Mengenal Eka Sari Lorena, Anak Tentara Pemilik PO Bus Lorena
JAKARTA - Mengenal Eka Sari Lorena Soerbakti , anak dari Kolonel Gusti Terkelin (GT) Soerbakti. GT Soerbakti adalah seorang Purnawirawan TNI Angkatan Darat dan sekaligus merupakan pengusaha Indonesia.
GT Soerbakti merupakan pendiri Lorena Group yang menaungi beberapa perusahaan yang bergerak dibidang jasa transportasi atau perusahaan otobus (PO).
Sementara itu, Eka Sari Lorena Soerbakti anak dari GT Soerbakti kini meneruskan usaha yang telah didirikan ayahnya.
Eka Sari Lorena Soerbakti lahir pada 6 Maret 1969 adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Dia juga merupakan pimpinan perusahaan angkutan darat terbesar di Indonesia, yaitu PT Eka Sari Lorena Transport (LRNA) yang didirikan oleh ayahandanya GT Soerbakti.
Pada tahun 2010, Eka Sari Lorena juga tepilih sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Organisasi Angkutan Darat (DPP Organda), masa bhakti 2010 2015 menggantikan Murphy Hutagalung.
Kini Eka Sari menjabat sebagai Chief Executif Officer (CEO) Lorena Group. Tak hanya itu, wanita berdarah Suku Karo ini juga menjabat sebagai direktur PT Ryanta Mitra Karina dan PT Prima Sari Boga.
Eka Sari Lorena Soerbakti tak pernah merasa segan untuk terjun ke lapangan dan menyapa para pekerjanya. Orang bisa memandang sebelah mata karena penampilannya yang stylist dan terlihat gaul. Namun, dia memiliki visi dan obsesi besar di bidang transportasi.
Eka Sari Lorena Soerbakti menempuh study di Wright State University (pemasaran), Ohio, University Of Golden State California, dan Program Bisnis Intl di University of San Fransisco. Semasa kuliah pernah bekerja sebagai Marketing Executive di Westin International Ltd., San Francisco, USA.
Diketahui, Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) didirikan pada 26 Februari 2002 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Maret 2002. Induk usaha Eka Sari Lorena Transport Tbk adalah PT Lorena. Sedangkan induk usaha terakhir LRNA adalah PT Lorena Kirana.
Sementara itu, sepanjang Januari - September 2022, Eka Sari Lorena Transport mengalami rugi bersih sebesar Rp10,61 miliar, mengecil dibanding periode yang sama 2021 dengan rugi bersih senilai Rp17,76 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, perolehan rugi bersih selama periode sembilan bulan pertama 2022, terutama dipengaruhi peningkatan jumlah pendapatan sebesar 33,71% (year-on-year) menjadi Rp67,98 miliar.