Contoh-Contoh Limbah Keras Organik dan cara Pengolahannya
JAKARTA - Limbah merupakan sampah yang selalu kurang diperhatikan oleh sebagian masyarakat.
Padahal limbah organik ini sebagian besar dihasilkan dari limbah atau sampah yang berasal dari rumah tangga yang ini akan menjadi bahaya jika tidak diolah dengan baik.
Limbah organik ini biasanya berasal dari sisa makanan seperti sayur sayuran dan sisa makanan yang lainnya yang banyak mengandung banyak air
Limbah organik adalah limbah yang berasal dari makhluk hidup seperti limbah makanan, kotoran hewan dan juga tumbuh-tumbuhan.
Limbah organik ini juga adalah limbah yang dapat terurai secara alami di alam hal ini disebabkan karena limbah organik memiliki zat kimia yang stabil sehingga dapat mudah terurai dan mengendap di dalam tanah maupun di aliran sungai dan laut.
Namun limbah organik ini dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan menjadi sumber penyakit jika dalam pengelolaannya kurang baik.
Oleh sebab itu contoh pengelolaan limbah organik yang baik adalah dengan cara dijadikan sebagai pupuk atau kompos.
Ibu-ibu Wajib Tahu! Ustadz Adi Hidayat Ingatkan Ketakwaan Orang Tua Berperan pada Karakter Anak
Limbah organik ini terdapat limbah yang lunak dan juga limbah yang keras.
Limbah keras organik adalah limbah yang memiliki wujud padat dan keras berdasarkan wujudnya yang padat dan keras limbah ini aga sedikit sulit untuk terurai oleh alam.
Limbah keras organik biasanya berasal dari organisme biologis. Berikut contoh limbah keras organik
1. Batang kayu
Batang kayu yang berasal dari pohon tumbang dan pohon yang di tebang merupakan sampah organik padat yang membutuhkan waktu lama untuk terurai terutama batang kayu yang memiliki ukuran besar.
Pengelolaannya yaitu dengan cara memotong menjadi bagian kecil terlebih dahulu menjadi bagian - bagian kecil
2. Tempurung kelapa
Tempurung kelapa memiliki kandungan air yang sedikit ini menyebabkan tempurung kelapa memiliki wujud padat dan keras limbah ini sering kita jumpai di tepian pantai
3. Kulit telur
Kita sering kurang menyadari bahwa kulit telur merupakan suatu limbah keras organik.
Kulit telur tersebut merupakan limbah yang membutuhkan waktu sedikit lama agar terurai di alam
4. Cangkang kerang laut
Kerang merupakan biota laut yang banyak ditemukan di perairan Indonesia kerang yang memiliki bahasa Latin mollusca ini menjadi bahan pangan primadona yang sering di konsumsi.
Namun kerang memiliki cangkang yang keras yang tidak dapat di konsumsi. Cangkang nya yang keras ini menyebabkan cangkang kerang membutuhkan waktu cukup lama untuk terurai
5. Sisik ikan keras
Sisik ikan memiliki wujud yang tipis ada juga yang bening seperti kaca.
Namun sisik ikan memiliki wujud yang padat hal ini mengakibatkan sisik ikan tidak dapat dengan cepat terurai di alam
6. Tulang ikan
Tulang ikan memiliki wujud yang padat dan sedikit runcing ini cukup berbahaya jika tidak di kelola dengan baik mengingat tulang memiliki wujud yang padat ini mengakibatkan tulang ikan membutuhkan waktu lama untuk terurai
7. Tulang hewan dan gigi hewan
Tulang dan gigi hewan merupakan bagian dari hewan yang membutuhkan waktu cukup lama agar terurai.
Fosil merupakan salah satu contoh tulang atau gigi hewan purba yang sudah beratus-ratus tahun namun tidak dapat terurai dengan baik
8. Sekam padi
Sekam padi merupakan cangkang yang yang melindungi padi yang berisi beras yang selalu kita olah sehari hari dan menjadi nasi.
Sekam padi memiliki kandungan air yang sedikit ini menyebabkan sekam padi membutuhkan waktu untuk terurai
9. Bonggol jagung
Bonggol jagung yang dibiarkan lama wujud nya akan semakin mengering. Ini menyebabkan kandungan pada bonggol jagung menjadi sedikit dan wujudnya menjadi padat.
Ini mengakibatkan bonggol jagung susah terurai
Cara Pengolahan Limbah
Limbah organik keras bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai. Ini bisa di proses secara manual maupun menggunakan mesin.
Namun pada umumnya pengolahan tersebut memiliki 6 tahapan. Berikut 6 tahapan dalam mengelola limbah organik
1. Pemilihan bahan limbah
Dalam tahap pertama adalah tahap seleksi. Hal ini diperlukan agar limbah yang dipilih sesuai dengan Kerajinan yang akan dibuat
2. Pembersihan
Biasanya limbah yang didapat dalam keadaan kotor ini berpotensi terdapat unsur yang tidak di inginkan contoh adalah bakteri dan zat berbahaya.
Limbah dicuci bersih menggunakan deterjen dan di bilas dengan air supaya bersih dan terhindar dari kandungan yang tidak diinginkan
3. Pengeringan
Saat limbah dicuci dengan air ini mengakibatkan limbah tersebut basah dan lembab. Jika dibiarkan basah dan lembab limbah akan tidak awet dan berpotensi menimbulkan bakteri.
Pengeringan bisa dilakukan dengan cara di jemur langsung di bawah terik matahari atau dengan menggunakan mesin pengering khusus
4. Pewarnaan
Setelah dicuci dan dikeringkan limbah tersebut lalu diwarnai dengan cara dicat menggunakan cat semprot atau dengan menggunakan kuas lalu tunggu hingga cat kering.
Ini bertujuan agar limbah tersebut terlihat lebih menarik.
5. Finishing
Setelah bahan limbah telah melalui beberapa proses pengolahan bahan limbah masuk pada tahap akhir.
Yaitu finishing, pada tahap ini limbah di finishing sesuai dengan kebutuhan nantinya limbah ini menjadi sebuah kerajinan.
Bisa dengan cara di haluskan, di lem, di potong dan lain sebagainya ini menyesuaikan dengan karya yang akan dibuat.