Urutan Tangga Nada Pelog dan Slendro, Ini Perbedaannya Lengkap
JAKARTA, iNews.id Urutan tangga nada pelog dan slendro memiliki perbedaan. Sebelum mengenal lebih lanjut urutan tangga nada pelog, perlu diketahui terlebih dahulu apa itu nada pelog.
Kata nada pelog dan slendro sudah tidak asing lagi dalam dunia musik. Tangga nada pelog sendiri disusun berdasarkan jarak antar nada.
Jenis Tangga Nada
Dalam pentatonik Jawa, terdapat 2 jenis tangga nada atau yang biasa dikenal orang Jawa sebagai 2 laras pelog dan slendro.
Di antara keduanya, meski sama-sama berasal dari musik karawitan Jawa terdapat perbedaan yang cukup signifikan, yaitu urutan tangga nadanya.
Berikut urutan tangga nada pelog dan slendro dikutip dari buku Seni Budaya Untuk SMA/MA kelas X terbitan Grasindo.
Apa Saja Urutan Tangga Nada Pelog?
Pelog adalah tangga nada yang pada umumnya digunakan pada musik Jawa. Salah satu alat musik dari Jawa yang menggunakan nada pelog adalah gamelan. Tangga nada pelog juga memiliki sebutan lain, yaitu pentatonik jawa.
Secara umum, pelog dapat menciptakan suasana yang berkesan megah pada permainan gending yang menggunakan laras pelog nem.
Urutan tangga nada pelog, yaitu terdiri dari 7 nada yang berbeda. Nada-nada tersebut adalah 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 4 (pat), 5 (mo), 6 (nem), dan 7 (pi). Urutan tangga nada pelog kurang lebih sama dengan susunan tangga nada mayor yaitu do-re-mi-fa-so-la-si-do.
Hanya saja, yang membedakan laras pelog dengan nada mayor hanya di penyebutan. Penyebutan urutan tangga nada pelog untuk karawitan tetap menggunakan bahasa Jawa yakni ji-ro-lu-pat-mo-nem-pi.
Bagaimana Urutan Tangga Nada Slendro?
Dalam karawitan musik Jawa, selain laras pelog dikenal juga istilah laras slendro. Tangga nada slendro merupakan sistem urutan nada yang terdiri dari 5 dalam 1 oktaf.
Urutan tangga nada slendro diantaranya 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 5 (mo), 6 (nem). Istilah dalam tangga nada slendro sendiri merupakan singkatan angka dari bahasa Jawa yakni ji dari siji (satu), ro dari loro (dua), lu dari telu (tiga), mo dari limo (lima), dan nem dari enem (enam).
Selain singkatan angka dalam bahasa Jawa, laras slendro juga menggunakan istilah tradisional lainnya untuk penyebutan setiap nada. Istilah tradisional tersebut adalah (1) panunggal berarti kepala, (2) gulu berarti leher, (3) berarti dada, (5) lima berarti lima jari pada tangan, dan (6) enem.
Itulah urutan tangga nada pelog dan slendro beserta perbedaannya. Buat kamu yang suka dengan musik Jawa dan tetap ingin melestarikan, dua nada tadi bisa kamu pelajari agar tetap bisa memainkan alat musik Jawa, apalagi dengan nada asli karawitan Jawa.