika haram maka sucikanlah, serta jika masih jauh maka dekatkanlah. Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh."
Ketentuan Waktu Sholat Dhuha
Sholat Dhuha dilaksanakan sejak naiknya matahari setinggi satu tombak hingga sebelum tergelincir atau menjelang masuk waktu dzuhur. Hal itu berdasarkan hadits yang berbunyi:
عَنْ أَبِي رَمْلَةَ الأَزْدِيِّ ، عَنْ عَلِيٍّ : أَنَّهُ رَآهُمْ يُصَلُّونَ الضُّحَى عِنْدَ طُلُوعِ الشَّمْسِ ، فَقَالَ : هَلاَّ تَرَكُوهَا حَتَّى إذَا كَانَتِ الشَّمْسُ قِيدْ رُمْحٍ أَوْ رُمْحَيْنِ ، صَلَّوْهَا فَذَلكَ صَلاَةُ الأَوَّابِينَ. رواه ابن أبي شيبة
Artinya: Dari Abu Ramlah al-Azdi dan Ali, Beliau telah melihat orang-orang melaksanakan shalat dhuha ketika terbit matahari. Lalu Ali berkata, “Tidakkah mereka meninggalkannya hingga matahari setinggi tombak atau dua tombak. Shalatlah dhuha, karena dia adalah shalat awwabin (orang-orang yang kembali kepada Allah.” (HR. Ibu Syaibah).
Adapun maksud dari satu tombak cukup berbeda-beda antara para ulama. Namun di Indonesia, satu tombak adalah 15-20 menit dari waktu syuruq atau waktu di mana matahari naik ke atas.
Sebagai contoh jika waktu syuruq pada suatu hari adalah 05.50, maka waktu sholat Dhuha dimulai sejak 06.10 (20 menit setelah waktu syuruq). Sementara itu, waktu paling utama untuk mengerjakan sholat Dhuha adalah saat matahari meninggi usai terbit, menurut pendapat Imam Nawawi.
Manfaat Sholat Dhuha
Berikut manfaat sholat dhuha yang dirangkum dari buku Super Lengkap Shalat Sunah, karya Ubaidurrahim El-Hamdi,
1. Melancarkan Rezeki
Allah Subhanahu Wata'ala akan memperlancar dan memudahkan rezeki hamba-Nya yang melaksanakan sholat Dhuha.
Hal itu berdasarkan pada riwayat Abu Darda Radhiyallahu Anhu, Rasulullah bersabda, "Allah 'Azza wa Jalla berfirman: Wahai Anak Adam, sholatlah untuk-Ku sebanyak empat rakaat dari awal siang, niscaya akan Aku cukupi kebutuhanmu pada akhirnya." (HR Muslim dan Ahmad).
2. Hati Menjadi Tenang dan Tentram
Allah SWT berfirman dalam surah Ar-Ra'd ayat 28,
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ ٢٨
Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram."
Sholat Dhuha merupakan salah satu aktivitas yang mengingatkan kepada Allah. Maka dari itu, hendaknya setiap Muslim yang senantiasa membiasakan sholat Dhuha akan mendapatkan ketenangan hati. Karena rutin mengucapkan bacaan dzikir dengan sholat Dhuha.
3. Mempermudah dalam Menghafal Al-Qur'an
Jika seorang Muslim rutin melaksanakan sholat Dhuha, ia akan mendapatkan berbagai manfaat kesehatan. Salah satunya adalah persendian akan selalu dikendurkan dan tubuhnya merasa lebih segar dan bugar sepanjang hari.
Dengan memiliki tingkat kebugaran tubuh yang baik, itu akan menunjang kelancaran aktivitasnya. Salah satunya dalam menghafal Al-Qur'an.
Demikian ulasan mengenai niat sholat dhuha 4 rakaat. Semoga bermanfaat!