Peternak Ngaku Buntung akibat Harga Telur Melonjak, Kok Bisa?
IDXChannel - Harga telur ayam yang naik tinggi ternyata tidak serta merta membuat peternak untung. Hal itu disebabkan karena harga pakan ayam terus menanjak, sehingga ongkos pakan yang dikeluarkan menjadi lebih besar.
"Harga telur sekarang naik, tapi harga pakan juga sudah naik terus sejak Lebaran," keluh peternak ayam petelur warga Kampung Sukamanah RT 03/01, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Agus Sopian (60), Kamis (25/8/2022).
Agus menyebutkan, saat ini harga telur di tingkat peternak berkisar antara Rp28 ribu sampai Rp29 ribu per kilogram (kg). Sementara harga pakan dari semula hanya sekitar Rp4 ribu per kg, naik menjadi Rp7.800 per kg. Selain itu, belum ada tanda-tanda akan turun lagi sejak Lebaran lalu.
"Dulu harga pakan sekarung yang berisi 50 kg hanya Rp310 ribu, tapi sekarang jadi Rp390 ribu. Jadi biaya produksi juga bertambah tinggi," sambungnya.
Menurutnya, kenaikan harga telur ayam sebetulnya sudah terjadi secara bertahap sejak Mei 2022. Kenaikan harga telur ayam itu atas kesepakatan bersama dengan peternak di daerah lain. Alasannya sama, terpaksa menaikan harga telur karena harga pakan juga naik.
Dalam sehari, Agus harus membeli pakan sekitar satu karung yang berisi 50 kg untuk 400 ekor ayam. Dari ratusan ekor ayam tersebut, telur yang dihasilkan hanya sekitar 15 kilo setiap harinya. Sebab yang aktif bertelur setiap hari dari populasi ayamnya hanya sekitar 80%.
Agus sebenarnya tidak mau menaikan harga jual, namun lama-kelamaan malah merugi. Bahkan dia pun terpaksa harus menjual sekitar 200 ekor ayamnya agar biaya operasionalnya tidak terlalu membengkak karena pakan ayam yang mahal.
"Ya daripada terus rugi, terpaksa harga dinaikan. Tapi naiknya harga telur juga tidak membuat peternak untung karena dipakai lagi untuk beli pakan," pungkas Agus sambil berharap pemerintah memberikan solusi atas mahalnya harga pakan. (FAY)