5 Fakta di Balik Bulir Kelezatan Nasi Goreng yang Belum Anda Ketahui
JAKARTA - Nasi goreng merupakan sajian nasi yang digoreng dalam sebuah wajan atau penggorengan dan menghasilkan cita rasa berbeda, karena dicampur dengan bumbu-bumbu seperti garam, bawang putih, bawang merah, merica, dan kecap manis menghasilkan aroma serta cita rasa yang spesial. Tapi tahukah anda? Ada beberapa fakta menarik di balik bulir-bulir kelezatan nasi goreng? Yuk, simak fakta berikut:
1. Bukan asli Indonesia
Nasi goreng adalah salah satu masakan khas Indonesia, kelezatan yang terkenal di banyak negara di dunia. Meski dikenal sebagai masakan khas Indonesia, nasi goreng bukan berasal dari Indonesia. Nasi goreng merupakan makanan yang berasal dari China dan telah mengalami banyak transformasi di Indonesia. Nasi goreng sudah ada sejak lama, bahkan 4000 SM. Nasi goreng saat itu menjadi hidangan tradisional Tionghoa.
Pada zaman dahulu, orang Tionghoa tidak menyukai nasi dingin dan kemudian memasak nasi tersebut menjadi nasi goreng dengan berbagai bumbu dan rempah. Nasi gorengnya enak banget. Sejak itu, nasi goreng menjadi makanan yang sangat populer. Selain rasanya yang enak, nasi goreng juga disukai banyak orang karena nasi goreng memungkinkan orang untuk mengurangi limbah nasi, karena nasi goreng terbuat dari nasi dingin atau bahkan sisa makanan.
2. Berawal dari p edagang Tionghoa yang bermigrasi
Orang Tiongkok yang bermigrasi ke banyak negara lain di seluruh dunia memperkenalkan nasi goreng ke wilayah baru mereka. Orang Tionghoa yang tinggal di beberapa negara lain di seluruh dunia juga mencoba membuat nasi goreng dengan bumbu yang tersedia di daerah mereka. Sejak saat itu, banyak sekali jenis nasi goreng yang diciptakan dengan cita rasa yang khas dan sesuai dengan bahasa daerah masing-masing, termasuk penyesuaian bahasa masyarakat di Indonesia.
Di Indonesia, nasi goreng memiliki banyak variasi. Hampir setiap daerah memiliki sajian nasi goreng khasnya masing-masing.
3. Masuk ke dalam cuplikan film dan novel
Dalam sebuah novel yang berjudul Ivanna karya Risa Saraswati juga menggambarkan betapa cintanya keluarga Van Dijk akan kuliner satu ini setelah gado-gado. Bahkan dalam film animasi "Minions: The Rise of Gru", ada beberapa kata Indonesia yang terucap salah satunya adalah nasi goreng , kemudian beberapa komponen masakan dan makanan seperti kecap manis dan soto ayam yang diucapkan oleh Bob saat hendak tidur bersama Gru.
Dalam sebuah cerita bersambung karya Marco Kartodikoromo yang berjudul Student Hidjo . Cerita ini mengisahkan tentang Hidjo, seorang pelajar yang berasal dari Jawa yang dikirim ke Belanda untuk menuntut ilmu yang kemudian jatuh cinta dengan anak induk semangnya di Amsterdam yang bernama Betje. Betje sendiri memiliki kegemaran dalam memakan masakan Jawa bahkan memiliki buku resepnya.
"Nasi goreng itu enak, saya pernah makan di Warung Jawa, " ujar Betje dilansir dari Historia .
4. Memiliki tempat tersendiri di ha ti bangsawan Belanda
Nasi goreng dianggap sebagai bagian dari budaya orang Hindia Belanda selama masa kolonial. Referensi tentang nasi goreng muncul dalam literatur kolonial Hindia Belanda, seperti cerita siswa Hidjo karya Marco Kartodikoromo, yang diterbitkan di Sinar Indies pada 1918. Disebutkan dalam buku masak Belanda sejak 1925 Buku Masak Groot Nieuw Vollemenggali Oost Indisch. Perdagangan antara Belanda dan Hindia Belanda saat ini meningkatkan popularitas nasi goreng di seluruh dunia.
Awal kelezatan kuliner Indonesia ini juga dinikmati oleh orang Belanda karena nasi goreng wajib ada di rijsttafel (meja nasi atau menyajikan masakan Indonesia secara berurutan). Rijstaffel mulai berkembang pesat pada masa Hindia Belanda.
Ini juga mencakup pedoman dan prosedur etis untuk jamuan formal khas Eropa yang disesuaikan dengan pilihan menu Indonesia yang biasa disantap. Rijsttafel yang terkenal saat itu adalah lucheon atau makan siang yang diadakan di Hotel Des Indes Batavia (Jakarta) dan Hotel Savoy Homann di Bandung. Budaya Rijstaffel hari ini bisa disebut budaya prasmanan, tetapi budaya Rijsttafel asli diperkenalkan ke Belanda dan masih dikenal sampai sekarang.
Di Belanda, masakan Indonesia sangat populer karena hubungan sejarah kolonialnya dengan Indonesia. Migran Indonesia menyediakan makanan Indonesia untuk dimakan di restoran atau dibawa pulang.
Nasi goreng versi takeaway mudah ditemukan di supermarket . Toko-toko takeaway dan restoran Cina juga menawarkan nasi goreng serta berbagai pilihan masakan Indonesia. Namun, dengan bumbu Kanton. Di negeri ini, nasi goreng sudah menjadi makanan ringan yang disebut nasischijf . Di Flanders, nama nasi goreng biasanya digunakan untuk menyebut nasi goreng ala negara Asia mana pun.
5. Dijadikan lagu oleh orang bule yang rindu kelezatannya
"Geef Mij Maar Nasi Goreng" (Beri Aku Nasi Goreng) adalah lagu ciptaan seorang wanita Belanda bernama Louisa Johanna Theodora "Wieteke" van Dort atau Tante Lien pada 1977. Ia lahir di Surabaya pada 16 Mei 1943 hingga usia 14 tahun, tinggal di Den Haag, Belanda sampai sekarang. Konflik Irian pada 1957 memperkuat hubungan antara Indonesia dan Belanda. Pemerintah Indonesia menyatakan pandangan anti-Barat, sehingga Wieteke yang berusia 14 tahun dan keluarganya melarikan diri ke Belanda. Wieteke tidak menyukai iklim Belanda yang dingin dan makanan khas yang ada di sana. Dari situ, Wieteke akhirnya menulis lagu "Geef Mij Maar Nasi Goreng" untuk mengungkapkan kerinduannya pada Indonesia. Lagu yang diterjemahkan sebagai "Beri Aku Nasi Goreng" adalah lagu kenangan Tante Liem ketika dia tinggal di Indonesia.
Selain Nasi Goreng, ia juga menyebutkan beberapa makanan, seperti tahu gulung, siomay, bolu, onde-onde, dan lainnya. Lirik lagu ini menunjukkan bahwa penulis sangat menyukai masakan Indonesia.