Waspada Konsumsi Obat Insomnia, Ini Bahaya yang Mengintai

Waspada Konsumsi Obat Insomnia, Ini Bahaya yang Mengintai

Gaya Hidup | BuddyKu | Sabtu, 18 Maret 2023 - 18:06
share

JAKARTA, celebrities.id - Obat insomnia atau obat untuk mengatasi gangguan tidur ternyata berbahaya jika dikonsumsi tanpa pengawasan dari dokter.

Obat ini dapat ditemukan dengan mudah di apotek tanpa menggunakan resep dokter. Terkait hal tersebut, dr. Rimawati Tedjasukmana, Sp.S, RPSGT mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi obat dalam pengawasan dokter.

Hal ini dia sampaikan setelah berkaca dari kejadian Michael Jackson yang meninggal dunia akibat diduga mengonsumsi obat Insomnia yang berlebihan. Sebab, efek dari obat-obat gangguan tidur memiliki efek berbahaya bagi kesehatan.

"Itu ceritanya Michael Jackson dia minum obat sampai 30 butir tapi tetap tidak bisa tidur. Nah dia mendapatkan dari mana?, minta ke kokinya, pembantunya, ke dokternya dan dia kumpulin sampai 30 butir dan dia minum sampai setiap hari tetap tidak bisa tidur," kata dr Rimawati kepada MNC Portal dalam Webinar Panduan Diagnosis dan Tatalaksana Insomnia di RS Medistra Jakarta, Sabtu (18/3/2023)

"Jadi obat tidur memberikan efek toleransi dosis yang lama-lama enggak mempan, harus menaikkan dosis dan bahayanya kalau naikin dosis itu sampai tahap yang fatal," tuturnya.

"Contohnya obat fluoxetine (obat anti-depresan) menyebabkan depresi pernafasan, akhirnya Michael Jackson meninggal karena depresi pernapasan dia tidak bisa bernafas, karena obatnya meningkatkan hembusan nafas bahaya sekali kalau itu minum obat sendiri tanpa pengawasan dari dokternya," kata dr. Rimawati.

Dia juga menyampaikan obat insomnia memberikan manfaat jangka pendek. Di saat minum, maka seseorang akan segera tertidur, tetap jangka panjang berbahaya karena dosis terus bertambah.

Ketua INA Sleep, atau saat ini disebut Perkumpulan Ilmu Kedokteran Tidur Indonesia (Perdoktin) itu mengimbau untuk melakukan terapi CBT-I atau terapi perilaku kognitif untuk insomnia. Menurutnya, hal itu memberikan manfaat jangka panjang. Sebab penderita Insomnia tidak akan ketergantungan obat, melainkan bisa mengatasi sendiri.

"Jadi untuk minum obat adalah keuntungan untuk jangka pendek. Tapi dengan terapi CBT-I untuk jangka panjang, seumur hidup tapi pelaksanaannya lama butuh empat sampai delapan Minggu atau empat sesi sampai si pasien itu bisa mengerti dan melaksanakan CBT-Inya itu," kata dr Rimawati.

"Suatu saat dia enggak bisa tidur lagi dia bisa melaksanakan apa yang diajarkan, sehingga dia bisa terapi sendiri gunanya mengapa CBT-I itu juga sudah dilaksanakan di seluruh dunia dan semua literatur dan jurnal-jurnal internasional. Meskipun CBT-I itu hanya satu sesi pun juga bermanfaat," ucapnya

Perlu diketahui, melansir dari sleep foundation CBT-I berfokus untuk mengeksplorasi hubungan antara cara kita berpikir, hal-hal yang kita lakukan, dan cara kita tidur. Selama perawatan, penyedia CBT-I terlatih membantu mengidentifikasi pikiran, perasaan, dan perilaku yang berkontribusi terhadap gejala insomnia.

Topik Menarik