Bahayanya Peradangan Kronis Sendi pada Tulang yang Bisa Mengintai Anak Muda
Osteoarthritis (OA) atau peradangan kronis sendi pada tulang rawan bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang umur. Tua atau muda berpotensi terserang masalah kesehatan tulang ini.
Medical Executive PT Kalbe Farma Tbk dr. Meilisa Tiffani mengatakan osteoarthritis adalah peradangan kronis sendi yang terjadi karena adanya kerusakan pada tulang rawan.
Mereka yang berisiko terkena osteoarthritis adalah yang kegemukan atau obesitas hingga faktor genetik.
"OA ini dapat terjadi pada siapa saja. Meskipun angka dominan OA ini terjadi pada wanita, namun siapa saja berisiko, seperti pada mereka yang berat badan berlebih, pola olahraga yang tidak mempertimbangkan bentuk tubuh, dan faktor genetik," kata dr Melisa dari siaran resminya, dikutip dari Antara, Rabu (24/8/2022).
Menurut dr. Meilisa, OA dan osteoporosis adalah dua penyakit yang berbeda. OA merupakan kerusakan pada tulang rawan, sedangkan osteoporosis adalah berkurangnya densitas tulang atau tulang keropos.
Lebih lanjut, dr. Meilisa mengatakan bahwa berat badan berlebih akan semakin membebani lutut, terlebih pada wanita.a
Di sisi lain, pola olahraga yang tidak disesuaikan dengan bentuk tubuh juga dapat berisiko merusak tulang rawan tubuh.
Misalnya, pemilik berat badan berlebih yang memaksakan olahraga lompat-lompat dan berlari (beban tubuh bertumpu pada lutut atau satu kaki).
Penyakit ini juga bersifat degeneratif, karena terus terjadi dan mengalami perburukan seiring waktu. Ketika telah terjadi kerusakan, maka akan terus memburuk tanpa ada perbaikan.
Bahkan, jika gejalanya semakin berat maka dapat mengganggu aktivitas atau menurunkan kualitas hidup.
Dr Meilisa juga mengatakan kondisi OA bisa dihindari jika seseorang melakukan kegiatan atau aktivitas yang tepat, seperti memilih olahraga yang sesuai dengan berat badan, menggunakan alas kaki yang nyaman, hingga menjaga bobot tubuh dan konsumsi suplemen.
"Penderita OA sendiri yang sudah mengalami nyeri atau sakit dapat dibantu dengan obat-obatan anti nyeri, untuk mengatasi gejala nyeri tersebut walaupun tidak memperbaiki kerusakan sendi yang sudah terjadi, dan dikonsumsi secara bertahap," ungkap Meilisa.