Kisah Lo Kheng Hong, Pria dengan Gaya Hidup Sederhana hingga Dijuluki Warren Buffet Indonesia

Kisah Lo Kheng Hong, Pria dengan Gaya Hidup Sederhana hingga Dijuluki Warren Buffet Indonesia

Gaya Hidup | BuddyKu | Selasa, 22 Agustus 2023 - 19:59
share

IDXChannel - Siapa yang tak kenal dengan Lo Kheng Hong? Sepak terjangnya di dunia saham tak diragukan. Bahkan, dia dijuluki sebagai Warren Buffet-nya Indonesia.

Tapi, siapa sebenarnya Lo Kheng Hong? Kenapa dia bisa dijuluki Wareen Buffet-nya Indonesia? Simak kisahnya yang telah dirangkum tim redaksi.

Kesuksesan Lo Kheng Hong tidak terjadi secara instan. Pria berusia 64 tahun itu melalui perjalanan panjang untuk meraih kesuksesannya di dunia saham tanah air.

Lo Kheng Hong malah mengalami kehidupan yang pahit dan sulit. Masa kecilnya, Lo Kheng Hing tinggal di sebuah rumah petak sempit dengan ukuran lebar 4 meter.

Pria kelahiran 20 Februari 1959 ini bahkan tidak bisa melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah usai tamat SMA. Meski begitu, dia tak patah semangat.

Di usia 20 tahun, Lo Kheng Hong mulai bekerja sebagai Staf Tata Usaha di Overseas Express Bank (OEB). Dari penghasilannya inilah dia mulai mendafatrkan kuliah jurusan Sastra Inggris di Universitas Nasional, Jakarta.

Saat itu, dia mengambil jam malam. Dia harus mengeluarkan uang Rp50 ribu untuk mendaftar kuliah dan Rp10 ribu untuk membayar kuliah per semesternya.

Meski gajinya pas-pasan untuk membayar kuliah, Lo Kheng Hong tidak lupa menyisihkan gajinya untuk ditabung. Dia juga mulai mempelajari investasi saham di pasar modal.

Dari tabungannya itu, pria berambut putih itu membeli saham-saham di perusahaan terbuka. Hal ini terjadi sekitar tahun 1989, saat itu dia berusia 30 tahun.

Saham pertama yang dia beli adalah saham PT Gajah Surya Multi Finance Tbk. Sayangnya, dia harus menjualnya lebih murah dari harga beli karena nilainya yang turun.

Ternyata hal ini yang membuat dia termotivasi untuk lebih giat membaca arah pasar modal. Dia mempelajari saham-saham emiten yang berpotensi memiliki prospek cerah.

Setelah setahun memenggeluti dunia saham, pada tahun 1990, dia kemudian pindah bekerja di Bank Ekonomi. Dia mengundurkan diri karena tak kunjung mengalami kenaikan gaji.

Di Bank Ekonomi, Lo Kheng Hong bekerja di bagian pemasaran. Setahun berselang, dia mendapat promosi mejadi kepala cabang. Beberapa tahun kemudian, dia mengundurkan diri dari Bank Ekonomi karena ingin fokus berinvestasi.

Meski keluar dari pekerjaannya, dia memanfaatkan waktunya ntuk melakukan hal yang bermanfaat yaitu membaca, berfikir, dan berinvestasi. Tiga kegiatan tersebut biasa disebut dengan RTI (reading, thinking, investing).

Hampir setiap hari dari pagi, siang, sore hingga malam dia melakukan RTI. Lo Kheng Hong membaca empat koran setiap hari, laporan keuangan perusahaan dan data statistik pasar modal.

Pada tahun 1998 saat krisis moneter, Lo Kheng Hong memutuskan untuk membeli saham UNTR. UNTR merupakan distributor alat-alat berat merek Komatsu di Indonesia.

Saat itu, harga saham UNTR sebesar Rp250 per saham. Dia membeli saham UNTR dengan seluruh modalnya. Tercatat, dia membeli sebanyak 6 juta lembar saham. Jika ditotal, maka uang yang dihabiskan Lo Kheng Hong untuk membeli saham UNTR adalah sebanyak Rp1,5 miliar.

Menurutnya, krisis finansial dinilai menawarkan peluang untuk bangkit. Banyak saham yang harganya terjun payung, termasuk saham UNTR. Hal ini terbukti, saham UNTR ini termasuk saham yang bagus.

Selang enam hingga delapan tahun, dia menjual sahamnya pada kisaran harga Rp15 ribu. Alhasil, dia memperoleh uang sebesar Rp90 miliar dari hasil penjualan sahamnya dan menikmati keuntungan hingga 5.900%.

Setelah UNTR, Lo Kheng Hong kembali meraup keuntungan yang bombastis dalam saham MBAI, perusahaan yang merupakan perusahaan ternak ayam terbesar kedua di Indonesia.

Pada tahun 2005, Lo Kheng Hong membeli saham MBAI yang pada saat itu seharga Rp250 per saham. Dia membeli sebanyak 6,2 juta saham dengan total harga sebesar Rp 1,55 miliar.

Kemudian pada tahun 2011, dia menjual saham tersebut dengan rata-rata harga sebesar Rp31.500. Dari hasil penjualanya, dia meraup keuntungan sebesar 195,8 miliar atau 12.500%.

Lo Kheng Hong sangat mengagumi Warren Buffett, dia mengakui sudah membaca lebih dari 40 buku tentang Buffett yang dibacanya. Gaya investasinya dengan analisa fundamental berbasis value investing juga diadopsi dari gaya investasi Buffett.

Seperti Buffet, Lo Kheng Hong juga mempunyai gaya hidup yang sangat sederhana. Dia mengakui jika lebih baik menjadikan Warren Buffett yang memiliki kekayaan USD100 miliar sebagai model dalam berinvestasi ketimbang yang lainnya.

"Dia hanya berinvestasi di bursa saham. Jarang sekali ada orang yang berani membeli saham. Seorang investor saham itu profesi yang sangat langka," kata Lo Kheng Hong saat itu.

Bahkan, menurutnya orang-orang yang memiliki perusahaan sekuritas sekalipun melakukan investasi di instrumen properti, bukan di saham.

"Bapak ibu bisa cek orang-orang yang punya perusahaan sekuritas, periksa hartanya ada di mana, mayoritas uangnya di properti semua, enggak di saham. Pemilik-pemilik perusahaan sekuritas, aset manajemen, uangnya dibelikan properti, bukan saham karena cari aman, cuannya besar, risiko rendah," tuturnya.

Meski bebas finansial, Lo Kheng Hong tetap menjadi pribadi yang sederhana. Bahkan dia setia dengan mobil Volvo yang telah lebih dari 10 tahun dia miliki. Dia memilih membelanjakan uangnya untuk berwisata dalam waktu panjang ketimbang membeli barang mewah. (NIY)

Topik Menarik