Apa Itu Senyawa Polimer? Simak Ulasannya Berikut
PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Apa itu Senyawa Polimer? Menarik untuk disimak agar kita bisa memahaminya, karena senyawa ini begitu familiar dan tanpa disadari ada di dekat kita.
Polimer berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yakni Poli yang berarti banyak, dan meros yang berarti unit atau bagian. Polimer merupakan senyawa besar yang terbentuk dari hasil penggabungan sejumlah (banyak) unit-unit molekul yang kecil. Unit molekul pembentuk senyawa ini disebut monomer. Ini artinya, senyawa polimer terdiri dari banyak monomer.
Polimer sendiri diklasifikasikan berdasarkan sumber, struktur, mode polimerisasi, dan gaya molekuler.
Apa Itu Senyawa Polimer?
1. Polimer Berdasarkan Sumber
Berdasarkan sumbernya, Polimer dibagi menjadi 3, yakni Polimer Alami, Polimer Sintetis dan Polimer Semi-Sintetis.
Polimer alami diperoleh dari tumbuhan dan hewan. Contohnya protein, selulosa, pati, resin dan lain-lain.
Polimer Sintetis adalah polimer buatan manusia, yang dibuat di laboratorium. Contoh: polietena, nilon 66 dan Buna-S. Sementara Polimer Semi-Sintetis adalah polimer alami dengan modifikasi kimia. Contoh: karet vulkanisasi dan selulosa asetat.
2. Polimer Berdasarkan Struktur
Berdasarkan strukturnya, Polimer dibagi menjadi tiga, yakni Polimer Linear, Polimer Rantai Bercabang dan Polimer Ikat Silang atau Polimer Jaringan.
Dalam Polimer Linear, monomer dihubungkan dalam rantai panjang dan lurus. Rantai Polimer biasanya menumpuk satu atas yang lain dan membentuk struktur yang dikemas dengan baik. Polimer Linear memiliki kepadatan tinggi, kekuatan tarik tinggi dan titik leleh tinggi. Contoh: polietena berdensitas tinggi, polivinil klorida, nilon 6 dan lain-lain.
Sementara Polimer Rantai Bercabang terdiri dari rantai samping unit monomer yang melekat pada rantai utama. Karena percabangan ini, polimer rantai bercabang tidak dapat disusun secara rapat. Polimer ini memiliki kepadatan rendah, kekuatan tarik rendah dan titik leleh rendah. Contoh Polimer Rantai Bercabang adalah polietena berdensitas rendah.
Selanjutnya, Polimer Ikat Silang dikenal juga sebagai polimer jaringan. Polimer ini bukan saja keras, tetapi juga kaku dan rapuh. Contohnya: Bakelit, Melamin, Resin Formaldehida.
3. Polimer Berdasarkan Mode Polimerisasi
Berdasarkan Mode Polimerisasinya, polimer dibagi menjadi dua, yakni Polimer Adisi dan polimer Kondensasi. Polimer Adisi lalu dibagi menjadi dua lagi, yaitu Kopolimer dan Homopolimer.
Polimer Adisi dibentuk dengan penambahan monomer tanpa eliminasi molekul-molekul produk sampingan. Monomer dari polimer Adisi adalah senyawa tak jenuh. Contoh: Teflon Polietena dan lain-lain.
Homopolimer, dimana Polimer Adisi yang dibentuk oleh polimerisasi spesies monomer tunggal. Contoh: Polivinil klorida, Polipropilena, Polietena
Kopolimer, adalah Polimer Adisi yang dibentuk oleh polimerisasi adisi dari dua jenis monomer yang berbeda. Contoh: Buna-S, Buna-N, dan lain-lain.
Sementara, Polimer Kondensasi dibentuk oleh kondensasi dari dua monomer yang berbeda dengan atau tanpa diikuti lepasnya molekul kecil, seperti air, alkohol, dan hidrogen klorida. Monomer dari polimer kondensasi memiliki setidaknya dua gugus fungsi. Contohnya: Bakelit, Nilon 66, Terilen dan lain-lain.
4. Polimer Berdasarkan Gaya Molekul
Berdasarkan gaya molekulnya, polimer dibedakan menjadi Elastomer, Serat, Polimer Termoplastik, dan Polimer Termoseting.
