Duh, Harga Minyak Melonjak Lagi Karena Negara OPEC dan Sekutunya Pangkas Produksi

Duh, Harga Minyak Melonjak Lagi Karena Negara OPEC dan Sekutunya Pangkas Produksi

Gaya Hidup | netralnews.com | Selasa, 30 Agustus 2022 - 08:06
share

NEW YORK, NETRALNEWS.COM - Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober naik 3,95 dolar AS (4,2 persen), menjadi 97,01 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan Senin waktu setempat atau Selasa (30/8/2022) pagi WIB, . Minyak Brent juga naik 4,1 dolar (4,1 persen) menjadi 105,09 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.

Kenaikan berkelanjutan ini terjadi karena pelaku minyak mempertimbangkan prospek pengurangan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+.

Menteri energi Arab Saudi mengisyaratkan pekan lalu bahwa ada keterputusan antara harga berjangka dan fundamental, dan bahwa OPEC+ memiliki sarana untuk menghadapi tantangan termasuk memangkas produksi untuk memulihkan keseimbangan pasar.

"Harga minyak lebih tinggi di tengah harapan pengurangan produksi dari OPEC dan sekutunya untuk memulihkan keseimbangan pasar dalam menanggapi kebangkitan kembali kesepakatan nuklir Iran," kata Sugandha Sachdeva, wakil presiden penelitian komoditas di Religare Broking.

Kenaikan harga minyak dibatasi oleh dolar AS yang kuat, yang mencapai level tertinggi 20 tahun pada Senin (29/8/2022) setelah ketua Federal Reserve mengisyaratkan bahwa suku bunga akan dipertahankan lebih tinggi lebih lama untuk mengekang inflasi.

Harga juga mendapat dukungan karena pelaku pasar khawatir bahwa kerusuhan di Libya dapat mengganggu pasokan minyak mentah.

Kerusuhan di ibu kota Libya pada akhir pekan yang mengakibatkan 32 kematian, memicu kekhawatiran bahwa negara itu dapat tergelincir ke dalam konflik besar dan mengganggu pasokan minyak dari negara OPEC.

Untuk pekan yang berakhir Jumat (26/8/2022), kontrak acuan minyak mentah AS naik 2,9 persen, sementara minyak mentah Brent melonjak 4,4 persen.


Topik Menarik