Tugu Petir: Kenangan Indonesia Merdeka dalam Sunyi
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Barangkali memang benar keberadaan Tugu Petir sebagai penanda sejarah bahwa kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pertama kalinya oleh Sukarno Hatta, tidak lebih terkenal daripada Tugu Proklamator.
Kenyataannya, publik juga tidak banyak tahu tentang Tugu Petir ini. Publik lebih banyak mengenal keberadaan Tugu Proklamator sebagai penanda sejarah tentang kemerdekaan RI pertama kali diproklamirkan.
Padahal, di tempat Tugu Petir sekarang berdiri, di situlah Sukarno Hatta resmi memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dalam sunyi. Di tempat itu dulunya merupakan teras rumah Sukarno. Di zaman itu, tak semua pejabat tahu bahwa Sukarno Hatta dan beberapa orang yang lain tengah mempersiapkan kemerdekaan RI.
Perjuangan dari Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 ke Jakarta untuk memproklamirkan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, dalam kondisi yang saat itu tidak bisa disebut sebagai masa yang sepenuhnya aman. Saat itu pihak Sekutu dan Jepang masih mengawasi Indonesia, sekali pun Jepang telah menyerah kalah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945.
Pada 18 Agustus 1945, sejarah dunia mencatat bahwa Sukarno dilantik sebagai Presiden Republik indonesia yang pertama. Dan M. Hatta sebagai Wakil Presiden RI yang pertama. Di tanggal 19 September 1945, perihal kemerdekaan Indonesia menyebar luas ketika diadakan rapat besar di Lapangan Ikada (sekarang lokasi Monas).
Penanda Sejarah yang Dilupakan Orang
Secara fisik, keberadaan Tugu Petir ada di tahun 1961. Di tahun itu, rumah Sukarno di Pegangsaan Timur 56 dibongkar. Berada berhadapan dengan Tugu Petir adalah Gedung Pola, yang saat itu menjadi tempat dirancangnya sebuah blue print bagi pembangunan di Indonesia.
"Di titik ini, Sukarno mengorbankan rumah pribadinya untuk negara, untuk membangun konsep tentang bagaimana Indonesia dibangun, " tutur Bambang Eryudhawan dari Yayasan Bung Karno (YKB). Tugu Jarum yang didirikan pada 1946 sebagai penanda setahun Indonesia merdeka dan Gedung Pola, berada dalam satu area kawasan rumah Sukarno pada masa itu.
Pengecatan Ulang
"Titik nol sudah dilupakan orang. Momen hari ini menjadi lilin, " tandas.Bambang dalam acara syukuran yang diadakan oleh Rumah Kebangsaan Pancasila (RKP) dan Yayasan Bung Karno (YBK), Jumat 5 Agustus 2022 di Jakarta.
Senada dengan hal ini, Edy Suryadi, Ketum RKP menjelaskan bahwa ada 3 hal penting yang menjadi prioritas dari acara tersebut, yaitu diteguhkannya kembali semangat proklamasi, semangat persatuan bulat mutlak untuk membangun negara, dan semangat mewujudkan dunia baru. Acara itu juga menjadi wujud rasa syukur telah dilakukan pengecatan ulang pada Tugu Petir.
Sebelum dilakukan pengecatan ulang, di bagian pangkal atas tugu tersebut telah ditumbuhi rerumputan. Dalam 3 hari masa pengecatan ulang, rumput dibersihkan dan Tugu Petir dicat ulang.
Ide tentang pemeliharaan Tugu Petir ini dicetuskan oleh RKP, YBK, dan Perintis Kemerdekaan. RKP merupakan organisasi massa yang berorientasi pada pembangunan karakter kebangsaan. RKP telah melakukan kegiatan tersebut sejak 2018.
Acara tersebut dihadiri juga dari perwakilan Perintis Kemerdekaan, Ahmad Kartono ; Rutney Sigit Lingga dari YBK; Linda Enriany, Kepala Pusat Konservasi Cagar Budaya DKI Jakarta ; dan beberapa perwakilan dari RKP. (Yohana Sri W.)