Sosok Gajah Mada yang Tak Tergantikan, 6 Pejabat Majapahit Dilantik sebagai Pengganti
JAKARTA, iNews.id - Sosok Gajah Mada sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit tak diragukan lagi. Sepeninggal Gajah Mada, Kerajaan Majapahit kesulitan mencari penggantinya.
Semasa hidupnya sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit, Gajah Mada mengemban banyak urusan penting di kerajaan.
Dikisahkan dalam buku \'Gajah Mada Sistem Politik dan Kepemimpinan\' karya Enung Nurhayati, Gajah Mada sebagai Mahapatih merupakan one man government atau pemerintahan satu manusia yang tak bisa digantikan oleh pejabat lain di Kerajaan Majapahit.
Tugas-tugas penting yang dikerjakan Gajah Mada akhirnya dibagikan ke beberapa pejabat di Kerajaan Majapahit.
Pejabat pertama yakni posisi Weddramantri yang diemban oleh Empu Tandi yang juga seorang Arya.
Kedua, Empu Nala yang terpilih sebagai Tumenggung Mancanagara atau wakil mahkota. Empu Nala terkenal sebagai pahlawan perang yang menghargai jasa dan menghukum kejahatan. Dia pernah menaklukkan Dompo di Nusa Tenggara.
Selanjutnya Majapahit melantik Sri Nata Krewarddhana dan Wikramawardana. Masing-masing adalah ayah dan ipar Hayam Wuruk. Mereka terpilih sebagai Dharmadhyaksa atau Ketua Mahkamah Agung yang dibantu oleh tujuh Upapati atau pembantu mahkamah.
Jabatan Gajah Mada asalnya juga meliputi mahkamah, karena dia mewakili Sri Nata. Raja adalah hakim yang paling tinggi dalam negeri.
Pejabat berikutnya yang dilantik adalah Patih Dami. Dia terpilih sebagai Yuwamantri atau menteri muda. Tugasnya mengurus seluk beluk dalam keraton. Fungsi ini semacam kepala rumah tangga keraton.
Pejabat keenam yang dilantik yakni Empu Singa, yang dipilih sebagai menteri yang bertugas mengawasi segala perintah Sri Nata. Jabatan ini fungsinya sebagai sekretaris negeri yang harus mengedarkan segala perintah baginda kepada semua yang berkepentingan.
Pekerjaan yang demikian itu dilakukan oleh patih sebagai orang yang tinggi dalam pemerintahan setelah raja, sehingga Majapahit mengangkat enam orang menteri sebagai pengganti Gajah Mada.
Pelantikan enam pejabat ini menunjukkan bahwa fungsi dan peran Gajah Mada sebagai patih meliputi segala bidang.
Hal ini membuktikan bahwa Gajah Mada memiliki sifat pemimpin yang naya. Sifat naya berarti pribadi yang bijaksana, penuh kearifan, dan memiliki siasat dan taktik.