Kisah Pemilik PO 44 Trans, Berawal dari Tukang Jahit Beli Bus karena Senang Lihat Lalu Lalang di Jalan
JAKARTA, iNews.id - Membangun usaha harus didasari rasa suka agar dijalani dengan sepenuh hati. Itu yang dilakukan pemilik Perusahaan Otobus (PO) 44 Trans yang dulunya berprofesi sebagai tukang jahit.
Sang pemilik perusahaan, Haji Sholeh Bintoro mendirikan usahanya dari hobi. Dia hobi senang melihat bus lalu lalang di Pekalongan.
PO 44 Trans yang bermarkas di Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah berdiri pada 10 tahun lalu atau sekitar 2012. Menariknya, perusahaan ini dibangun dari rasa coba-coba pemiliknya yang memang senang dengan bus.
Biasalah kalau Pekalongan itu, kalau sekarang kan bus mesinnya kalau kita injak (pedal gas) kan jalan. Kalau dulu sebelum saya main di bus, saya sudah main di mesin, tapi mesin jahit. Jadi kalau digas, mau rpm 10 atau 12 tetap di situ saja, kata Sholeh dalam video di kanal YouTube PerpalZ TV.
Besar dan tumbuh di Pekalongan yang dikenal sebagai Kota Batik membuat Sholeh terjun di dunia tekstil demi kehidupannya. Namun, da mengaku sangat senang dengan bus karena memiliki warna dan desain yang menurutnya sangat bagus.
Aslinya dari pertama itu hobi, seneng saja. Saya dulu sebelum punya bus sering lihat keren, warnanya coklat metalik, kalo gak salah PO-nya SAN. Bus dengan trayek yang luar biasa, mungkin bukan yang terpanjang, melayani penumpangnya untuk perpindahan dari tempat satu ke tempat lain. Tapi ini kan perpindahannya juga antar pulau, jadi terpikir kapan saya bisa punya, ujarnya.
Tinggal di Pekalongan yang menjadi rute bus-bus Jawa dan Sumatera membuat Sholeh selalu menyempatkan diri melihat lalu lalang bus. Ini juga dilakukan bersama teman-temannya yang senang memotret bus.
Akhirnya coba (beli) satu, ngutang dulu. Alhamdulillah punya satu, lalu akhirnya berkembang, kata Sholeh.
Menjadi pengusaha bus membuat Sholeh sangat senang karena bisa bertemu dengan orang-orang baru dari berbagai wilayah. Menurutnya, jika di masa lalu dirinya tidak nekat membeli bus, maka tidak akan menjadi seseorang seperti saat ini.
Ini luar biasanya usaha di dalam transportasi itu berkahnya luar biasa, tambah silaturahim, tambah saudara. Mungkin kalau saya nggak punya bus, nggak di dunia bus tidak kenal Om Sani, ujarya.
Bagi Sholeh, menjalani sebuah profesi yang disenangi memang dijalani dengan lebih mudah, tapi juga ada banyak tantangan yang perlu dihadapi. Menurutnya, itu akan membuatnya jauh lebih baik sebagai seorang pengusaha dan pelayan masyarakat.
Usaha transportasi pasti ada suka dukanya. Tapi semua yang kita jalani itu kita nikmati, kita syukuri, insya Allah nikmat semuanya. Kalau sudah dasar hobi itu seberat apa pun cobaan yang kita alami itu akan dilewati dengan mudah, katanya.