Dalam Elastomer, rantai polimer disatukan oleh gaya intermolekul yang lemah. Gaya yang lemah memungkinkan polimer untuk diregangkan. Rantai polimer memiliki beberapa ikatan silang yang membantu polimer untuk kembali ke bentuk aslinya. Contoh: Buna-S, Buna-N, Neoprena.
Pada Serat, rantai polimer disatukan oleh gaya antermolekul yang kuat ( ikatan hidrogen atau interaksi dipol-dipol). Gaya yang kuat memberikan sifat kristal. Serat berbentuk seperti benang dengan kekuatan tarik tinggi dan modulus tinggi. Contoh: Poliamida (nilon 66) dan Poliester (terilen).
Sedangkan Polimer Termoplastik memiliki rantai polimer linear atau sedikit bercabang. Gaya tarik antarmolekul bersifat intermediet antara elastomer dan serat. Polimer Termoplastik dapat dilunakkan berulang kali pada pemanasan dan mengeras pada pendinginan dengan sedikit perubahan sifat. Polimer jenis ini dapat dibentu menjadi bentuk yang diinginkan. Contoh: Polietena, Polistirena, Poliviniklorida dan lain-lain.
Karena Termoplastik tidak memiliki ikatan silang, gaya antarmolekul yang ada diantara rantai polimer mudah dirusak oleh pemanasan. Oleh karena itu, mereka dapat dibentuk menjadi bentuk yang diinginkan.
Polimer Termoseting adalah rantai polimer yang memiliki ikatan silang atau sangat bercabang. Rantai polimer mengalami perluasan ikatan silang pada pemansan dalam cetakan. Polimer termoset menjalani perubahan permanen pada pemanasan. Polimer termoseting tidak dapat digunakan kembali seperti polimer termoplastik. Contoh: Bakelit, Resin, Urea-formaldehida dan lain-lain.
Reaksi Polimerisasi
Reaksi Polimerisasi terdiri dari 2 jenis, yakni Polimerisasi Adisi dan Polimerisasi Kondensasi.
Polimerisasi Adisi
Pada Polimerisasi Adisi monomer bergabung tanpa eliminasi molekul produk apapun. Monomer adalah senyawa tak jenuh dan turunannya. Monomer ditambahkan ke rantai yang menghasilkan peningkatan panjang rantai.
Polimer Adisi umumnya tidak reaktif secara kimia. Hal ini disebabkan ikatan C-C dan C-H yang sangat kuat. Karena itu, sangat sulit untuk mendaur ulang polimer adisi. Atau dengan kata lain, polimer adisi tidak dapat terurai.
Polimerisasi Adisi terjadi lewat dua mekanisme, yaitu mekanisme radikal bebas dan mekanisme ionik. Namun demikian, mekanisme radikal bebas lebih sering dijumpai. Senyawa tak jenuh dan turunannya mengikuti mekanisme radikal bebas. Untuk menghasilkan radikal bebas, dibutuhkan inisiator. Dalam hal ini termasuk benzoil peroksida dan butil peroksida tersier.
Polimerisasi adisi radikal bebas: Senyawa tidak jenuh dan turunannya berpolimerisasi dengan metode ini. Ini terjadi pada inisiator pembangkit radikal bebas seperti benzil peroksida, butil peroksida tersier, dll. Polimerisasi melibatkan langkah-langkah berikut:
-Inisiasi rantai: Peroksida organik mengalami fisi homolitik untuk membentuk radikal bebas yang bertindak sebagai inisiator. Inisiator menambah ikatan rangkap pada karbon-karbon untuk membentuk radikal bebas baru.
-Propagasi rantai: Radikal bebas menambah ikatan ganda monomer untuk dapat membentuk radikal bebas yang lebih besar. Proses ini berlanjut sampai radikal tersebut hancur
-Terminasi rantai: Rantai itu berakhir ketika dua radikal bebas bergabung.
Polimerisasi Kondensasi
Dalam metode ini, dua atau lebih monomer bi-fungsional mengalami kondensasi dengan penghapusan beberapa molekul sederhana seperti air, alkohol, dll. Produk dari setiap langkah sekali lagi merupakan jenis bi-fungsional dan urutannya terus berlanjut. Karena, setiap langkah menghasilkan jenis fungsionalisasi yang berbeda dan tidak bergantung satu sama lain, proses ini disebut juga sebagai polimerisasi pertumbuhan.
Demikianlah pembahasan tentang Senyawa Polimer, semoga bermanfaat!