Sejarah 27 Februari: Hinomaru Ditetapkan Sebagai Bendera Nasional Kapal Dagang Jepang
Siapa yang tak kenal bendera nasional Jepang yang ikonik dengan sebuah lingkaran merah di tengah bidang putih?
Bendera yang secara resmi disebut Nisshoki dengan arti "bendera simbol matahari" itu dikenal luas sebagai bendera nasional Negeri Sakura sejak diresmikan pada 13 Agustus 1999. Namun, jauh sebelum itu, bendera yang lebih umum dikenal sebagai Hinomaru yang berarti "lingkaran matahari" awalnya hanya digunakan sebagai panji nasional oleh beberapa kapal dagang sejak 27 Februari 1870 melalui Proklamasi No. 57 tahun 3 Meiji.
Meskipun pada masa sebelumnya tak ada undang-undang mengenai bendera nasional, bendera lingkaran matahari atau Hinomaru telah menjadi bendera nasional Jepang secara de facto.
Inna Bali Heritage Hotel Buka Bali Garden Café, Ada Tempat Nongkrong Asyik dengan Nuansa Taman
Pada tahun yang sama, bendera Nisshoki atau Hinomaru juga digunakan Angkatan Laut Jepang sebagai bendera nasional menurut Proklamasi No. 651 tahun 3 Meiji yang dikeluarkan pada 27 Oktober 1870. Namun, selama Perang Dunia II, Angkatan Laut mengenakan bendera yang sedikit berbeda. Meski sama-sama lingkaran merah yang menggambarkan matahari dengan latar belakang putih, lingkaran tersebut memiliki 16 sinar konsentris.
Meski berbeda, faktanya kedua bendera ini sama-sama menggambarkan Jepang sebagai sumber matahari dan cahaya bagi Asia.
Asal-usul Bendera Nasional Jepang
Melansir laman Kanashi, bendera bertema matahari pertama digunakan oleh Kaisar Monmu pada tahun 701 Masehi (M). Sementara menurut Japan Factsheet yang dipublikasikan oleh Japan.org, simbol lingkaran matahari pertama kali digunakan ketika kemunculan prajurit samurai dan perebutan kekuasaan antara klan Minamoto dan Taira pada abad ke-12.
Kala itu simbol lingkaran matahari atau Hinomaru disematkan pada sebuah kipas lipat yang dikenal sebagai Gunsen, sebuah kipas perang yang digunakan para prajurit saat itu untuk mendinginkan diri di tengah cuaca panas.
Di negara-negara berperang pada abad ke-15 dan ke-16, ketika berbagai tokoh militer bersaing memperebutkan wilayah yang berpengaruh, Hinomaru ditampilkan secara luas sebagai lambang militer.
Satu lukisan yang menggambarkan Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600 menunjukkan kekuatan militer dengan banyak spanduk yang menampilkan berbagai motif Hinomaru. Meskipun berwarna merah lingkaran dengan latar belakang putih adalah yang paling banyak umum, ada juga contoh emas lingkaran dengan latar belakang biru tua.
Sekitar abad ke-17, jenderal militer di Jepang juga menggunakan tanda matahari untuk membedakan kapal mereka dari yang ada di wilayah lain.
Ketertarikan Jepang pada matahari sendiri tercatat dimulai pada awal abad ke-7, di mana dalam sebuah surat kepada kaisar Tiongkok, kaisar Jepang mengkualifikasikan dirinya sebagai "kaisar dari matahari terbit".
Hal ini didasarkan dari lokasi Jepang yang berada di arah matahari terbit. Karena itulah, orang Jepang mulai menyebut negaranya Nihon atau Nippon, yang secara harfiah berarti "sumber matahari" dan sering diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai "tanah matahari terbit". Cakram merah ini diketahui juga mewakili dewi matahari dari Shinto Amaterasu, yang dipercayai sebagai nenek moyang dari garis keturunan kekaisaran Jepang.
Singkat cerita, pada tahun 1868 bendera lingkaran merah dengan latar belakang putih diakui sebagai lambang nasional Jepang walaupun tidak resmi. Hinomaru pertama kali digunakan pada gedung-gedung pemerintah pada tahun 1872,
Pada saat itu banyak keluarga biasa dan lembaga swadaya masyarakat juga mengungkapkannya keinginan untuk menampilkan Hinomaru pada masa-masa liburan. Pada tahun-tahun berikutnya, sejumlah pemberitahuan dan dokumen terbuka untuk umum dikeluarkan yang memperkuat Hinomaru berstatus sebagai bendera yang melambangkan Jepang.
Namun, baru pada 1999 bendera itu ditetapkan sebagai bendera nasional sesuai Aturan Tentang Bendera Nasional dan Lagu Kebangsaan Nasional, yang diumumkan dan berlaku sejak 13 Agustus 1999.