Viral Istilah Lavender Marriage, Pernikahan yang Dilakukan untuk Rahasiakan Orientasi Seksual

Viral Istilah Lavender Marriage, Pernikahan yang Dilakukan untuk Rahasiakan Orientasi Seksual

Berita Utama | sindonews | Selasa, 17 September 2024 - 02:15
share

Istilah lavender marriage baru-baru ini viral di media sosial karena sering dikaitkan dengan isu perceraian di kalangan artis Indonesia. Banyak netizen penasaran dengan arti dari istilah ini.

Lavender marriage alias pernikahan lavender mengacu pada ikatan antara seorang heteroseksual dan seorang homoseksual, yang sering kali dimaksudkan untuk menyembunyikan orientasi seksual homoseksual. Ini secara historis kerap digunakan untuk melindungi individu dari penganiayaan masyarakat, konsekuensi hukum, atau kesulitan pribadi karena orientasi seksual mereka.

Istilah lavender sendiri mengacu pada warna yang secara tradisional dikaitkan dengan komunitas LGBTQ+. Selain itu, lavender marriage juga diartikan sebagai pernikahan yang dibuat berdasarkan kenyamanan atau penampilan. Di mana pasangan yang terlibat tidak memiliki perasaan romantis satu sama lain.

Belakangan ini, konsep pernikahan lavender telah menarik perhatian seiring dengan terus berkembangnya norma-norma sosial dan identitas individu. Berikut alasan mengapa pasangan memilih lavender marriage dilansir dari India Times, Selasa (17/9/2024).

Viral Istilah Lavender Marriage

Baca Juga: Pilu! Ibu Tak Diizinkan Bos Pulang saat Anak Sakit hingga Meninggal Dunia

1. Penerimaan dan Harapan Sosial

Di masyarakat yang membatasi hak dan penerimaan LGBTQ+, individu mungkin memilih pernikahan lavender untuk mempertahankan penerimaan sosial, memenuhi ekspektasi dan harapan keluarga, atau melindungi karier dan status sosial mereka.

2. Manfaat Hukum dan Finansial

Pernikahan sering kali memberikan manfaat hukum dan finansial. Seperti keringanan pajak, hak waris, dan akses ke manfaat perawatan kesehatan. Memilih pernikahan lavender dapat memberikan keuntungan ini sekaligus menyembunyikan orientasi seksual seseorang yang sebenarnya.

3. Tekanan Budaya dan Agama

Norma budaya atau agama yang mengutamakan hubungan heteroseksual dapat menyebabkan seseorang menikah dengan konsep pernikahan lavender untuk menghindari pengucilan atau konflik dengan komunitasnya.

4. Keamanan dan Keselamatan Pribadi

Di wilayah-wilayah tempat individu LGBTQ+ menghadapi diskriminasi, kekerasan, atau masalah hukum. Karena itu pernikahan lavender dianggap dapat menawarkan tingkat keamanan dan keselamatan pribadi dengan menutupi identitas seksual seseorang yang sebenarnya.

Baca Juga: Viral! Ojol Fans Berat Bruno Mars Ini Bisa Nonton Gratis usai Nyanyi di Luar Stadion

Topik Menarik