Pahala Puasa 2 Hari sebelum Idul Adha, Ini Keutamaannya
JAKARTA, celebrities.id - Pahala puasa 2 hari sebelum Idul Adha dapat menambah semangat umat Islam dalam menjalani ibadah sunnah Tarwiyah dan Arafah lebih maksimal.
Puasa sunnah Tarwiyah jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah atau Senin, 26 Juni 2023. Sementara, puasa Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah atau dalam tahun Masehi yakni Selasa, 27 Juni 2023.
Dilansir dari berbagai sumber pada Senin (26/6/2023), celebrities.id telah merangkum pahala puasa 2 hari sebelum Idul Adha, seperti berikut.
Pahala Puasa 2 Hari sebelum Idul Adha
Melaksanakan puasa Tarwiyah sebelum hari raya Idul Adha diyakini akan memperoleh pahala yang sebanding dengan pahala yang diperoleh oleh Nabi Ayyub. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam karya Nuzhah Al-Majalis wa Muntakhab Al-Nafais,
Barangsiapa yang berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah akan memberikan pahala seperti pahala kesabaran Nabi Ayyub alaihissalam atas musibahnya. Barangsiapa yang berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala Nabi Isa alaihissalam.
Selain itu Tarwiyah juga dapat menghapus dosa selama satu tahun. Keutamaan itu disebutkan dalam hadis berikut;
Artinya:
"Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun," (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).
Selain puasa Tarwiyah, puasa Arafah juga memiliki keutamaan pahala yang berlipat ganda. Diriwayatkan Abu Qatadah rahimahullah, Rasulullah bersabda:
Artinya:
"Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas" (HR Muslim).
Keutamaan ini berbanding lurus dengan sabda Rasulullah SAW, di mana melaksanakan puasa Arafah memberikan keistimewaan untuk terbebas dari siksa api Neraka.
Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba-hamba dari api Neraka lebih banyak daripada pada hari Arafah. (HR. Muslim)
Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Dan, sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para nab sebelumku adalah ucapan La ilaaha illallaah wahdahuu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa alaa kulli sya-in qadiir (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah, kecuali Allah semata. Tidak ada sekutu bagiNya. MilikiNya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu). (HR. Tirmidzi)










