Review Film: Emergency Declaration, Misi Penyelamatan Pesawat yang Penuh Drama dan Air Mata
Setelah penantian panjang, Emergency Declaration akhirnya tayang di Indonesia. Yup , film besutan Han Jae-rim ini sudah tayang perdana pada Festival Film Cannes sejak tahun 2021 lalu untuk kategori Out of Competition.Dibintangi oleh sejumlah artis papan atas, jadi salah satu alasan saya sangat menantikan hadirnya film ini. Bagaikan pohon yang berbuah manis, ini dia ulasan lengkap saya untuk Emergency Declaration.
Pre-caution : ulasan ini mungkin akan terbaca kurang nyaman bagi kamu yang memiliki aerophobia atau rasa takut/panik saat menaiki pesawat terbang.
Sinopsis Emergency Declaration
Film berdurasi 2 jam 21 menit ini bercerita tentang sebuah pesawat terbang yang membawa penumpang dari Korea Selatan menuju Hawaii, Amerika Serikat. Perjalanan yang awalnya terlihat menyenangkan berubah menjadi bencana yang mematikan teror virus mematikan. Naasnya, mereka tidak bisa kabur kemana-mana karena sedang berada di tengah perjalan udara, dan satu per satu dari penumpang mulai mati karena virus yang terinkubasi dengan cepat.
Keadaan yang semakin darurat ini yang membuat kapten pilot KI501 Hyun-soo (Kim Nam-gil) mengeluarkan pernyataan emergency declaration , sebuah istilah di dunia penerbangan, di mana sebuah pesawat harus segera mendarat. Kondisi ini menjadi isu nasional dan negara wajib memprioritaskan keselamatan pesawat di atas kepentingan apa pun. Lalu, apakah mereka berhasil mendarat dengan selamat?
Teror di udara yang mencekam
Tahukah kamu, dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, pesawat terbang menjadi kendaraan paling aman. Indikatornya adalah jumlah kecelakaan pesawat yang lebih sedikit dibandingkan mobil atau kereta. Namun, bagaimana jika selama penerbangan tiba-tiba ada teror virus mematikan yang menyebabkanmu terjebak di udara?
Ketegangan film sebenarnya sudah dimulai sejak menit pertama, saat Ryu Jin-seok (Im Si-wan) bersitegang dengan petugas tiket di bandara. Gerak-geriknya yang mencurigakan membawa penonton menerka-nerka tentang maksud dan tujuannya. Di sudut lain, sebuah video ancaman tentang serangan teror di pesawat mulai tersebar di masyarakat Korea Selatan. Berbeda dengan rekannya yang menganggap video tersebut adalah lelucon, d etektif Go In-ho (Song Kang-ho) justru tertarik untuk menyelidiki kebenarannya.
Kepingan demi kepingan, penyelidikan ini membawa Go In-ho kepada sebuah nama yang terdaftar pada manifest penerbangan pesawat KI501 yang membawa sekitar 120 penumpang menuju Hawaii. Berbagai usaha usaha dilakukan, tapi virus yang dibawa Jin-seok telah tersebar dengan cepat dan terhirup oleh beberapa penumpang.
Misi penyelamatan penuh drama dan air mata
Saat menyaksikan film ini, saya merasakan rasa sesak yang luar biasa karena merasa relate dengan kondisi tersebut. Yup , sejak pandemi COVID-19 melanda di dunia, saya tahu rasanya takut menghirup udara bebas, karena takut tertular virusnya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika itu semua terjadi di pesawat.
Sinopsis Sinetron Cinta Yasmin, Rabu 11 Desember 2024: Temukan Alat Penyadap, Rangga Murka
Rasa khawatir, takut, cemas, clueless , tampak jelas di raut para penumpang. Sederet akting apik dari Lee Byung-hun, Kim So-jin, Seol In-ah, bahkan pendukung karakter lainnya sukses membuat penonton gelisah ingin menolong mereka.
Di daratan, Menteri Sook-he (Jeon Do-yeon) berupaya sekuat tenaga untuk mendaratkan pesawat dan menemukan vaksin untuk virus baru ini. Tak semudah yang dibayangkan, penyelamatan ini ternyata menuai penolakan dari berbagai pihak. Well , momen-momen penyelamatan ini akan membuatmu dihadapkan oleh dua pilihan, menerima mereka mendarat, tetapi berisiko terjadi penyebaran virus atau melarang mereka mendarat demi menekan risiko untuk menyelamatkan masyarakat lainnya.
Pendapat saya
Terlepas dari ceritanya yang memang menarik, sinematografi dari Emergency Declaration benar-benar menakjubkan dan patut diacungi jempol. Setiap detil gambar yang ditampilkan membuat saya seolah ikut berada di dalam pesawat. Yup , di beberapa scene saya merasa ikut sesak, nangis, takut, dan tak nyaman. Rasanya ingin ikut menolong mereka. Menurut saya, Emergency Declaration berhasil memberikan pesan yang ingin disampaikan lewat pengalaman visualnya.
Tak 100% sempurna, ada beberapa plot hole pada naskah film ini, meskipun masih tetap bisa saya nikmati. Ada bonus soundtrack Clair de Lune dari Claude Debussy yang akan membuatmu semakin larut dalam kesedihan. Well , masih belum terlambat untuk menyaksikan salah satu film blockbuster Korea terbesar ini karena filmnya masih tayang di bioskop. So, what are you waiting for?